Terbit: 2 June 2019 | Diperbarui: 4 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Siapa bilang makanan tidak bisa mempengaruhi kinerja otak kita. Dalam realitanya, ada banyak sekali jenis makanan yang sebenarnya memiliki rasa yang enak namun memiliki kandungan tidak sehat. Mengonsumsinya justru akan mempengaruhi kinerja otak dengan signifikan sehingga membuat kita mudah lemot atau bahkan mudah lupa. Apa sajakah makanan-makanan yang bisa memberikan dampak kesehatan tersebut?

7 Makanan Ini Bisa Bikin Otak Lemot dan Mudah Lupa

Beberapa makanan yang buruk bagi kesehatan otak

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa jenis makanan yang ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan otak. Biasanya, makanan-makanan ini adalah yang tinggi kandungan lemak trans, kandungan yang bisa meningkatkan penumpukan plak kolesterol pada pembuluh darah yang menuju otak sehingga menurunkan fungsi organ ini.

Berikut adalah makanan-makanan tersebut.

  1. Camilan kering

Pakar kesehatan menyebut kebiasaan mengonsumsi camilan kering layaknya pie, biskuit, atau bahkan kue bisa meningkatkan risiko terkena gangguan kognitif dan memori otak. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak trans pada makanan-makanan ini. Sebagai informasi, kue, biskuit, dan pie cenderung dibuat dari bahan margarin yang cukup banyak. Bahan inilah yang tinggi kandungan lemak trans.

  1. Berondong

Berondong atau popcorn yang diberi tambahan mentega ternyata juga bisa menyebabkan otak lemot dan mudah lupa. Bahkan, pakar kesehatan menyebut sering mengonsumsinya bisa membuat risiko terkena penyakit alzheimer meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan kimia diacetyl yang bisa memicu penumpukan plak amyloid pada otak kita. Kandungan inilah yang bisa menurunkan fungsi organ ini.

Selain itu, popcorn juga tinggi kandungan lemak jenuh yang juga bisa membuat fungsi otak semakin menurun.

  1. Kentang goreng

Salah satu camilan yang paling digemari siapa saja ini ternyata juga bisa menyebabkan penurunan fungsi otak dengan signifikan, lho. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi di dalamnya. Di dalam 100 gram kentang goreng bisa ditemukan 2,3 gram lemak jenuh dan 0,1 gram lemak trans yang bisa meningkatkan risiko terkena alzheimer!

  1. Pizza

Salah satu makanan cepat saji yang paling digemari banyak orang karena rasanya yang luar biasa nikmat ini ternyata juga tinggi kandungan lemak jahat. Sebagai informasi, jika kita mengonsumsi pizza 100 gram saja, maka kita sudah mengonsumsi 0,2 gram lemak trans dan 4,5 gram lemak jenuh yang berbahaya.

  1. Minuman manis

Meski enak dan menyegarkan, sudah menjadi rahasia umum bahwa minuman manis seperti teh botolan, minuman bersoda, atau bahkan jus buah kemasan sangat tidak baik untuk sering dikonsumsi. Kandungan gulanya yang tinggi bisa meningkatkan risiko terkena kenaikan berat badan dan diabetes. Selain itu, jika sampai tubuh mengalami kadar gula darah yang berlebihan, maka risiko untuk terkena demensia juga meningkat.

Selain minuman-minuman yang dijual di toko-toko, kebiasaan mengonsumsi minuman manis yang dibuat sendiri di rumah seperti teh manis atau kopi manis juga bisa menyebabkan dampak yang sama.

  1. Minuman alkohol

Sebagaimana minuman manis, minuman beralkohol juga bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Hal ini disebabkan oleh kandungan di dalam minuman ini yang bisa memicu penurunan volume otak dan merusak neurotransmitter pada organ ini. Bahkan, sebuah penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal BMJ menghasilkan fakta bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol sudah mampu memicu kerusakan otak dengan signifikan.

  1. Daging olahan

Daging olahan yang sering kita jadikan lauk karena praktis untuk diolah dan memiliki rasa yang enak layaknya sosis, nugget, dan lain-lain ini ternyata juga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan otak. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan nitrosamine yang bisa memicu penumpukan lemak pada otak. Bahkan, ada penelitian yang membuktikan bahwa hobi mengonsumsi daging olahan bisa menurunkan fungsi memori dengan drastis.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi