Terbit: 22 September 2019 | Diperbarui: 31 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu bagian dari daging ayam yang paling digemari banyak orang adalah kulit ayam. Rasanya sangatlah nikmat dan renyah sehingga bisa membuat kita ketagihan. Hanya saja, ada anggapan yang menyebut kulit ayam kurang baik bagi kesehatan. Apakah anggapan ini memang benar?

Kulit Ayam Sebenarnya Sehat atau Berbahaya?

Dampak Makan Kulit Ayam bagi Kesehatan

Selama bertahun-tahun, pakar kesehatan menyarankan kita untuk menghilangkan bagian berlemak dari daging unggas sebelum mengonsumsinya. Biasanya, hal ini disebabkan oleh adanya anggapan yang menyebutkan bahwa bagian ini tinggi kandungan lemak jenuh yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Ternyata anggapan ini tidak tepat. Dalam realitanya, kulit ayam tidaklah seberbahaya yang kita pikrikan. Bahkan, belakangan ini para pakar menyebut kulit ayam sebenarnya memiliki kandungan lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health Consumption, disebutkan bahwa mayoritas lemak di dalam kulit ayam sebenarnya adalah yang berjenis lemak tak jenuh. Mengonsumsinya tentu bisa membuat kadar kolesterol dan tekanan darah turun.

Hanya saja, para peneliti juga menyebut konsumsi kulit ayam tidak dilakukan dengan sembarangan. Sebagai contoh, jika kita sedang menjaga atau ingin menurunkan berat badan, sebaiknya tidak mengonsumsinya dengan berlebihan.

Jika kita mengonsumsi dada ayam yang masih memiliki kulit, sebenarnya tidak apa-apa untuk dilakukan, namun jika kita ingin menghilangkannya, hal ini juga boleh untuk dilakukan. Hanya saja, sebenarnya sepotong kulit berukuran kecil ini tidak memberikan dampak yang berarti bagi asupan lemak jenuh dan kalori. Hal yang berbeda terjadi jika kita mengonsumsi kulit ayam dalam jumlah besar seperti sate kulit atau gorengan kulit ayam. Kadar kalorinya yang tinggi tentu bisa meningkatkan berat badan dengan signifikan.

“Kalau kita makan sepotong daging ayam yang ada dikulitnya, tidak apa-apa untuk dilakukan. Pastikan saja untuk tidak makan kulit ayam terlalu banyak,” saran Sheena Smith dari Integrated Medicine Institute.

Cara pengolahan daging ayam juga berpengaruh besar pada seberapa sehat kulit ayam yang kita konsumsi. Sebagai contoh, jika kita menggorengnya di dalam minyak panas atau mentega, bisa jadi daging dan kulit ayam ini kurang sehat. Hanya saja, jika kita menjadikannya sup atau memanggangnya, ayam tentu lebih sehat untuk dikonsumsi.

Beberapa Manfaat dari Kulit Ayam

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan jika rutin mengonsumsi kulit ayam dengan jumlah yang tepat dan diolah dengan proses yang baik.

Berikut adalah manfaat-manfaat tersebut.

  1. Baik bagi Kesehatan Jantung

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, anggapan bahwa kulit ayam berbahaya bagi kesehatan jantung belum tentu benar. Sebagaimana alpukat, sebenarnya kulit ayam memiliki kandungan lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan jantung dan menurunkan kadar kolesterol.

  1. Kadar Kalorinya Masih Aman

Asalkan dikonsumsi bersama daging ayam, bukannya produk kulit ayam dengan porsi yang besar, kadar kalori dari kulit ayam sebenarnya tidak begitu tinggi. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi 340 gram daging ayam dengan kulit yang masih menempel, hanya memiliki 50 gram kalori lebih banyak dibandingkan dengan daging ayam tanpa kulit dengan ukuran yang sama.

  1. Minyak yang Diserap Kulit Ayam Sebenarnya Tidak Banyak

Banyak orang yang berpikir jika kulit ayam menyerap minyak dalam jumlah yang sangat banyak saat digoreng. Padahal, anggapan ni tidak benar. Justru, dengan adanya kulit ayam, bagian dalam daging ayam tidak menyerap minyak dalam jumlah yang lebih banyak sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.

 

Sumber:

  1. Wang, Jeanette. 2015. Doctors got it wrong: eating chicken skin now and again IS good for you.com/lifestyle/health-beauty/article/1893758/doctors-got-it-wrong-eating-chicken-skin-now-and-again-good. (Diakses pada 22 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi