Terbit: 19 December 2019 | Diperbarui: 6 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Salah satu makanan laut yang dianggap memiliki rasa paling nikmat adalah lobster. Dagingnya yang lembut dengan sensasi rasa yang manis dan gurih bisa menggoyang lidah. Hanya saja, banyak orang yang takut untuk mengonsumsinya karena lobster dianggap kurang baik bagi kesehatan. Apakah anggapan ini memang benar?

Sebenarnya, Lobster Termasuk Makanan Sehat Nggak Sih?

Lobster, Sehat Tidak Jika Dikonsumsi?

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang membuat banyak orang ragu untuk mengonsumsi lobster. Salah satunya adalah kandungan merkuri di dalamnya. Sebagai informasi, beberapa jenis makanan laut memang memiliki kandungan merkuri yang bisa membahayakan kesehatan. Lobster juga dianggap sebagai makanan yang tinggi kandungan logam berat ini.

Beruntung, pakar kesehatan menyebut lobster tidak termasuk dalam makanan tinggi merkuri. Jumlahnya cenderung sedikit atau setara dengan beberapa jenis ikan laut yang kita konsumsi. Hal ini berarti, kita bisa tetap dengan tenang menyantapnya meskipun memang porsi dan frekuensinya sebaiknya dibatasi.

Selain merkuri, ada banyak orang yang mengkhawatirkan adanya kandungan parasit atau virus di dalam lobster. Hanya saja, pakar kesehatan menyebut kita tidak perlu benar-benar mengkhawatirkan hal ini karena asalkan daging lobster benar-benar dimasak hingga matang, maka berbagai macam bakteri, kuman, atau parasit akan mati dan tidak akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.

Ada pula anggapan yang menyebut lobster adalah pemakan makanan-makanan busuk atau hal-hal kotor lainnya di dasar laut. Hal ini tidaklah benar. Dalam realitanya, lobster mengonsumsi daging ikan, kepiting, tiram, kerang, dan berbagai hal lainnya.

Beberapa Fakta Lain Terkait dengan Lobster

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa fakta yang terkait dengan lobster yang bisa kita jadikan acuan sebelum benar-benar mengonsumsinya.

Berikut adalah fakta-fakta tersebut.

  1. Tidak Tinggi Kandungan Kolesterol

Banyak orang yang menganggap lobster tinggi kandungan kolesterol sebagaimana makanan laut dari hewan bercangkang lainnya. Padahal, anggapan ini tidaklah tepat. Kadar kolesterol di dalamnya tergolong sedang sehingga asalkan tidak dikonsumsi dengan berlebihan, tidak akan menyebabkan kolesterol tinggi.

Hanya saja, hal ini juga bergantung pada cara memasak lobster. Jika kita merebus atau mengukusnya, maka kadar kolesterolnya tidak akan naik. Sementara itu, jika kita menggoreng atau menambahkan bahan lain seperti saus dan keju, bisa jadi akan menyebabkan dampak kurang baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Satu hal yang pasti, lobster tinggi kandungan asam lemak omega 3 yang baik bagi jantung dan bisa menurunkan risiko terkena masalah pada organ kardiovaskular.

  1. Baik bagi Kesehatan Otak

Di dalam lobster terdapat kandungan seng dan asam lemak omega 3 yang bisa membuat fungsi kognitif otak semakin meningkat. Hal ini akan tentu akan membuat kita berpikir dengan lebih jernih dan bisa berkonsentrasi dengan lebih baik. Kandungan-kandungan ini juga bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

  1. Melawan Paparan Buruk Radikal Bebas

Lobster tinggi kandungan selenium yang bisa membantu tubuh melawan paparan buruk radikal bebas yang bisa menyebabkan datangnya peradangan atau masalah kesehatan lainnya.

  1. Tinggi Kandungan Protein

Sebagaimana makanan laut pada umumnya, lobster termasuk dalam makanan dengan kandungan protein yang tinggi. Hal ini tentu bisa membantu proses regenerasi sel dan fungsi otot dengan efektif. Selain itu, protein juga bisa membantu perut mudah kenyang dalam waktu yang lama dan akhirnya membantu menjaga berat badan atau menyukseskan program diet.

  1. Tinggi Vitamin

Rutin makan lobster akan membuat kita mendapatkan banyak sekali vitamin yang baik bagi kesehatan tubuh.

 

Sumber:

  1. Anonim. 2015. 5 HEALTH BENEFITS FROM EATING MORE LOBSTERS. www.herworld.com/lifestyle/5-health-benefits-eating-more-lobsters-0 (Diakses pada 19 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi