Di Indonesia, jeroan sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang digemari banyak orang. Meski sering dianggap sebagai makanan yang tidak sehat, dalam realitanya jeroan bisa diolah menjadi berbagai makanan yang lezat. Penelitian terbaru bahkan menyebut makan jeroan bisa membantu menyelamatkan bumi. Kok bisa?
Cara Jeroan Menyelamatkan Bumi
Penelitian yang dilakukan Public Health Colloboration (PHC) yang baru saja mengeluarkan kampanye Organuary mengklaim kebiasaan makan jeroan seperti ginjal, hati, atau bahkan buntut sapi bisa memberikan manfaat lebih baik bagi lingkungan dibandingkan dengan menerapkan gaya hidup vegan. Bahkan, kampanye ini menyebut kebiasaan mengonsumsinya bisa melawan obesitas dan diabetes.
“Banyak orang yang percaya jika menerapkan gaya hidup vegan adalah yang paling baik bagi kesehatan dan lingkungan. Hanya saja, jika kita menerapkan gaya hidup ini, mau tidak mau juga harus mengonsumsi banyak suplemen demi memenuhi kekurangan nutrisi. Dengan mengonsumsi jeroan yang murah dan bergizi, kita bisa mendapatkan manfaat lebih banyak,” ucap dr. Joanne McCormack dari PHC.
Konsumsi suplemen inilah yang dianggap kurang baik bagi lingkungan, baik itu dalam hal produksi suplemen atau sampah dari suplemen tersebut yang kurang baik bagi bumi.
“Saya bukan anti vegan, tapi tubuh kita juga membutuhkn asupan hewani dan jeroan bisa menjadi solusinya,” ucap peneliti lainnya, Giancarlo Caldesi.
Di Eropa, khususnya di Inggris, jeroan seperti babat, lidah, atau otak semakin tidak diminati. Padahal, masyarakat Inggris dulu sangat menggemarinya.
Kampanye Organuary ditujukan untuk meminimalkan limbah, termasuk dalam hal bahan makanan dari bahan hewani. Jeroan yang sering dianggap sebagai limbah dianggap bisa dimaksimalkan karena tinggi nutrisi dan memiliki rasa enak. Kampanye ini telah menarik perhatian lebih dari 300 ribu orang.
Menariknya, kampanye ini ternyata tidak dianggap saingan oleh mereka yang menerapkan gaya hidup vegan. Kampanye Veganuary menyebut Organuary sebagai sebagai cara untuk mengubah persepsi jeroan sebagai limbah yang tak lagi bisa digunakan.
Makan Jeroan Terlalu Sering bisa Memberikan Kerugian Tersendiri
Meski rasanya enak, pakar kesehatan menyebut jeroan sebaiknya tidak sering kita konsumsi karena bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan.
Berikut adalah berbagai efek kesehatan jika kita setiap hari mengonsumsinya.
1. Peningkatan Kolesterol
Hampir semua jenis kolesterol memiliki kadar lemak serta kolesterol yang tinggi. Memang, lemak juga bisa memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, khususnya sebagai sumber energi, pengendalian hormon, dan fungsi otak, namun sebaiknya kita menjaga asupannya maksimal sekitar 67 gram saja setiap hari.
Jika kita sering mengonsumsi jeroan setiap hari, dikhawatirkan akan membuat kadar kolesterol naik dan risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung, stroke, dan lain-lain akan meningkat.
2. Memicu Penyakit Asam Urat
Jeroan juga tinggi kandungan purin. Masalahnya adalah jika konsumsi purin berlebihan, bisa menyebabkan pembentukan kristal asam urat pada persendian dan akhirnya meningkatkan risiko terkena penyakit gout yang bisa memicu sensasi nyeri luar biasa.
3. Kelebihan Vitamin A
Terlalu sering makan jeroan juga bisa membuat asupan vitamin A menjadi berlebihan. Meski baik bagi kesehatan mata, kelebihan vitamin ini bisa menyebabkan sakit kepala, mual-mual, hingga gangguan fungsi liver. Pakar kesehatan dari National Institutes of Health menyebut kita sebaiknya membatasi asupan vitamin A maksimal 10.000 iU saja.
Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi jeroan maksimal sekali saja dalam seminggu. Jika dikonsumsi lebih dari batasan ini, apalagi setiap hari, bisa menyebabkan dampak kesehatan tersebut.
Sumber:
- Elliott, Valeri. 2020. Eating kidneys, liver and heart is healthy and will help the environment, doctors say. www.dailymail.co.uk/news/article-7852653/Eating-kidneys-liver-heart-healthy-help-environment-doctors-say.html (Diakses pada 12 Januari 2020).