Terbit: 23 September 2019 | Diperbarui: 27 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ada banyak jenis diet yang bisa diterapkan, salah satunya adalah diet raw food atau diet makanan mentah. Pola makan ini membuat kita lebih sering mengonsumsi makanan mentah. Hal ini sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah di Indonesia karena ada beberapa jenis makanan yang cukup sering kita konsumsi dalam kondisi mentah.

6 Makanan Ini Jangan Dimakan Mentah-Mentah (Sering Dimakan)

Makanan yang Jangan Dimakan Mentah

Pakar kesehatan menyebut beberapa jenis makanan bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam kondisi mentah. Berikut ini beberapa makanan yang jangan dimakan mentah beserta alasannya:

  1. Kentang

Berbeda dengan masyarakat di luar negeri, masyarakat Indonesia cenderung tidak menjadikan kentang sebagai makanan pokok. Selain dijadikan campuran lauk atau bahan makanan lainnya, kentang juga bisa dijadikan camilan, baik itu yang berupa kentang goreng, kentang rebus, dan lain-lain. Tak hanya enak, kentang juga bisa membuat perut lebih mudah merasa kenyang.

Satu hal yang pasti, kita sebaiknya tidak mengonsumsi kentang yang masih dalam kondisi mentah karena hal ini akan membuat kita menelan senyawa beracun bernama solanine. Senyawa ini baru bisa hilang jika kentang dimasak. Jika sampai kita mengonsumsinya, maka bisa menyebabkan dampak berupa keracunan, sakit kepala, sakit perut, lumpuh, hingga kematian.

  1. Kacang Merah

Kacang merah bisa dijadikan camilan atau isian dari makanan lainnya. Makanan ini memiliki rasa yang khas sehingga digemari oleh cukup banyak orang. Masalahnya adalah kacang merah ternyata harus dimasak hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi. Jika tidak, maka kita akan mengalami masalah pencernaan seperti mual-mual dan muntah.

Hal ini disebabkan oleh kacang merah mentah yang memiliki kandungan lektin yang bisa menyebabkan dampak kesehatan tersebut. Pakar kesehatan menyarankan kita untuk setidaknya merendam kacang merah di dalam air selama lima jam sebelum mengolahnya demi mencegah masalah kesehatan ini.

  1. Sosis

Memang, telah ada sosis yang bisa langsung dimakan, namun pakar kesehatan menyebut sebagian besar sosis yang ada di pasaran adalah yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan bakteri yang muncul saat proses pengolahan sosis. Jika kita sembarangan memakannya saat masih dalam kondisi mentah, bisa jadi bakteri ini bisa memicu gejala keracunan atau masalah kesehatan lainnya.

Selain sosis, berbagai daging olahan dan daging jenis lainnya juga sebaiknya kita olah terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

  1. Kecambah

Kecambah yang sering kita konsumsi sebagai campuran dari pecel, karedok, atau masakan lainnya ini ternyata sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi dalam kondisi mentah. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan kandungan bakteri berbahaya di dalamnya.

Orang yang sedang sakit, ibu hamil, dan anak-anak sangat tidak disarankan mengonsumsi kecambah mentah demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

  1. Terong

Terong bisa dijadikan sayuran, sambal, atau masakan yang enak lainnya, namun pakar kesehatan ternyata sangat tidak menyarankan kita untuk mengonsumsi terong yang masih dalam kondisi mentah. Hal ini disebabkan oleh masih adanya kandungan solanin yangbisa menyebabkan keracunan atau alergi.

Pastikan untuk memasak terong terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

  1. Susu

Sebenarnya, hampir semua produk susu yang tersedia di pasaran sudah dimasak atau melalui proses pasteurisasi yang membuatnya bebas bakteri yang bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Hanya saja, jika kita menemukan susu segar yang baru diperah dari sapi atau kambing, sebaiknya tidak langsung meminumnya karena bisa saja memiliki kandungan bakteri berbahaya seperti bakteri salmonella dan E.Coli.

 

Sumber:

Anonim. 2019. Here are some foods that you should never eat raw. indianexpress.com/article/lifestyle/health/foods-that-harm-here-are-some-foods-that-you-should-never-eat-raw-6009535/. (Diakses pada 22 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi