Terbit: 14 July 2018 | Diperbarui: 31 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Anda penggemar sambal? Makanan yang satu ini memang seakan tak bisa dilepaskan dari berbagai masakan atau jajanan khas Indonesia, ya. Sambal memang sangat cocok dengan berbagai makanan dan nikmat di lidah.

3 Makanan Ini Lebih Sehat Jika Dikonsumsi dengan Sambal

Kerap dianggap berbahaya karena memiliki rasa yang super pedas hingga menyebabkan gangguan pencernaan, siapa sangka sambal justru bisa membuat berbagai jenis makanan menjadi lebih sehat, lho.

doktersehat-porsi-sambal

Photo Credit: Flickr.com/rando111us

Penasaran bagaimana caranya? Yuk, sama-sama kita simak penjelasannya di bawah ini!

Mengapa sambal bisa menjadikan makanan lain lebih sehat?

Sambal yang umumnya dijadikan sebagai pendamping bahan makan, ternyata tidak hanya asal nikmat saja untuk digunakan sebagai bahan makanan tambahan.

Kita bisa memanfaatkan sambal dengan maksimal, yaitu dengan mengonsumsi sambal sebagai pelengkap gizi bahan makanan lain yang cenderung miskin gizi, atau hanya memiliki zat gizi tunggal.

Anda tentu tahu bahwa sambal memiliki berbagai kandungan gizi dan vitamin, utamanya zat gizi jenis vitamin C dan A yang tinggi.

Bahan makanan yang lebih sehat jika dikonsumsi bersamaan dengan sambal

Untuk mendapatakan manfaatnya yang maksimal, kita bisa memanfaatkan sambal dengan mengonsumsinya bersama beberapa makanan, yaitu:

Makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan disajikan tunggal

Makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan hanya disajikan tunggal, baik sebagai menu makanan utama maupun jajan, merupakan jenis makanan yang sangat tepat jika disajikan dengan sambal.

doktersehat-kentang-gorengHal ini akan melengkapi kandungan gizi, berupa vitamin A dan C yang umumnya tidak diperoleh pada makanan sumber karbohidrat.

Beberapa contoh makanan berkarbohidrat yang bisa disajikan dengan sambal adalah berbagai sajian kentang, misalnya kentang goreng, kentang tumbuk, makaroni atau pasta, atau sajian mie, yang belakangan ini cukup populer disajikan dengan tambahan sambal.

Akan tetapi, tetap batasi porsinya paling banyak 3-4 sendok makan sambal untuk porsi satu kali makan dalam sehari, ya.

Camilan berprotein yang disajikan tunggal

Kini semakin banyak jajanan yang hanya berasal dari makanan berprotein, baik nabati atau hewani.

doktersehat-daging-sehat

Photo Credit: Flickr.com/Matt Barber

Misalnya saja daging ayam dengan baluran tepung, atau tahu dengan tepung berbumbu.

Ketimbang Anda harus menambahkan bumbu tambahan kemasan, Anda bisa memilih sambal alami sebagai tambahan agar camilan protein Anda tetap bervitamin.

Tidak hanya nikmat, namun juga bisa asupan makanan Anda menjadi lebih bergizi lengkap, bukan?

Sayuran berwarna hijau

Anda penggemar lalapan? Lalapan, utamanya yang terdiri dari sayuran berwarna hijau atau putih, sebaiknya Anda sajikan dengan sambal alami, mengapa?

doktersehat-sayuranHal ini akan efektif menambah asupan vitamin A, C dan E yang cenderung rendah sayuran berwarna hijau. Sayuran berwarna hijau memiliki kandungan cairan dan serat yang tinggi, sehingga, kombinasi sayuran dan sambal merupakan kombinasi yang super sehat karena asupan gizi dalam tubuh akan semakin lengkap.

Nah, itu dia 3 jenis bahan makanan yang akan lebih sehat jika dikonsumsi bersamaan dengan sambal.

Jangan lupa, selalu sajikan sambal dengan cara yang sehat dan tidak dikonsumsi berlebihan agar tidak mengganggu pencernaan, serta vitamin dari sambal diasup tubuh berlebihan, ya.

Agar lebih sehat, konsumsi kombinasi makanan di atas sebagai camilan, bukan makanan utama.

doktersehat-sayur-lalap-matang-mentah

Photo Credit: Flickr.com/mosespreciado

Selalu ingat, bahwa makanan utama yang baik adalah yang bergizi seimbang, yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak baik, sayuran dan buah, ya.

Sambal bisa jadi pelengkap asupan vitamin jika sajian makanan utama Anda sedang tidak terdiri dari sayuran dan buah. Kini, Anda bisa mengonsumsi kenikmatan sambal dan disajikan dengan makanan yang membuat Anda lebih sehat, bukan?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi