Terbit: 19 December 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Jahe merupakah tanaman herbal yang sering digunakan untuk mengatasi sejumlah penyakit. Dikarenakan kemampuannya tersebut, tanaman obat ini juga dipercaya mengatasi penyakit diabetes. Apa saja manfaatnya? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.

Manfaat Jahe untuk Diabetesi, Turunkan Gula Darah hingga Lemak Tubuh

Menilik Manfaat Jahe untuk Penderita Diabetes

Jahe terkenal sebagai rempah yang memiliki rasa pedas dan kemampuannya untuk menghangatkan tubuh. Bahkan, tanaman obat ini juga bisa bermanfaat untuk penderita diabetes melitus tipe 2. Berikut penjelasannya:

1. Menurunkan Kadar Gula Darah

Orang dengan diabetes (diabetesi) rentan mengalami hiperglikemia. Kondisi ini ditandai dengan jumlah gula darah yang terlalu tinggi. 

Gingerol, zat utama dalam jahe bisa menghambat kerja enzim yang bertugas untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa dalam tubuh. Ketika kerja enzim ini terhambat maka semakin sedikit karbohidrat yang dipecah. Kondisi ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah menurun.

Selain itu, ketika insulin meningkat maka akan lebih banyak gula yang dipakai oleh sel tubuh dan menyebabkan gula dalam darah menurun.

Baca JugaBolehkah Penderita Diabetes Makan Nasi Goreng? Cek Faktanya

2. Meningkatkan Jumlah Insulin

Dalam jahe terdapat zat yang bernama gingerol. Zat ini membantu untuk membersihkan glukosa pada jaringan yang responsif terhadap insulin.

Ketika glukosa pada bagian ini dibersihkan maka insulin yang dilepaskan akan lebih banyak. Dengan demikian, sensitivitas insulin akan meningkat dan jumlahnya dalam darah akan meningkat.

Seperti yang diketahui, insulin memiliki peran penting dalam regulasi gula darah dalam tubuh. Ketika jumlah insulin kurang, maka glukosa akan sulit diserap oleh sel dan menumpuk dalam darah.

3. Meminimalkan Risiko Katarak

Katarak merupakan kondisi yang umum terjadi pada lansia. Kondisi ini ditandai dengan penglihatan yang kabur atau berkabut. Namun, risiko katarak akan meningkat jika Anda menderita diabetes.

Dalam jangka panjang, gula darah yang tinggi akan mengubah struktur pada lensa mata dan mempercepat timbulnya katarak. 

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi jahe dalam jumlah sedikit setiap hari dapat menunda timbulnya dan perkembangan katarak, salah satu bentuk komplikasi diabetes.

Baca Juga: Beragam Manfaat Minum Jahe Sebelum Tidur

4. Menurunkan Berat Badan

Berat badan yang berlebihan juga akan berdampak pada resistensi insulin. Ketika tubuh mengalami resistensi insulin, maka gula yang dibawa ke sel akan semakin sedikit dan menumpuk dalam darah. 

Kandungan gingerol dalam jahe memiliki efek anti-obesitas. Zat ini akan membantu makanan untuk dicerna lebih cepat dan menstimulasi tubuh untuk meningkatkan kecepatan makanan dicerna dalam usus besar. Hal ini akan membuat berat badan lebih terjaga. 

5. Menurunkan Massa Lemak

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki massa lemak tinggi akan lebih mudah mengalami prediabetes atau diabetes.

Ketika jumlah lemak dalam tubuh terlalu banyak, maka metabolisme tubuh menjadi tidak normal dan menyebabkan berbagai masalah, di antaranya adalah resistensi insulin, prediabetes, disfungsi sel beta, dan diabetes melitus tipe 2. 

Jahe dapat membantu mengurangi lemak yang diserap oleh tubuh. Komponen zingerone dan shogaol akan membuat proses penyimpanan lemak menjadi lebih sulit. Dengan demikian massa lemak dalam tubuh akan berkurang.

Penting diketahui, jahe dapat menjadi pengobatan tambahan yang efektif bagi penderita diabetes jika Anda menggunakannya dalam jumlah wajar, yaitu sekitar 4 gram per hari.

Sebelum memutuskan untuk menambahkan jahe sebagai bagian dari pengobatan, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk meminimalisasi efek samping yang mungkin terjadi.

 

  1. Anonim. Curious About Cataracts?. https://diabetes.org/diabetes/eye-health/take-charge/curious-about-cataracts. (Diakses pada 16 Desember 2022). 
  2. Al-Goblan, Abdullah S, et al. 2014. Mechanism Linking Diabetes Mellitus And Obesity. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4259868/. (Diakses pada 16 Desember 2022).
  3. Foroutan, Majid, et al. 2021. The Effect Of Ginger On Blood Sugar And Urine Protein In Patients With Type 2 Diabetes Mellitus; A Clinical Trial. https://journalrip.com/Inpress/jrip-26813.pdf. (Diakses pada 16 Desember 2022).
  4. Ginta, Daniela. 2018. Can You Eat Ginger If You Have Diabetes?. https://www.healthline.com/health/diabetes/ginger-and-diabetes. (Diakses pada 16 Desember 2022). 
  5. Hajimoosayi, Fariba, et al. 2020. Effect Of Ginger On The Blood Glucose Level Of Women With Gestational Diabetes Mellitus (GDM) With Impaired Glucose Tolerance Test (Gtt): A Randomized Double-Blind Placebo-Controlled Trial. https://bmccomplementmedtherapies.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12906-020-02908-5, (Diakses pada 16 Desember 2022). 
  6. Khandouzi, Nafiseh, et al. 2015. The Effects of Ginger on Fasting Blood Sugar, Hemoglobin A1c, Apolipoprotein B, Apolipoprotein A-I and Malondialdehyde in Type 2 Diabetic Patients. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4277626/. (Diakses pada 16 Desember 2022).
  7. Klein, Samuel, et al. 2022. Why Does Obesity Cause Diabetes?. https://doi.org/10.1016/j.cmet.2021.12.012. (Diakses pada 16 Desember 2022). 
  8. Sandoiu, Ana. 2018. Diabetes: Body Fat Percentage, Not BMI, Predicts Risk. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321567. (Diakses pada 16 Desember 2022). 
  9. Watson, Kathryn. 2019. Can Eating or Drinking Ginger Help Me Lose Weight?. https://www.healthline.com/health/ginger-for-weight-loss. (Diakses pada 16 Desember 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi