Terbit: 20 August 2020 | Diperbarui: 8 April 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Kekurangan vitamin B12 tentu tidak boleh Anda alami. Pasalnya, vitamin ini sangat penting bagi tubuh. Kurang vitamin B12 sendiri ditandai oleh sejumlah gejala. Simak informasi mengenai kekurangan vitamin B12 mulai dari gejala, akibat, hingga cara mengatasinya berikut ini!

Kekurangan Vitamin B12: Gejala, Akibat, Cara Mengatasi

Apa Itu Vitamin B12?

Vitamin B12 adalah satu jenis vitamin yang tentunya sangat dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Bagaimana tidak? Vitamin ini memiliki sejumlah peran penting bagi tubuh, dua yang paling utama adalah membantu proses pembentukan DNA dan memproduksi sel darah merah.

Selain itu, vitamin B12 juga berfungsi untuk merawat sistem saraf tubuh agar jangan sampai mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, kekurangan vitamin B12 adalah kondisi yang harus Anda hindari.

Gejala Kekurangan Vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 ditandai oleh sejumlah gejala. Apa saja tanda-tanda tubuh jika tubuh Anda kurang asupan vitamin B12?

1. Tubuh Mudah Lelah

Gejala kekurangan vitamin B12 yang pertama adalah tubuh mudah lelah. Hal ini dapat disebabkan karena vitamin B12 penting untuk memelihara sel-sel saraf, sehingga kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan rasa lelah atau pegal. 

Vitamin B 12 juga berperan dalam pembentukan sel darah merah, bila kekurangan vitamin B12 dapat terjadi anemia pernisiosa yang menyebabkan ukuran sel darah merah membesar dan tidak dapat membawa oksigen dengan efektif.

2. Mobilitas Tubuh Terganggu

Asupan vitamin B12 yang kurang juga berdampak pada terganggunya mobilitas tubuh. Dalam hal ini, Anda mungkin akan mengalami gangguan keseimbangan atau koordinasi ketika sedang berjalan maupun menggerakkan anggota tubuh yang lainnya.

Gejala kurang vitamin B12 yang satu ini umumnya dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut, tepatnya 60 tahun ke atas. Akan tetapi, bukan berarti Anda yang masih di usia produktif tidak akan mengalami gejala tersebut apabila kurang vitamin B12, ya.

3. Masalah pada Mulut

Akibat kekurangan vitamin B12, Anda juga bisa mengalami masalah pada mulut. Sejumlah masalah mulut yang berpotensi dialami apabila asupan vitamin B12 kurang di antaranya adalah:

  • Radang lidah, ditandai dengan lidah yang membengkak dan memerah
  • Ulseratif
  • Mulut terasa seperti terbakar

Lagi-lagi, munculnya masalah pada mulut ini berkaitan dengan kurangnya pasokan oksigen akibat sedikitnya jumlah sel darah merah.

4. Kepala Pusing

Kepala sering merasa pusing juga bisa menjadi pertanda kalau tubuh Anda tidak mendapat asupan vitamin B12 yang mencukupi. Hal ini dikarenakan pasokan oksigen menuju area kepala, khususnya otak, tidak optimal akibat produksi sel darah merah yang terhambat.

Akan tetapi, kepala pusing juga bisa menjadi pertanda dari masalah kesehatan yang lainnya. Apabila Anda merasa pusing selama berhari-hari, sebaiknya kunjungi dokter guna dilakukan pemeriksaan medis lebih lanjut.

5. Napas Pendek

Selain kepala pusing, anemia yang disebabkan karena kurang asupan vitamin B12 juga dapat menyebabkan napas pendek. Gejala ini utamanya muncul saat Anda sedang melakukan aktivitas, sekalipun aktivitas yang dilakukan tergolong ringan.

6. Gangguan Penglihatan

Gejala kekurangan vitamin B12 selanjutnya yang harus Anda ketahui dan waspadai terganggunya penglihatan, dalam hal ini, penglihatan menjadi kabur. Ini dapat terjadi karena asupan vitamin B12 yang kurang lama-kelamaan dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf pada saraf optik yang mengarah ke mata.

Kerusakan tersebut dapat mengganggu sinyal saraf yang mengalir dari mata ke otak, untuk kemudian mengganggu penglihatan Anda. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai neuropati optik.

7. Perubahan Suasana Hati

Seseorang yang mengalami defisiensi B12 juga dilaporkan kerap mengalami perubahan suasana hati (mood) yang tidak menentu. Sebuah teori mengungkapkan bahwa kadar homosistein yang tinggi akibat rendahnya kadar vitamin B12 menyebabkan kerusakan pada jaringan otak dan mengganggu sinyal ke dan dari otak hingga berujung pada perubahan suasana hati tersebut.

Kendati demikian, perlu ditekankan jika mood yang kerap berubah juga bisa dipicu oleh masalah kesehatan lainnya. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini dengan dokter Anda.

8. Suhu Tubuh Meningkat

Pada kasus yang jarang, defisiensi vitamin B12 juga menyebabkan seseorang mengalami peningkatan suhu tubuh secara drastis. Belum dapat dipastikan mengapa hal ini bisa terjadi, namun sejumlah dokter mengklaim bahwa mereka pernah menangani pasien dengan keluhan demam, dan demam tersebut berhasil turun ketika pasien diberikan suplemen vitamin B12.

