DokterSehat.Com – Bagi Anda yang sedang menjalani program pembentukan badan, susu protein adalah salah satu asupan yang biasanya disarankan untuk mendukung massa otot. Namun, dibalik manfaatnya tahukah Anda terdapat efek negatif dari mengonsumsi susu protein tinggi?
Efek Samping Susu Berprotein Tinggi
Perlu diketahui, pada umumnya susu protein bisa berasal dari whey, kedelai, dan protein kasein. Ketiga bahan tersebut mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk menstabilkan tekanan darah, memperlancar metabolisme tubuh, hingga membantu membuat protein lainnya.
Selain itu, susu protein tinggi juga memiliki banyak manfaat seperti penyerapan yang perlahan sehingga tubuh tidak kelaparan dan mudah diubah jadi energi. Dengan kelebihan ini banyak orang memanfaatkan susu protein sebagai pendamping dietnya. Meski begitu ada beberapa risiko yang akan bisa didapatkan.
Berikut beberapa efek samping susu protein jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama, di antaranya:
1. Gangguan pencernaan
Efek samping susu protein yang bisa terjadi adalah menimbulkan gangguan pencernaan. Susu protein tinggi dari jenis whey adalah jenis susu yang banyak mengandung laktosa, sehingga pada beberapa orang dapat memicu timbulnya alergi.
Selain itu, konsumsi susu protein ini juga bisa membuat perasaan ingin muntah cukup intens dan membuat perut kembung. Pada beberapa kasus, mereka yang mengonsumsi susu protein tinggi bisa mengalami diare.
2. Penambahan lemak berlebih
Selain mengandung protein yang tinggi, suplemen susu protein juga mengandung lemak dan gula yang tinggi. Meski bentuknya cair, kalori yang dihasilkan cukup tinggi sehingga kemungkinan terjadi kelebihan kalori bisa terjadi. Jika kelebihan kalori terjadi pada tubuh Anda, maka tubuh akan mencadangkan sisa kalori menjadi lapisan lemak dalam jumlah yang banyak.
3. Memengaruhi kondisi ginjal
Mengonsumsi banyak makanan dengan protein yang tinggi akan membuat tubuh bekerja dengan keras. Ginjal akan mengeluarkan banyak sekali urea dalam waktu yang singkat. Kerja ginjal akan naik perlahan-lahan sehingga kemungkinan terjadi kerusakan cukup tinggi.
Oleh karena itu, konsumsilah susu protein tinggi dengan takaran yang disarankan. Selanjutnya, berhentilah mengonsumsinya jika body goal sudah didapatkan.
4. Mengganggu keseimbangan hormon
Beberapa pria mengonsumsi susu protein tinggi yang terbuat dari kedelai. Konsumsi yang berlebih ini akan memberikan efek buruk pada kesehatan pria khususnya masalah hormon. Pria akan mengalami gangguan berupa naiknya kadar estrogen yang ada pada tubuh. Naiknya hormon ini bisa mengganggu kerja testosteron.
5. Menurunkan fungsi hati
Sebuah studi mengungkapkan, konsumsi protein dalam waktu singkat tanpa diimbangi dengan olahraga bisa mengganggu kinerja hati. Protein yang berlebih bisa membuat keasaman dari darah meningkat, kondisi keasaman darah yang berlebih ini harus diturunkan dengan segera.
Namun, jika Anda adalah seseorang yang cukup aktif berolahraga, efek samping dari susu protein pada hati mungkin tidak ada atau kecil.
6. Menyebabkan dehidrasi
Seseorang yang banyak mengonsumsi protein baik dari daging sapi, ayam, atau susu protein biasanya kerap kehabisan air di dalam tubuhnya. Kondisi dehidrasi akan sering terjadi sehingga mereka harus minum air minimal 8 gelas per hari.
Apabila kebutuhan air tidak dicukupi, seseorang akan cenderung lemas dan tidak bersemangat. Selain harus memenuhi asupan cairan, hal ini juga harus dibarengi dengan olahraga sehingga protein yang masuk ke dalam tubuh dapat digunakan untuk membangun sel-sel otot yang ‘rusak’ saat Anda melakukan sejumlah latihan.
7. Menyebabkan kerontokan rambut
Efek samping susu whey protein lainnya adalah menyebabkan kenaikan testosteron yang cukup masif pada tubuh. Kenaikan yang cukup besar ini menyebabkan beberapa gangguan pada tubuh seperti produksi DHT yang berlebihan dalam pembuluh darah. DHT adalah komponen yang sangat berperan pada kerontokan rambut yang terjadi pada pria.
8. Menimbulkan jerawat
Dampak negatif mengonsumsi susu protein berikutnya adalah menyebabkan jerawat. Apa hubungan protein dan munculnya jerawat? Hal ini karena terdapat kaitan antara hormon insulin like growth factor 1 (IGF-1). Ini adalah hormon yang bisa mempercepat pertumbuhan otot, namun bisa juga menyebabkan munculnya jerawat.
Sebuah penelitian mengungkapkan, terdapat keterkaitan antara hormon IGF-1 dengan produksi sebum. Tingkat IGF-1 yang lebih tinggi dapat menyebabkan produksi sebum meningkat. Dengan meminum susu protein hal itu dapat meningkatkan hormon IGF-1.
Nah, itulah beberapa efek samping yang bisa terjadi apabila mengonsumsi susu protein tinggi tidak sesuai takaran. Pada dasarnya, mengonsumsi susu protein tidak dilarang. Namun, perhatikan saran takaran saji dan juga kenali reaksi pada tubuh agar efek positifnya bisa dimaksimalkan dan efek negatifnya dihindari.
Mendapatkan Manfaat Protein Selain dari Susu
Meski susu protein memiliki dampak buruk apabila dikonsumsi tidak sesuai takaran, protein memiliki fungsi sebagai sumber energi dan memperbaiki jaringan tubuh. Selain itu, berapa banyak asupan protein per hari juga harus disesuaikan dengan berat badan dan aktivitas sehari-hari.
Jumlah protein yang disarankan adalah 15-20 persen dari menu sehari-hari. Menurut pakar kesehatan, guna mempertahankan berat badan sebaiknya asupan protein per harinya tidak lebih dari 70 gram.
Namun jika Anda berniat menambah massa otot, asupan protein diperlukan lebih banyak, yakni sekitar 2 gram per kilogram berat badan per hari. Misalnya, berat badan Anda 50 kg, maka asupan protein untuk menambah massa otot adalah sekitar 100 gram per hari.
Berikut adalah asupan protein baik bersumber dari hewani atau nabati, di antaranya:
1. Telur
Telur adalah makanan kaya protein yang cukup terjangkau. Telur berukuran kecil (35-40 gram) mengandung 4-5 gram protein, sedangkan telur berukuran besar (60g) mengandung 8g protein.
2. Daging sapi tanpa lemak
Daging sapi sapi tanpa lemak mengandung banyak protein dan dilengkapi juga dengan kandungan seng, vitamin B12, dan zat besi. Daging yang bisa Anda konsumsi seperti ayam atau daging unggas putih. Hindari mengonsumsi kulit karena mengandung banyak lemak jenuh.
3. Makanan laut
Makanan laut merupakan sumber protein yang umumnya rendah lemak. Salah satu makanan laut yang kaya protein adalah ikan tuna.
4. Kedelai
Tidak hanya menjadi sumber protein, kedelai juga membantu menekan kolesterol dalam darah, di mana hal ini sekaligus menjaga kesehatan jantung. Olahan kedelai yang bisa Anda konsumsi seperti tempe dan tahu.
5. Brokoli
Dibanding sayur lainnya, brokoli adalah sayur dengan kandungan protein yang paling tinggi. Manfaat lain dari brokoli yang baik untuk kesehatan karena kandungan serat, vitamin K dan C serta kalium di dalamnya.