Gejala kekurangan protein adalah masalah pada otot, kulit, kuku, suasana hati, dan pertumbuhan tubuh secara umum. Ketahui apa saja tanda kekurangan protein, penyebab, dan cara mengatasinya.
Apa itu Kekurangan Protein?
Kekurangan protein dapat memicu gangguan kesehatan hampir pada seluruh aspek tubuh, termasuk rambut, kuku, kulit, otot, sistem imun, dan sebagainya. Protein adalah nutrisi esensial yang sangat dibutuhkan tubuh untuk mendukung pertumbuhan, mengontrol rasa lapar, menstabilkan gula darah, dan keseimbangan fungsi sel.
Kekurangan protein (kwashiorkor) dapat menyebabkan masalah kesehatan yang cukup berbahaya. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan makanan tinggi protein yang tersedia alami dalam daging, susu, telur, ikan, kacang serta biji-bijian, serta sumber makanan lainnya.
Tubuh Anda akan memberi tanda bila Anda kekurangan protein. Tanda kekurangan protein ringan adalah masalah kulit hingga gejala yang berat berupa gangguan pertumbuhan pada anak. Ketahui apa saja gejala kekurangan protein pada anak dan dewasa dalam pembahasan ini.
Berapa Asupan Protein Per Hari?
Setiap orang membutuhkan sekitar 0,36 gram protein per 0,8 gram per kg berat badan. Jadi, rata-rata laki-laki harus memenuhi kebutuhan 56 gram protein per hari dan wanita butuh 46 gram protein per hari. Anda dapat memenuhinya dalam asupan sehari-hari, seperti:
- Satu potong dada ayam tanpa kulit (25 gram protein).
- 100 gram susu (3,4 gram protein).
- 100 gram kacang-kacangan (20 gram protein).
- 6 ons yogurt rendah lemak (17 gram protein).
Gejala Kekurangan Protein
Kekurangan protein adalah kondisi saat asupan protein seseorang di bawah kadar yang dianjurkan. Dalam jangka panjang, kekurangan protein dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:
1. Perlemakan Liver
Kekurangan protein jangka panjang dapat menyebabkan penyakit perlemakan liver (fatty liver). Perlemakan liver adalah kondisi ketika lemak yang berlebihan menumpuk di dalam liver. Umumnya, orang dengan obesitas lebih rentan mengalami penyakit perlemakan liver.
Belum diketahui apa hubungan langsung antara kekurangan protein dengan risiko penyakit perlemakan liver, namun beberapa studi menyebutkan bahwa lipoprotein (gangguan sintesis protein pengangkut lemak) dapat memengaruhi perlemakan liver. Secara umum, tubuh juga akan sulit mengolah lemak akibat jumlah protein di tubuh yang sangat rendah.
Kalau Anda tidak mau mengalami masalah yang cukup fatal seperti ini ada baiknya untuk tetap memenuhi kebutuhan protein harian. Ada banyak sumber protein yang bisa digunakan sesuai dengan bujet yang dimiliki. Untuk jenis makanan yang lebih terjangkau, Anda bisa konsumsi tahu, tempe, atau jenis protein nabati lainnya.
2. Kehilangan Massa Otot
Salah satu fungsi protein yang paling penting adalah untuk membangun kepadatan massa otot, kekuatan otot, dan memproduksi sel-sel baru dari otot. Tubuh juga akan mengambil pasokan protein dari otot rangka untuk mendukung fungsi tubuh dan memelihara seluruh jaringan tubuh.
Jadi, kekurangan protein dapat mengurangi massa otot, membuat otot jadi lebih kecil, dan degenerasi otot yang lebih cepat terutama saat usia lebih tua. Kalau kita jarang mengonsumsi protein setiap harinya, kemungkinan besar bisa mengalami banyak masalah seperti otot melemah, sehingga jumlahnya terus keropos karena diurai oleh tubuh untuk mengganti kekurangan energi.
3. Edema
Edema adalah pembengkakan akibat penumpukan air di dalam sel tubuh, dapat terjadi di kaki, tangan, wajah, atau perut. Kekurangan protein akan menyebabkan edema akibat tubuh manusia kekurangan jumlah albumin serum.
Albumin adalah jenis protein yang tersedia di bagian darah cair atau plasma darah. Albumin berfungsi untuk menjaga tekanan onkotik (senyawa yang mengatur agar cairan tidak masuk ke sirkulasi darah).
Bila kekurangan protein, maka albumin tidak dapat mencegah cairan menumpuk di jaringan tubuh dan menyebabkan edema. Maka dari itu, orang yang kekurangan protein akan mengalami pembengkakan cairan dalam rongga perut. Ini adalah tanda kekurangan protein yang cukup parah, hampir tidak mungkin terjadi di negara maju.
4. Masalah pada Kulit, Rambut, dan Kuku
Protein termasuk kolagen, keratin, dan elastin adalah salah satu nutrisi pembentuk rambut, kuku, dan kulit. Kekurangan protein akan menyebabkan masalah esensial, termasuk:
- Rambut rapuh, rontok, kering, dan warnanya memudar.
- Kulit kering, bersisik, kemerahan, bahkan mengelupas.
- Kuku rapuh, kuku menonjol, dan mudah patah.
Apabila Anda mengalami gejala tersebut secara berkala, mungkin Anda harus memperhatikan apa yang Anda makan. Pastikan Anda mengonsumsi semua nutrisi untuk tubuh yang sehat secara keseluruhan agar tidak mengalami gejala kekurangan protein atau kekurangan nutrisi dan vitamin lainnya.
5. Perubahan Suasana Hati
Neurotransmitter adalah bahan kimia yang digunakan sebagai alat komunikasi antar sel di dalam otak. Sebagian neurotransmitter disusun dari asam amino yang juga berasal dari protein.
Apabila tubuh tidak cukup memiliki asam amino, maka akan terjadi gangguan pada neurotransmitter yang juga penting untuk memproduksi serotonin dan dopamin yang cukup untuk keseimbangan emosional. Jadi, kekurangan protein jangka panjang akan memengaruhi perasaan dan suasana hati akibat tingkat dopamin dan serotonin yang rendah.
6. Selalu Terlihat Lemah dan Lesu
Ada banyak penyebab tubuh menjadi lemah, letih, dan lesu. Salah satunya adalah kekurangan nutrisi dan protein. Protein bertanggung jawab pada kekuatan otot-otot yang mengatur gerakan, postur, dan penampilan. Massa otot yang lemah tentu akan membuat gerakan menjadi lebih lemah dan lambat.
Selain itu, Anda mungkin juga kekurangan zat besi dan berisiko anemia dengan gejala utama lemah, letih, dan lesu. Pasalnya, sebagian besar makanan tinggi protein juga tinggi akan zat besi seperti daging, hati ayam, dan kacang-kacangan.
7. Merasa Selalu Lapar
Terdapat 3 sumber kalori, yaitu protein, karbohidrat, dan lemak. Saat tubuh kekurangan protein, secara alami tubuh akan memberikan tanda dengan mengaktifkan alarm lapar. Maksudnya adalah agar Anda makan makanan berprotein tinggi sampai kenyang.
Walaupun demikian, banyak orang yang cenderung makan asupan karbohidrat dan lemak saat lapar, bukan asupan protein. Akibatnya, tubuh akan tetap memberikan tanda lapar, Anda akan makan lebih banyak karbohidrat, dan hasilnya tubuh akan tetap kelaparan sementara berat badan terus meningkat.
8. Penyembuhan Luka yang Cukup Lambat
Tanda kekurangan protein selanjutnya adalah penyembuhan luka yang lambat dari biasanya. Misalnya, Anda mengalami luka goresan kecil atau cedera ringan namun membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh secara alami.
Hal ini mungkin terjadi karena tubuh tidak cukup memproduksi kolagen yang berperan untuk menyembuhkan luka secara alami. Kolagen adalah bagian dari protein. Luka berdarah juga lebih lama dan banyak mengalir karena selain vitamin K, tubuh juga membutuhkan protein untuk pembekuan darah secara alami.
9. Risiko Patah Tulang Tinggi
Salah satu manfaat protein adalah meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Kekurangan protein, khususnya pada orang tua, dapat meningkatkan risiko masalah tulang seperti osteoporosis atau patah tulang. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, wanita yang mengalami menopause tidak akan mudah mengalami patah tulang karena mencukupi kebutuhan proteinnya.
10. Pertumbuhan Anak Terhambat
Gejala kekurangan protein pada anak dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhambat. Anak akan mengalami malnutrisi, stunting (pertumbuhan anak lebih pendek dari usianya), dan pertumbuhan yang tidak sempurna dalam berbagai aspek.
11. Risiko Infeksi Tinggi
Bukan hanya asupan vitamin C, namun kekurangan protein (asam amino) dapat membuat kekebalan tubuh menurun. Akibatnya, Anda akan lebih mudah terkena infeksi, mudah sakit, dan mengalami gejala parah untuk jenis infeksi ringan. Misalnya, pilek, flu biasa, atau demam menjadi lebih lama sembuh karena tubuh tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Sumber Protein bagi Tubuh
Sumber protein ada banyak baik itu protein hewani atau nabati. Anda bisa menyesuaikan sendiri apa saja yang bisa Anda konsumsi. Berikut beberapa sumber protein baik nabati atau hewani yang bisa Anda kombinasikan setiap hari:
- Telur dan olahannya. Putih telur atau telur utuh sama-sama bisa menyuplai protein.
- Daging ayam dan olahannya. Bagian dari daging ayam yang cukup direkomendasikan untuk sumber protein adalah dada yang tidak berlemak.
- Daging sapi yang memiliki lemak sedikit. Bagian mana pun bisa menyuplai protein dalam jumlah banyak.
- Olahan susu mulai dari susu kalengan, whey, keju, hingga yoghurt.
- Ikan laut seperti tuna, salmon, cumi, kerang, dan udang.
- Biji-bijian utuh seperti quinoa, oat, hingga aneka lentil.
- Sayuran hijau apapun jenisnya. Kacang-kacangan mulai dari kedelai, almond, hingga kacang tanah.
- Tahu dan tempe.
Inilah beberapa ulasan tentang gejala kekurangan protein yang tidak boleh kita sepelekan begitu saja. Sebisa mungkin dalam satu hari kita tetap memenuhi kebutuhan protein. Anda bisa mengolah berbagai bahan makanan tinggi protein menjadi olahan yang enak dan sehat.
- Anonim. 2020. Signs You’re Not Getting Enough Protein. https://www.webmd.com/diet/ss/slideshow-not-enough-protein-signs.
- Arnarson, Atli, BSc, PhD. 2017. 8 Signs and Symptoms of Protein Deficiency. https://www.healthline.com/nutrition/protein-deficiency-symptoms.
- Steinberg, Missy. 2019. 10 Signs You’re Not Eating Enough Protein—and What You Can Do About It. https://www.prevention.com/food-nutrition/healthy-eating/g27149894/protein-deficiency-symptoms/.