DokterSehat.Com- Belakangan ini ada kabar yang menyebut risiko stroke bisa ditekan dengan rutin makan kacang. Padahal kacang termasuk dalam camilan yang sangat sering kita konsumsi. Sebenarnya, apakah anggapan ini memang sesuai dengan fakta kesehatan?
Kaitan Antara Konsumsi Kacang dengan Risiko Stroke
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam World Congress of Cardiology, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsi kacang minimal dua kali saja dalam seminggu sudah mampu menurunkan risiko kematian dini yang dipicu oleh penyakit kardiovaskular layaknya stroke dan serangan jantung hingga 17 persen.
“Kacang tinggi kandungan lemak jenuh. Kandungan protein, mineral, serat, vitamin, mineral, serta polifenol dan pitosterolnya juga sangat tinggi. Kandungan-kandungan ini bisa memberikan manfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah,” ucap dr. Noushin Mohammadifard, penulis penelitian yang berasal dari Isfahan Cardiovaskular Research Institute.
Dr. Noushin juga menyebut konsumsi kacang secara rutin secara efektif mampu menurunkan risiko terkena penggumpalan darah, salah satu penyebab utama dari serangan jantung dan stroke yang mematikan.
Sebagai informasi, penelitian ini dilakukan tak hanya dengan memperhitungkan kebiasaan konsumsi rokok setiap hari. Faktor-faktor lainnya layaknya usia, gender, tingkat pendidikan, kebiasaan berolahraga, hingga kebiasaan merokok juga diperhitungkan.
Meskipun begitu, dr. Noushin juga menyarankan kita untuk lebih cermat dalam mengonsumsi kacang. Sebagai contoh, kacang panggang atau kacang yang disangrai tanpa adanya bahan tambahan lainnya tentu jauh lebih sehat dibandingkan dengan kacang yang digoreng. Kacang asin, kacang yang diberi tambahan tepung atau bumbu lainnya juga sebaiknya tidak kita konsumsi karena bisa saja memberikan dampak buruk bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Berbagai Manfaat Kesehatan Makan Kacang
Pakar kesehatan menyebut kacang tanah termasuk dalam salah satu camilan yang paling digemari masyarakat. Rutin mengonsumsinya bisa memberikan banyak sekali manfaat kesehatan bagi tubuh.
Berikut adalah manfaat-manfaat kesehatan tersebut.
-
Cocok Untuk Program Diet
Kita tentu pernah mendengar dari para ahli diet yang menyarankan kita untuk rutin mengonsumsi kacang tanah jika ingin sukses menurunkan berat badan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kacang tanah untuk dijadikan camilan yang nikmat sekaligus mengenyangkan.
Jika kita mengonsumsinya di sela-sela waktu makan, akan membuat perut terasa jauh lebih kenyang dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan serat dan protein yang tinggi. Dengan perut yang tetap kenyang, maka kita bisa mencegah keinginan berlebih untuk makan atau ngemil makanan yang tidak sehat.
-
Bisa membantu menurunkan risiko kanker
Kandungan antioksidan di dalam kacang yang sangat tinggi bisa melawan paparan buruk radikal bebas yang bisa saja menyebabkan datangnya kanker, tepatnya kanker perut. Pakar kesehatan pun menyebut rutin mengonsumsi kacang bisa menurunkan risiko terkena kanker ini dengan signifikan.
-
Bisa membantu mencegah masalah batu empedu
Salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan sensasi nyeri luar biasa adalah masalah batu empedu. Masalahnya adalah kondisi ini sangatlah sulit untuk ditangani. Beruntung, dengan rutin makan kacang, masalah kesehatan ini bisa dicegah.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan kacang tanah dalam menurunkan kadar kolesterol LDL dengan signifikan dari dalam darah. Hal ini akan membantu mencegah pengendapan kadar kolesterol menjadi batu empedu dengan efektif.
-
Baik bagi kesehatan kulit
Kandungan antioksidan yang tinggi di dalam kacang tanah akan membuat kulit tetap sehat sekaligus mencegah datangnya masalah pada kulit akibat berbagai macam hal, baik itu paparan sinar UV, debu, polusi, dan lain-lain.
-
Mengendalikan kadar gula darah
Bagi penderita diabetes, mengonsumsi kacang tanah dengan jumlah yang tepat bisa menjaga kadar gula darahnya tetap seimbang sehingga akan membuat risiko terkena komplikasi diabetes yang mematikan bisa dicegah.
Sumber
Mohammadifard, Noushin, Isfahan Cardiovaskular Research Institute (Diakses pada 2 September 2019).