9. Kesemutan

Defisiensi vitamin B12 dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf tubuh. Hal ini dapat terjadi seiring waktu karena vitamin B12 merupakan kontributor penting pada jalur metabolisme yang menghasilkan myelin. Nah, myelin ini fungsinya mengelilingi saraf sebagai bentuk perlindungan dan isolasi.

Kerusakan saraf akibat kurang vitamin B12 ditandai dengan gejala paresthesia atau lebih umum kita kenal dengan istilah ‘kesemutan’. Menariknya, gejala neurologis yang terkait dengan defisiensi B12 biasanya terjadi bersamaan dengan anemia. Namun, satu penelitian menemukan bahwa sekitar 28% orang memiliki gejala neurologis defisiensi B12, tanpa tanda-tanda anemia.

10. Kulit Pucat

Gejala kekurangan vitamin B12 lainnya adalah kulit yang jadi tampak pucat. Hal ini juga disebabkan oleh rendahnya jumlah sel darah merah di dalam tubuh.

Vitamin B12 memainkan peran penting dalam produksi DNA yang dibutuhkan untuk membuat sel darah merah. Tanpanya, instruksi untuk membangun sel tidak lengkap, dan sel tidak dapat membelah. Akibatnya, terjadilah anemia yang disebut anemia megaloblastik di mana sel darah merah yang diproduksi di sumsum tulang besar dan rapuh.

Sel darah merah ini terlalu besar untuk dikeluarkan dari sumsum tulang dan masuk ke sirkulasi. Oleh karena itu, tubuh tidak memiliki banyak sel darah merah yang beredar dan warna kulit pun jadi tampak pucat.

11. Jantung Berdetak Cepat

Denyut jantung yang cepat mungkin merupakan akibat kekurangan vitamin B12. Ini dimungkinkan karena jantung harus bekerja ekstra untuk menutupi berkurangnya jumlah sel darah merah dalam tubuh.

Anemia memberi tekanan pada jantung untuk mendorong volume darah yang lebih tinggi ke seluruh tubuh dan melakukannya lebih cepat. Respons ini adalah cara tubuh untuk mencoba memastikan bahwa oksigen yang cukup bersirkulasi melalui semua sistem tubuh dan mencapai semua organ.

12. Kesulitan Berpikir

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan masalah dengan pemikiran, yang oleh dokter disebut sebagai gangguan kognitif. Masalah-masalah ini termasuk kesulitan berpikir atau bernalar dan kehilangan ingatan.

Satu studi bahkan mengaitkan kadar vitamin B12 yang rendah dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, demensia vaskular, dan penyakit Parkinson. Penurunan jumlah oksigen yang mencapai otak akibat sel darah merah yang sedikit mungkin menjadi penyebab dari gejala defisiensi vitamin B12 yang satu ini.

13. Mual dan Muntah

Akibat lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah terganggunya sistem pencernaan hingga menimbulkan gejala berupa mual dan muntah. Ini karena organ pencernaan seperti lambung tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Selain mual dan muntah, pengidap defisiensi vitamin B12 mungkin juga akan mudah terserang diare.

14. Berat Badan Menurun

Berkaitan dengan poin sebelumnya, kurangnya asupan vitamin B12 bisa berakibat pada turunnya berat badan. Rasa mual—yang kadang disertai muntah—akan menurunkan nafsu makan. Alhasil, frekuensi makan Anda jadi berkurang dan lama-kelamaan berat badan mengalami penurunan.

Cara Mengatasi Kekurangan Vitamin B12

Cara mengatasi kekurangan vitamin B12 adalah tentu saja dengan segera mencukupi kebutuhan Anda akan vitamin tersebut dan mempertahankannya. Setiap orang memiliki kebutuhan vitamin B12 yang berbeda-beda, tergantung pada usia.

Secara umum, besarnya kebutuhan vitamin B12 berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

  • Bayi 0-6 bulan: 0,4 mcg
  • Bayi 7-12 bulan: 0,5 mcg
  • Anak-anak 1-3 tahun: 0,9 mcg
  • Anak-anak 4-8 tahun: 1,2 mcg
  • Anak-anak 9-13 tahun: 1,8 mcg
  • Remaja 14-18 tahun: 2,4 mcg
  • Dewasa: 2,4 mcg (2,6 mcg saat hamil dan 2,8 mcg saat menyusui)

Lantas, di mana Anda bisa mendapatkan vitamin B12? Vitamin ini dapat ditemukan pada sejumlah jenis makanan seperti daging merah, daging ayam, telur, produk olahan susu (keju, yogurt, dsb.). Selain dari makanan, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B12 sebagai alternatif.

 

  1. Anonim. Vitamin B12: What to Know. https://www.webmd.com/diet/vitamin-b12-deficiency-symptoms-causes#1 (diakses pada 20 Agustus 2020)
  2. Burgess, L. 2019. What are the symptoms of vitamin B-12 deficiency? https://www.medicalnewstoday.com/articles/324265 (diakses pada 20 Agustus 2020)
  3. West, H. 2017. 9 Signs and Symptoms of Vitamin B12 Deficiency. https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-b12-deficiency-symptoms#section10 (diakses pada 20 Agustus 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi