Terbit: 23 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apakah Anda sering mengonsumsi camilan? Ya, ngemil memang merupakan suatu kebiasaan yang bisa bisa memberikan berbagai manfaat untuk tubuh, asalkan dilakukan dengan pemilihan jenis dan porsi yang tepat.

Tak Disadari, 4 Kebiasaan Sepele saat Ngemil Ini Ternyata Tak Sehat

Sayangnya, ngemil dianggap sebagai waktu makan yang sepele, sehingga tak jarang sebagian orang menganggap bahwa ngemil hanyalah selingan belaka.

Padahal, jika asal dilakukan ngemil bisa membawa kebiasaan buruk bagi kesehatan, lho.

Mengapa ngemil bisa memberikan kebiasaan yang tidak sehat bagi tubuh?

Camilan merupakan salah satu waktu makan yang patut dipertimbangkan untuk turut memenuhi kebutuhan gizi harian. Jika diatur dalam porsi dan jenis yang tepat, camilan bisa memberikan 15-20% kebutuhan energi dan gizi orang dewasa.

Hal ini tentu saja akan didapatkan jika camilan yang dipilih adalah camilan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, misalnya camilan yang berasal dari bahan makanan yang banyak mengandung serat, vitamin, mineral atau protein rendah lemak.

Akan tetapi, kebanyakan camilan yang tersedia di pasaran dan sering dikonsumsi, memiliki jenis yang kurang memenuhi kebutuhan gizi saat ngemil.

burger-junk-food-doktersehat

Photo Credit: pexels.com

Kita sangat mudah menemukan camilan yang hanya terdiri dari karbohidrat saja, camilan yang banyak mengandung lemak, atau camilan yang mendapatkan banyak bahan pangan tambahan dan pengawet.

Hal ini kerap tidak disadari, padahal asupan zat tersebut justru sebaiknya dibatasi karena menyebabkan asupan kalori, gula, lemak, dan natrium berlebihan.

Lantas, apa saja kebiasaan ngemil yang tidak sehat untuk tubuh?

Berikut beberapa kebiasaan saat ngemil yang sebaiknya kita hindari:

1. Terlalu sering dan terlalu banyak mengonsumsi camilan

Meskipun mengonsumsi camilan adalah kebiasaan yang sehat, namun ngemil dalam frekuensi yang terlalu sering tentu menyebabkan asupan makanan menjadi berlebihan.

cupcake-makanan-manis-gula-doktersehat

Photo Credit: flickr/ Neil Conway

Untuk itu, ngemil sebaiknya diatur diantara waktu makan dan paling banyak 2-3 kali dalam sehari.

Porsi camilan dalam satu kali ngemil juga sebaiknya tidak berlebihan. Sesuaikan dengan kebutuhan gizi tubuh, umumnya satu saji camilan bisa memenuhi 8-15% kebutuhan energi tubuh.

2. Memilih camilan kemasan

Meskipun praktis dan enak, camilan kemasan bukanlah pilihan yang tepat, mengapa?

doktersehat-shopping-label-makanan-kadaluarsa Camilan kemasan rentan mendapatkan tambahan bahan pengawet. Selain itu, jika camilan kemasan yang diolah dengan metode goreng, maka kandungan lemak transnya akan meningkat.

Padahal lemak trans adalah jenis lemak yang sangat berbahaya karena meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kadar kolesterol baik dalam tubuh.

Sebisa mungkin usahakan memilih camilan dari bahan makanan alami dan segar.

3. Mengonsumsi camilan kemasan langsung dari kemasan besar

Seperti yang telah disebutkan, camilan kemasan memiliki banyak kandungan pengawet, natrium dan lemak trans.

doktersehat-keripik-junk-foodMengonsumsi camilan kemasan, langsung dari kemasan besar akan meningkatkan risiko kita sulit mengontrol porsi camilan tersebut. Hal ini tentu meningkatkan risiko asupan natrium dan lemak dalam tubuh, bukan?

4. Terlalu banyak mengonsumsi camilan sehat

Anda tentu sudah sering mendengar tentang camilan sehat, misalnya camilan dari buah, yoghurt, atau camilan kemasan yang mengandung gula, lemak, atau natrium lebih rendah. Hal ini tentu sangat membantu mewujudkan kebiasaan ngemil yang sehat, ya.

doktersehat-almond-yoghurt

pic credit: jules

Akan tetapi, mengonsumsi camilan sehat terlalu banyak , ternyata bukan menjadi kebiasaan yang baik, lho.

Kondisi ini tentu membuat camilan dikonsumsi dalam porsi yang berlebihan dan meningkakan kalori dalam tubuh. Apalagi, camilan sehat tersebut belum tentu memiliki kandungan gizi yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan gizi harian tubuh. Jadi, tetap konsumsi camilan sehat tersebut sesuai porsi yang dibutuhkan tubuh, ya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi