Terbit: 19 April 2019 | Diperbarui: 27 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Jika kita baru saja minum obat, sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi beberapa jenis makanan atau minuman tertentu. Hal ini disebabkan oleh kandungan makanan atau minuman ini bisa jadi akan mempengaruhi kinerja obat sehingga tidak akan mampu menyembuhkan penyakit yang diderita dengan maksimal. Makanan dan minuman apa sajakah yang sebaiknya dihindari?

8 Makanan yang Harus Dihindari Setelah Minum Obat

Makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari setelah minum obat

Tidak semua makanan sehat yang tinggi nutrisi ternyata baik untuk dikonsumsi saat kita mengonsumsi obat-obatan tertentu. Bisa jadi kandungan nutrisi tersebut justru membuat kinerja obat semakin menurun.

Berikut adalah makanan dan minuman yang sebaiknya tidak kita konsumsi jika sedang minum obat.

  1. Susu

Susu memang tinggi nutrisi dan bisa mengenyangkan perut, namun pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak mengonsumsinya terlebih dahulu jika sedang minum obat berjenis antibiotik. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan kalsium dan magnesium di dalamnya yang justru membuat tubuh kesulitan mengolah antibiotik. Jika sampai hal ini terjadi, obat yang dikonsumsi menjadi sia-sia dan kita justru tidak bisa sembuh dengan cepat.

  1. Buah jeruk

Banyak orang yang makan buah jeruk saat sakit karena yakin jika kandungan vitamin C di dalamnya akan semakin meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Meskipun secara logika hal ini masuk akal, pakar kesehatan menyebut konsumsi jeruk sebaiknya dihindari saat minum obat. Hal ini disebabkan oleh kandungan di dalam jeruk yang bisa menurunkan kinerja dari sekitar 50 jenis obat, termasuk obat berjens fexofenadine yang digunakan untuk mengatasi alergi.

  1. Cokelat hitam

Cokelat hitam dianggap sebagai cokelat paling baik bagi kesehatan karena rendah gula, tinggi kadar kakao dan antioksidan. Sayangnya, jika kita sedang mengonsumsi obat penenang, obat untuk mengatasi masalah insomnia, depresi, dan obat stimulant tertentu, sebaiknya tidak mengonsumsi camilan ini karena bisa membuat kinerja obat-obatan tersebut menurun dengan drastis.

  1. Kopi

Kandungan kafein yang tinggi di dalam kopi bisa melemahkan fungsi beberapa jenis obat. Bahkan, bisa jadi efek samping obat-obatan tertentu akan menjadi semakin parah setelah kita meminumnya. Meskipun rasanya sangat nikmat dan bisa menambah semangat saat sedang sakit, sebaiknya memang kita menghindari kopi terlebih dahulu agar bisa sembuh dengan cepat.

  1. Buah pisang

Banyak orang yang bahkan sengaja makan obat dengan pisang demi mengatasi kesulitan minum obat yang rasanya pahit. Masalahnya adalah kandungan di dalam buah pisang mampu mempengaruhi fungsi dari beberapa jenis obat-obatan.

Sebagai contoh, obat untuk mengatasi masalah hipertensi dan gagal jantung tidak akan berfungsi dengan baik karena dipengaruhi kandungan tyramine di dalam pisang. Padahal, kedua masalah kesehatan ini berpotensi mematikan jika tidak ditangani dengan baik.

  1. Durian

Durian memang masih menjadi buah yang cukup kontroversial. Meski rasanya enak dan aromanya menggoa, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak sembarangan makan durian. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan seperti alkohol, sulfur, ethyl metacrylate, dan kandungan lainnya yang bisa mempengaruhi kinerja beberapa jenis obat untuk masalah hipertensi, gangguan jantung, dan asam urat.

  1. Anggur

Jika kita sedang mengonsumsi obat untuk mengatasi migrain, depresi, diabetes, atau obat-obatan yang ditujukan untuk mengencerkan darah, sebaiknya jangan makan anggur terlebih dahulu. Mengonsumsinya justru akan membuat obat-obatan ini tidak mampu dicerna oleh usus dan akhirnya membuat penyakit yang diderita tak kunjung sembuh.

  1. Nanas

Kandungan di dalam nanas ternyata bisa menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap antibiotik sampai 50 persen. Kinerja dari obat ini tentu akan menurun drastis, bukan?

Sebaiknya kita menghindari makanan dan minuman ini untuk sementara hingga tubuh benar-benar sembuh dari penyakit.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi