DokterSehat.Com- Sobat Sehat pernah melihat makanan yang dibungkus dengan daun jati tidak? Biasanya, makanan yang dibungkus dengan daun jati adalah makanan tradisional seperti nasi jamblang khas Cirebon atau nasi pecel yang berasal dari Nganjuk atau Blora. Selain itu, terkadang di beberapa restoran tradisional, makanan disajikan di atas piring yang dilapisi dengan daun jati. Sebenarnya, apakah ada manfaat dari penggunaan bungkus makanan yang berasal dari daun jati ini?
Jika kita cermati, nasi yang dibungkus dengan daun jati cenderung bisa hangat dalam waktu yang lama. Dalam realitanya, tekstur daun jati yang lebih tebal dan lebih lebar bisa membuat panas yang ada di dalam makanan tidak mudah terlepas. Alhasil, makanan pun akan tetap terjaga kehangatannya. Saat kita membuka bungkus ini, kita tetap akan merasakan kenikmatan makanan yang hangat dan membuat selera makan meningkat.
Daun jati juga memiliki aroma yang khas. Saat kita membungkus makanan yang hangat ke dalam bungkus daun jati, maka aroma ini juga akan ikut tercampur pada makanan yang akan kita santap. Hal ini juga akan membuat nafsu makan kita meningkat.
Hanya saja, manfaat utama dari penggunaan daun jati sebagai pembungkus makanan adalah faktor keamanan. Sebagaimana pembungkus dari daun lainnya seperti daun pisang atau daun kelapa, bahan pembungkus makanan ini jelas jauh lebih aman jika dibandingkan dengan bahan pembungkus lain seperti plastik, gabus styrofoam, atau bahkan kertas minyak. Pembungkus makanan dari bahan plastik atau styrofoam memiliki bahan kimia berbahaya yang bisa tercampur pada makanan, apalagi jika makanan memiliki suhu yang panas. Bahan kimia ini bisa membahayakan kesehatan tubuh. Selain itu, bungkus makanan dari kertas minyak juga bisa jadi terbuat dari kertas daur ulang yang kaya akan bahan kimia berbahaya jika tercampur dengan makanan.
Jika kita memakai daun jati, tidak akan ada bahan kimia yang menempel pada makanan sehingga kita pun tidak akan khawatir mengalami dampak kesehatan.
Bungkus makanan dari daun jati jelas lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pembungkus makanan lainnya. Hal ini berarti, menggunakannya tidak akan memicu penumpukan sampah yang merusak lingkungan.