Terbit: 30 October 2018 | Diperbarui: 6 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Terdapat sebuah kepercayaan yang diyakini oleh banyak orang, yakni mereka yang terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji namun kemudian berhenti mengonsumsinya dalam waktu yang cukup lama akan cenderung mudah marah. Sebenarnya, apakah hal ini memang sesuai dengan fakta medis?

Junk Food Bisa Sebabkan Kecanduan Seperti Rokok

Berdasarkan sebuah penelitian yang berjudul Highly Processed Food Withdrawal Scale dan dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Appetite, dikemukakan fakta bahwa berhenti mengonsumsi makanan cepat saji bisa membuat kita mudah marah dan lebih sering terkena sakit kepala yang tidak tertahankan. Meski terlihat aneh, pakar kesehatan menyebut hal ini wajar terjadi sebagai efek dari gejala withdrawal atau penarikan dari kecanduan.

Penelitian ini membuktikan bahwa efek kecanduan mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan seperti keripik dan kue sama dengan efek merokok. Berhenti mengonsumsinya tentu akan memberikan efek yang serupa seperti saat berhenti merokok seperti gangguan suasana hati, kecemasan berlebih, sakit kepala, hingga gangguan tidur. Efek ini akan sangat terasa jika selama 2 hingga 5 hari setelah kita berhenti mengonsumsi junk food.

Dalam penelitian ini, 200 orang dilibatkan. Para partisipan ini diminta untuk memberitahukan pola makannya setiap hari dalam satu tahun. Mereka kemudian diminta untuk memberitahukan efek yang dirasakan tatkala berhenti mengonsumsi junk food.

Salah satu peneliti yang terlibat, Erica Shulte, menyebut penelitian ini sebagai riset pertama yang ditujukan untuk membuktikan adanya efek penarikan atau withdrawal saat berhenti mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan yang diproses. Erica juga menyebut banyak makanan yang diproses yang kaya akan kandungan gula mampu menyebabkan kecanduan.

Sayangnya, karena para partisipan hanya mengisi kuesioner tentang gejala penarikan yang mereka alami, jawaban yang mereka berikan terkadang kurang akurat karena mereka tidak benar-benar bisa mengingat semua gejalanya. Selain itu, penelitian ini juga tidak mengungkap seberapa intens efek penarikan yang dialami oleh para partisipan, termasuk bagaimana jika para partisipan benar-benar berhenti makan junk food atau hanya menurunkan asupannya saja.

Meskipun begitu, ada baiknya memang kita menghindari makanan cepat saji karena efeknya yang bisa memicu kecanduan dan kandungan di dalamnya yang bisa saja mendatangkan berbagai masalah kesehatan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi