Terbit: 14 March 2019 | Diperbarui: 9 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Jahe adalah tanaman rimpang yang telah banyak dimanfaatkan sejak dulu. Namun, tahukah Anda zat-zat apa saja yang ada di dalam kandungan jahe? Jahe ternyata mengandung beberapa zat gizi dan zat kimia yang bermanfaat.

Kandungan Jahe Merah dan Jahe Putih, Gizinya Lebih Unggul Jahe Apa?

Ketahuilah kandungan gizi jahe termasuk kandungan jahe merah dan jahe jenis lainnya. Simak juga apa manfaat masing-masing jenis jahe untuk kehidupan manusia.

Mengenal tanaman jahe

Jahe merupakan salah satu tanaman yang termasuk suku temu-temuan Zingiberaceae. Tanaman jahe masih memiliki kekerabatan yang dekat dengan tanaman seperti kunyit, kencur, dan lengkuas.

Tanaman-tanaman tersebut memang umumnya sering dijadikan bumbu dapur karena bermanfaat menambah aroma atau citarasa masakan. Nama latin jahe adalah Zingiber officinale Roscoe.

Jahe berasal dari wilayah Asia Pasifik sehingga tak heran bila bangsa India dan Cina adalah bangsa yang telah lama menggunakan jahe sebagai obat herbal maupun bumbu dapur. Tanaman jahe pun kemudian tersebar hingga ke berbagai wilayah.

Jenis-jenis jahe

Tidak semua jenis jahe memiliki karakteristik yang sama pada rimpangnya. Rimpang jahe bisa berbeda dalam hal ukuran, warna, dan bentuk. Perbedaan tersebut menghasilkan tiga jenis jahe.

Ketiga jenis jahe yang umumnya dikenal adalah sebagai berikut:

1. Jahe putih besar

Jahe putih besar adalah jenis jahe yang memiliki ukuran rimpang yang cukup besar. Ruas rimpang dari jahe putih besar terlihat menggembung. Jika dibanding dengan ketiga jenis jahe maka jahe jenis ini adalah jenis jahe yang paling besar.

Orang-orang juga menyebut jahe putih besar dengan nama jahe gajah atau jahe badak. Ukurannya yang cukup besar membuatnya mendapatkan istilah ‘gajah’ atau ‘badak’. Jahe badak atau jahe gajah bisa dikonsumsi baik masih muda maupun tua.

2. Jahe putih kecil

Jahe putih ternyata memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu jahe putih kecil. Jenis jahe putih kecil juga sering disebut sebagai jahe emprit. Ruas dari jahe ini cukup kecil dan hanya terlihat menggembung sedikit.

Tidak seperti jahe putih besar atau jahe gajah, jahe putih kecil hanya bisa dipanen setelah tua. Rasa jahe putih kecil lebih pedas jika dibandingkan dengan jahe putih besar. Hal ini dikarenakan kandungan atsiri pada jahe emprit lebih banyak daripada jahe badak.

3. Jahe merah

Ada satu jenis jahe yang cukup dikenal karena memiliki keunggulan dibanding kedua jenis jahe sebelumnya. Jahe merah adalah jenis jahe yang banyak digunakan sebagai obat herbal atau ramuan herbal.

Hal ini dikarenakan jahe merah memiliki keunggulan paling banyak di antara kedua jenis jahe lainnya. Kandungan jahe merah terutama pada minyak atsiri adalah yang terbanyak. Inilah mengapa jahe merah paling pedas.

Sesuai namanya, jahe merah memiliki rimpang yang berwarna merah. Ukuran rimpang jahe merah adalah yang paling kecil bila dibanding dengan jahe putih kecil dan jahe putih besar. Jahe merah juga harus ditunggu hingga tua untuk bisa dipanen.

Kandungan jahe merah, jahe putih kecil, dan jahe putih besar

Anda telah mengetahui ketiga jenis jahe berikut karakteristik rimpangnya. Ternyata, kandungan gizi jahe untuk ketiga jenis tersebut memiliki sedikit perbedaan. Kandungan jahe jenis manakah yang paling banyak?

Kandungan jahe merah dan jahe putih (besar dan kecil) bisa dilihat di bawah ini:

1. Kandungan jahe secara umum

Secara umum, semua jenis jahe memiliki jenis kandungan yang sama. Kandungan jahe umumnya terdiri dari air, serat, karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Beberapa jenis mineral yang ada di dalam jahe yaitu kalsium, fosfor, dan besi.

Jahe mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. Selain itu, jahe juga mengandung enzim proteolitik, zingibain, minyak atsiri, oleorosin, gingerol dan senyawa fenolik.

Kandungan jahe juga terdiri dari beberapa jenis komponen bioaktif di antaranya adalah
(6)-gingerol, (6)-shogaol, diarilheptanoid dan curcumin. Jahe pun mengandung zat shogaol dan gingerol. Antioksidan juga tidak absen dan termasuk zat yang ada di dalam kandungan gizi jahe.

2. Kandungan jahe putih besar

Jahe putih besar atau jahe gajah juga memiliki semua kandungan jahe yang sudah dipaparkan. Kandungan jahe putih besar terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, serat, minyak atsiri, oleorosin, gingerol, senyawa fenolik, antioksidan, dan beebrapa zat bioaktif. Kandungan minyak atsiri jahe putih besar adalah 0,82-1,68%.

3. Kandungan gizi jahe putih kecil

Tak ubahnya seperti jahe badak atau jahe gajah, jahe emprit (jahe putih kecil) juga memiliki daftar kandungan gizi yang sama. Hanya saja, kandungan minyak atsiri jahe putih kecil lebih banyak yaitu sekitar 1,5-3,3%.

4. Kandungan jahe merah

Sudah disinggung sebelumnya bahwa jahe merah adalah jenis jahe paling unggul di antara ketiga jenis jahe yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan kandungan jahe merah lebih banyak daripada kandungan gizi jahe putih besar dan kecil.

Jahe merah mengandung minyak atsiri paling tinggi. Kandungan minyak atsiri pada jahe merah yaitu 2,58-2,72%. Paling tinggi bukan? Selain itu, jahe merah juga memiliki kandungan yang paling banyak pada zat gingerol dan oleorosin.

Keunggulan pada beberapa kandungan zat tersebut membuat jahe merah memiliki aroma dan rasa yang lebih tajam. Tak heran, jahe merah pun banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan atau obat-obatan herbal.

Manfaat jahe merah

Kandungan jahe merah yang unggul membuatnya memiliki banyak manfaat. Manfaat jahe merah bisa untuk meredakan nyeri, menghilangkan pegal-pegal, mengurangi sakit kepala, mengatasi encok atau lumbago, meredakan demam, meningkatkan stamina, merangsang syahwat, obat masuk angin, obat pencahar, obat gangguan pencernaan, dan lainnya.

Sumber:

  1. Tim Lentera. 2002. Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib. Jakarta: AgroMedia
  2. USU: Tinjauan Pustaka (Jahe). http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60413/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y [diakses pada 13 Maret 2019]
  3. UI: Tinjauan Pustaka (Jahe). http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122949-S09069fk-Analisis%20kandungan-Literatur.pdf [diakses pada 13 Maret 2019]
  4. Unair: Tinjauan Pustaka (Jahe).  http://repository.unair.ac.id/25661/14/14.%20Bab%202.pdf [diakses pada 13 Maret 2019]

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi