Terbit: 2 December 2018 | Diperbarui: 25 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Susu biasanya diminum setelah makan, khususnya sarapan pagi. Dengan adanya susu, maka kita bisa menambah asupan nutrisi yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Hanya saja, ada anggapan yang menyebutkan bahwa susu sebaiknya tidak diminum jika kita baru saja makan telur. Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

Benarkah Makan Telur Bersama dengan Susu Berbahaya?

Fakta makan susu dan telur bersamaan

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa telur termasuk dalam makanan yang kaya akan kandungan nutrisi seperti protein, kolin, dan albumen. Sementara itu, susu termasuk dalam makanan yang tinggi kalsium, mineral, dan berbagai macam vitamin. Mengonsumsi keduanya di waktu yang berdekatan tidak akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Hanya saja, jika kita mengonsumsi susu dan telur mentah atau telur setengah matang, bisa jadi kita akan mengalami masalah.

Apa bahaya mengonsumsi telur mentah?

Meskipun tinggi nutrisi, dalam realitanya telur mentah berpotensi memiliki bakteri salmonella yang bisa memicu infeksi. Karena alasan inilah kita harus memasaknya hingga benar-benar matang, bukannya memasaknya setengah matang saja. Jika tidak dimasak dengan matang, bisa jadi masih ada bakteri di dalam perut yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan datangnya penyakit.

Pakar kesehatan juga menyebut konsumsi telur dan susu mentah membuat kita mengonsumsi protein yang sulit untuk dicerna oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Bukannya dimaksimalkan oleh tubuh untuk kebutuhan otot, protein ini hanya akan diubah menjadi lemak yang terus menumpuk di dalam tubuh dan bisa membahayakan kesehatan.

Kombinasi makanan lainnya yang sebaiknya tidak kita konsumsi

Selain memilih makanan yang sehat, kita juga harus pandai-pandai menentukan kombinasi makanan yang tepat demi mendapatkan manfaatnya sekaligus mencegah datangnya masalah kesehatan.

Berikut adalah beberapa kombinasi makanan yang sebaiknya tidak kita konsumsi bersamaan karena bisa jadi membahayakan tubuh.

  1. Tomat dan mentimun

Kita tentu sering melihat kombinasi tomat dan mentimun seperti di nasi goreng yang bisa kita dapatkan di berbagai tempat makan. Meskipun tergolong dalam makanan yang sehat, ada baiknya kita tidak mengonsumsi tomat dan mentimun dalam waktu yang bersamaan karena dikhawatirkan bisa mengganggu keseimbangan kimiawi di dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan gejala berupa pembengkakan.

  1. Daging cincang dan pasta

Pasta yang diberi tambahan daging cincang sepertinya sangat nikmat untuk dikonsumsi. Sayangnya, pakar kesehatan menyebut kombinasi dari kedua makanan ini tidak sehat. Hal ini disebabkan oleh pasta yang memiliki kandungan gula sederhana yang sangat mudah meningkatkan kadar gula darah. Sering mengonsumsinya dikhawatirkan akan membuat kita lebih rentan terkena diabetes dan penyakit kardiovaskular.

  1. Daging dan kentang

Daging dan kentang sering kita konsumsi seperti saat kita makan steak atau masakan lainnya. Sayangnya mengonsumsi kedua makanan ini dalam waktu yang bersamaan ternyata bisa membuat perut bekerja dengan jauh lebih berat. Perut yang terbebani akan mengalami gejala seperti begah, sering bersendawa, dan perut kembung.

  1. Susu dan buah pisang

Susu dan pisang memang terasa sangat nikmat untuk dikonsumsi bersamaan. Sayangnya ada sebagian pakar kesehatan yang menyebut makan keduanya dengan bersamaan bisa membuat sistem pencernaan menjadi lebih lambat dan akhirnya memicu gangguan pencernaan.

  1. Produk susu dan buah nanas

Nanas termasuk dalam buah dengan sifat yang asam. Jika dikombinasikan dengan produk sus, dikhawatirkan hal ini bisa memicu efek keracunan atau gangguan pencernan.

  1. Minum bir bersamaan dengan ngemil kacang

Sebagian orang sengaja mengonsumsi bir sambil ditemani dengan makan kacang, apalagi jika mengobrol bersama dengan teman-teman. Sayangnya, hal ini akan menyebabkan efek dehidrasi yang tentu berbahaya bagi kesehatan organ-organ dalam dan berbagai sistem yang ada di dalam tubuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi