Terbit: 3 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu penyakit yang kerap menyerang masyarakat tanah air adalah rematik. Meskipun diidentikkan dengan penyakit para lansia, rematik kini kerap menyerang anak muda. Penyakit yang menyerang sekitar persendian dan jaringan pendukungnya ini bisa menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Jika sampai rematik sudah sangat parah, penderitanya bahkan bisa mengalami cacat dan penurunan kualitas hidup dengan signifikan.

Hanya Makan Bayam atau Kangkung Bisa Menyebabkan Rematik?

Yang menjadi masalah adalah, ada banyak sekali mitos tentang rematik yang ternyata belum tentu benar secara medis. Salah satunya adalah rematik bisa disebabkan karena hobi makan bayam atau kangkung, dua jenis sayuran yang kerap kita konsumsi sebagai lauk.

Pakar kesehatan dr. Bambang Setyohadi yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebutkan bahwa hingga saat ini, belum ada penelitian yang berhasil mengungkap fakta tentang kaitan konsumsi bayam atau kangkung dengan peningkatan risiko rematik. Dr. Bambang sendiri lebih merekomendasikan para penderita rematik untuk menghindari makanan yang tinggi kandungan purin seperti jeroan, makanan laut, dan minuman beralkohol.

Mitos lain yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia adalah jika kita terbiasa mandi malam, maka risiko untuk terkena rematik akan meningkat dengan signifikan. Sebagaimana mitos larangan makan bayam atau kangkung, mitos ini juga belum bisa dibuktikan kebenarannya. Dr. Bambang menjelaskan bahwa bagi penderita rematik, mandi air dingin memang bisa memicu otot kaku atau spasme yang akan menekan persendian dan akhirnya menyebabkan rasa nyeri.

Mitos bahwa rematik hanya akan menyerang di malam hari ternyata juga tidak tepat. Dalam realitanya, rematik bisa menyerang kapan saja dengan gejala seperti pegal-pegal pada persendian. Selain itu, persendian juga akan menjadi lebih kemerahan, lebih bengkak, lebih hangat, dan sulit untuk digerakkan dengan leluasa.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi