Terbit: 9 June 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak dari kita yang berpikir jika semua jenis susu yang dijual di pasaran sama saja. Padahal, kita bisa memilih beberapa jenis produk susu layaknya susu bubuk, susu skim, susu low fat, atau bahkan susu yang sangat laris dan mudah didapatkan dimana-mana, yakni susu kental manis. Susu kental manis memiliki harga yang murah sehingga bisa dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat. Rasanya yang manis juga membuat banyak anak yang suka mengkonsumsinya. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, konsumsi susu kental manis ternyata bisa memberikan dampak bagi kesehatan tubuh.

Ini Dampak Terlalu Sering Minum Susu Kental Manis

Adalah pakar kesehatan dan gizi bernama dr. Dian Permatasari, SpGK yang menyebutkan jika susu kental manis sebaiknya tidak diminum setiap hari atau terlalu sering. Adanya rasa manis dari susu yang seringkali dikemas dalam bentuk kaleng ini ternyata memiliki kandungan gula yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari jenis susu-susu lain. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika konsumsi gula berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, layaknya meningkatkan resiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan lain sebagainya.

Menurut dr. Dian, jika kita ingin menjadikan susu sebagai konsumsi harian, ada baiknya kita memilih susu bubuk atau susu cair yang biasanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan usia yang berbeda-beda. Jika kita sudah terlanjur terbiasa mengkonsumsi susu kental manis kalengan, ada baiknya kita menggantinya dengan jenis susu lainnya. Selain itu, pastikan untuk tidak menambahkan kandungan gula pada susu agar kita tidak mengkonsumsi gula secara berlebihan.

Lantas, sebenarnya untuk apa susu kental manis dibuat? Dr. Dian menyebutkan jika susu ini ternyata diperuntukkan untuk tambahan adonan pembuat roti, topping beberapa jenis makanan, atau campuran pada jus, es buah, dan lain sebagainya. Hal ini berarti, susu ini memang bukan diperuntukkan untuk diminum secara rutin.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi