Terbit: 27 August 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ada banyak faktor yang membuat seseorang tidak pernah mengonsumsi daging-dagingan. Selain gaya hidup menjadi vegetarian, terkadang faktor ekonomi juga membuat kita sangat jarang mengonsumsinya. Hanya saja, apakah ada dampak kesehatan yang bisa kita alami jika tidak pernah mengonsumsi daging?

5 Dampak Tidak Pernah Makan Daging (No. 3 Bahaya)

Dampak Tidak Pernah Makan Daging bagi Kesehatan

Pakar kesehatan Qi Sun, MD yang berasal dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebut haya hidup vegetarian tidaklah berbahaya, namun kita juga berisiko mengalami kekurangan beberapa jenis vitamin dan nutrisi lain layaknya taurin, zat besi, kreatitin, dan lain-lain.

Berikut adalah beberapa dampak yang bisa dirasakan jika tidak pernah makan daging.

  1. Kekurangan Protein

Sebenarnya, ada banyak sekali bahan makanan selain daging yang bisa menyediakan protein layaknya kacang-kacangan, tempe, biji-bijian, jamur, dan lain-lain, namun pakar kesehatan menyebut jumlah protein di dalamnya tidaklah sebanyak yang disediakan oleh daging dagingan.

Padahal, jika kita sampai mengalami kekurangan protein, maka risiko terkena masalah kesehatan layaknya pelemahan otot, gangguan tekanan darah, gangguan denyut jantung, anemia, gangguan hati, dan masalah penyerapan mineral meningkat.

Kita bisa berkonsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk mengetahui tips mengonsumsi makanan-makanan pengganti daging yang tepat untuk dikonsumsi demi mengatasi masalah kekurangan protein.

  1. Mengalami Kerontokan Rambut

Dampak lain yang bisa didapatkan jika kita tidak pernah mengonsumsi daging-dagingan adalah mengalami kekurangan asupan zat besi, seng, dan vitamin B. Hal ini ternyata bisa mempengaruhi risiko terkena masalah kerontokan rambut. Sebagai informasi, nutrisi-nutrisi tersebut sangat penting bagi kesehatan dan pertumbuhan rambut.

Sebenarnya, zat besi juga bisa disediakan oleh sayuran hijau. Hanya saja, zat besi di dalam sayuran juga cenderung lebih sulit untuk diserap tubuh dibandingkan dengan yang ada di dalam daging-dagingan. Karena alasan inilah kebanyakan orang yang menjalani gaya hidup vegan memilih untuk mengonsumsi suplemen zat besi.

  1. Gangguan Kepadatan Tulang

Jika kita tidak pernah makan daging, maka tubuh akan kekurangan vitamin dan mineral. Hal ini ternyata bisa berpengaruh besar bagi kekuatan dan kepadatan tulang. Hal ini berarti, risiko untuk terkena pengeroposan tulang atau masalah tulang lainnya akan meningkat dengan signifikan.

Berdasarkan sebuah penelitian, dihasilkan fakta bahwa orang dengan gaya hidup vegetarian cenderung memiliki kepadatan tulang 4 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan orang yang masih mengonsumsi daging-dagingan. Khusus untuk bagian tulang panggul, kepadatannya bahkan bisa mencapai 6 persen lebih rendah.

  1. Gangguan Energi

Daging bisa menyediakan lemak dan protein, salah satu sumber energi terbaik bagi tubuh. Jika kita termasuk dalam orang yang aktif, konsumsi daging-dagingan tentu akan membuat tubuh bugar dan kuat melakukan berbagai macam kegiatan.

Jika kita tidak makan daging, dikhawatirkan asupan energi berkurang dan kita pun akan menjadi lebih lelah. Hanya saja, kita bisa memperbanyak asupan sayuran atau makanan nabati lainnya yang bisa menyediakan asupan protein yang bisa menyediakan energi.

  1. Kekurangan Asupan Vitamin B12

Salah satu dampak yang paling parah dari tidak pernah makan daging adalah kekurangan asupan vitamin B12. Padahal, vitamin ini sangatlah penting bagi kesehatan otot dan sistem saraf.

Gejala dari kekurangan asupan vitamin ini adalah tubuh yang mudah lelah, susah berkonsentrasi, mengalami masalah pada keseimbangan, hingga sering mengalami kesemutan atau kebas pada berbagai bagian tubuh. Kita juga akan lebih rentan mengalami anemia.

Kita bisa berkonsultasi ke dokter demi mendapatkan suplemen atau informasi tentang makanan-makanan yang bisa menyediakan nutrisi layaknya daging-dagingan sehingga bisa mencegah datangnya berbagai masalah kesehatan ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi