Terbit: 3 April 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com -Kembung adalah salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi pada semua orang. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, setidaknya 16-30 persen orang selalu mengalami kembung secara reguler setelah makan. Setelah mengonsumsi beberapa jenis makanan, gas di dalam perut akan meningkat dan terlihat sangat membengkak.

Kurangi 9 Makanan Ini agar Tidak Mudah Kembung

Kondisi kembung yang terjadi di perut bisa jadi tanda gangguan kesehatan tertentu. Namun, secara umum kembung biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam bentuk sendawa atau kentut.

Kalau Anda sering mengalami kembung, bisa jadi terjadi masalah. Anda bisa segera melakukan pemeriksaan. Kalau dalam pemeriksaan tidak terdapat masalah, tapi lambung masih sering muncul. Kemungkinan besar Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan pemicu kembung di bawah ini.

Makanan yang memicu kembung

Secara umum, kembung disebabkan oleh apa yang kita makan setiap harinya. Beberapa jenis makanan memicu gas di dalam saluran cerna meningkat dan memunculkan sensasi begah dan perut membengkak. Kalau Anda sering sekali mengalami kembung, jauhi beberapa jenis makanan di bawah ini.

  1. Kacang buncis

Kacang-kacangan yang masih satu kelas dengan buncis seperti kacang merah, kedelai, kacang hitam, dan sejenisnya juga bisa menyebabkan kembung. Hal ini bisa terjadi karena terdapat beberapa jenis gula bernama alpha-galactosidase yang tidak bisa dicerna dengan baik dan akhirnya difermentasi oleh bakteri. Hasil fermentasi ini adalah gas dalam jumlah banyak.

Sebenarnya kacang-kacangan jenis ini memiliki banyak manfaat karena kandungan protein dan karbohidratnya. Namun, kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa memunculkan perasaan tidak nyaman pada perut.

  1. Lentil

Apa yang berlebihan bisa membuat kita tidak nyaman. Hal ini berlaku juga kalau kita mengonsumsi makanan yang terbuat dari lentil atau biji-bijian. Makanan dengan jenis ini banyak sekali mengandung protein, karbohidrat, dan mineral seperti zat besi, tembaga. dan mangan.

Sayangnya makanan ini terlalu banyak mengandung serat. Serat yang berlebihan akan difermentasi oleh bakteri di usus. Dampaknya, gas akan terbentuk dalam jumlah banyak dan memenuhi perut.

  1. Tepung terigu

Tepung terigu mengandung cukup banyak gluten yang bagi beberapa orang bisa menyebabkan alergi. Namun, makanan ini digunakan untuk banyak dan dipakai hampir di seluruh dunia. Cara terbaik agar tidak mengalami kembung karena banyak mengonsumsi gluten adalah menghindari makanan yang terbuat dari tepung atau membatasinya.

  1. Sayuran cruciferous

Sayuran jenis cruciferous menyebabkan kembung karena seratnya terlalu banyak dan membuat gas dihasilkan lebih banyak. Makanan jenis cruciferous ini terdiri dari brokoli, kubis, bunga kol, dan sejenisnya. Cara terbaik untuk mengatasi masalah kembung adalah pembatasan, menyubstitusi jenis sayuran, dan dimasak hingga matang sempurna.

  1. Minuman bersoda

Minuman dengan kandungan soda terlalu tinggi bisa menyebabkan perut mengalami kembung. Kondisi kembung ini muncul karena minuman bersoda mengandung banyak gas karbon dioksida. Gas ini akan terperangkap di saluran pencernaan dan membuat area perut jadi tidak nyaman karena penuh tekanan. Kondisi kembung ini akan membaik dengan sendirinya kalau seseorang bersendawa.

  1. Jelai

Jelai adalah jenis biji-bijian yang bisa digunakan untuk pengganti nasi. Makanan ini mengandung cukup banyak nutrisi bermanfaat seperti mangan dan selenium. Sayangnya beberapa orang tidak tahan dengan kandungan serat berlebih dari jelai dan mereka mengalami kembung setelah mengonsumsinya.

  1. Bawang merah dan putih

Bawang merah dan putih memiliki manfaat untuk tubuh termasuk menjaga daya tahan. Namun, kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa membuat perut menjadi kembung berlebihan. Gunakan dua bahan makanan ini seperlunya saja agar efek samping tidak muncul.

Kalau Anda sensitif dengan dua bawang ini, bisa menggunakan herba lain yang masih segar. Penggunaan jenis bubuk atau ekstrak bawang juga bisa dijadikan alternatif.

  1. Olahan susu

Olahan susu mengandung cukup banyak nutrisi seperti kalsium yang baik untuk tulang dan gigi. Kandungan protein dari susu juga cocok untuk menjaga kekuatan otot dan pembentukan sel baru di dalam tubuh. Sayangnya, pada sebagian besar orang yang tidak tahan dengan susu, kembung akan muncul dan menyebabkan kembung.

Kondisi kembung akibat susu disebut intoleransi laktosa. Kondisi ini tidak muncul kalau susu diolah dengan cara fermentasi dan menjadi yoghurt.

  1. Makanan yang terlalu manis

Saat kita puasa, makanan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi adalah makanan dengan banyak kandungan gula. Dengan makanan ini kita akan mendapatkan suplai kalori dalam jumlah banyak dan cepat. Sayangnya kita mengabaikan ukuran dari makanan dan mengonsumsi makanan manis dalam jumlah banyak dalam sekali waktu.

Akhirnya kita mengalami kembung dan perut jadi sangat begah. Makanan yang manis akan menghasilkan banyak gas. Apalagi perut dalam kondisi kosong akibat puasa atau belum makan sehari. Anda boleh makan manis, tapi makan perlahan dan jangan makan dalam jumlah yang banyak.

Hal lain yang memicu kembung

Selain makanan yang telah disebutkan di atas, ada hal lain yang menyebabkan kembung muncul dan mengganggu kita semuanya. Penyebab lain dari kembung terdiri dari:

  • Makanan terlalu cepat atau tergesa-gesa. Dampaknya akan ada banyak udara yang masuk ke dalam perut.
  • Seseorang yang merokok atau makan permen karet juga bisa mengalami kembung dengan derajat keparahan yang berbeda-beda.
  • Mereka yang memiliki alergi dengan makanan bisa mengalami kembung karena memicu perut menghasilkan cukup banyak gas.
  • Sembelit atau susah buang air besar. Feses yang bertahan lama di dalam usus akan menghasilkan lebih banyak gas lagi di dalam perut.

Demikian ulasan tentang apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami kembung dan tidak nyaman setelah makan. Nah, dari beberapa makanan di atas, kira-kira mana saja yang menyebabkan perut menghasilkan banyak gas? Semoga ulasan di atas bisa Anda gunakan sebagai rujukan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi