Terbit: 19 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sepanjang tahun 2018 lalu, Kementerian Perdagangan ternyata sudah mencabut izin dari enam perusahaan industri makanan dan minuman. Penyebabnya adalah, perusahaan-perusahaan ini menyebarkan gula rafinasi ke pasaran tanpa izin. Gula ini pun kemudian bisa ditemukan di wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, dan DIY. Masalahnya adalah gula rafinasi termasuk dalam gula yang tidak baik bagi kesehatan jika sering dikonsumsi.

Benarkah Gula Pasir Berwarna Putih Terang Berbahaya?

Mengapa gula rafinasi bisa berbahaya?

Pakar kesehatan menyebut gula rafinasi sebagai gula yang hanya diperuntukkan bagi dunia industri makanan dan minuman. Gula dengan warna putih terang ini tidak disarankan oleh masyarakat umum karena harus melalui berbagai proses agar bisa aman untuk dikonsumsi oleh tubuh. Di dunia industri makanan dan minuman, telah ada prosedur khusus untuk mengolah gula rafinasi ini. Sementara itu, jika kita menggunakannya langsung saat membuat makanan atau minuman, maka kita pun akan lebih rentan terkena dampak buruknya.

Sebagai informasi, warna putih terang dari gula rafinasi ini menandakan bahwa gula ini memiliki tingkat kemurnian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gula pasir pada umumnya. Saat masih dalam bentuk gula mentah yang merupakan hasil sukrosa awal dari tebu, gula ini tidak bisa dikonsumsi secara langsung dan diolah menjadi beberapa jenis gula, termasuk gula rafinasi. Untuk membuatnya menjadi gula rafinasi, maka kandungan molasesnya dihilangkan. Karena alasan inilah lapisan warna cokelat pada kristal gula seperti menghilang. Hal ini membuat gula rafinasi terlihat putih terang dan tidak memiliki kotoran.

Jika kita terlalu sering mengonsumsi gula rafinasi dalam jumlah banyak, maka tubuh pun membutuhkan kalsium, magnesium, dan vitamin B kompleks dalam jumlah yang sangat tinggi hanya demi mengolahnya. Masalahnya adalah jika tubuh kehilangan nutrisi-nutrisi ini hanya demi mengolah gula, maka kita pun akan kehilangan magnesium dan kalsium dari tulang dan gigi. Kita pun akan lebih rentan terkena osteoporosis dan gangguan kesehatan lainnya.

Selain itu, mengonsumsi gula rafinasi dengan berlebihan juga akan membuat kita lebih rentan terkena diabetes karena mudahnya gula ini dipecah menjadi gula darah di dalam tubuh. Mengonsumsinya tentu akan membuat lonjakan gula darah yang bisa berimbas pada kenaikan risiko diabetes dan penuaan dini.

Memilih gula pasir yang tepat

Meskipun konsumsinya memang harus dibatasi, gula pasir masih sering dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Demi mencegah dampak kesehatan yang tidak baik, sebaiknya kita memilih gula pasir yang tepat.

Berikut adalah ciri-ciri gula pasir yang baik dan berkualitas.

  1. Perhatikan warnanya

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, gula rafinasi cenderung memiliki warna putih terang. Pakar kesehatan tidak menyarankan kita untuk memilih gula pasir dengan ciri-ciri ini. Kita sebaiknya memilih yang berwarna kuning atau kecokelatan karena gula ini biasanya tidak memiliki bahan pewarna. Bahkan, rasanya juga cenderung manis secara alami.

  1. Memiliki tekstur lebih kasar

Gula rafinasi cenderung memiliki tekstur yang jauh lebih halus dibandingkan dengan gula pasir yang kasar. Gula yang lebih kasar inilah yang lebih cocok untuk kita pilih.

  1. Jangan memilih yang terlihat berair atau basah

Sebaiknya kita tidak memilih gula pasir yang berair atau basah karena kualitasnya cenderung sudah menurun dengan signifikan. Gula yang sudah menggumpal juga menandakan hal yang sama, yakni penurunan kualitas. Segera habiskan gula ini agar kualitasnya tidak semakin menurun.

  1. Gula ini mudah larut

Gula yang sulit larut di dalam air cenderung tidak lagi berkualitas. Salah satu ciri gula pasir yang berkualitas adalah yang mudah larut saat dipakai untuk campuran minuman.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi