DokterSehat.Com- Pernahkah Anda memerhatikan bagaimana cara Anda menyimpan garam biasanya? Menyimpan garam kerap dianggap sepele karena memang nampak mudah dilakukan, padahal menyimpan garam juga ada aturannya, lho.
Penasaran bagaimana cara menyimpan garam yang benar? Yuk, simak terus pembahasan di bawah ini!
Mengapa penyimpanan garam menjadi penting?
Garam merupakan bumbu harian yang umum digunakan. Disamping sebagai bumbu, garam juga merupakan salah satu bahan makanan yang mampu mengatasi masalah gizi terbesar di Indonesia, yaitu GAKI atau gangguan akibat kekurangan iodium.
GAKI dapat menyebabkan beberapa kondisi yaitu:
- Gangguan kehamilan, baik pada kondisi kesehatan ibu hamil maupun tumbuh kembang janin
- Kelainan hipo atau hipertiroid, hingga
- Gangguan tumbuh kembang pada balita
Disini, garam tidak lagi hanya berperan sebagai pemberi rasa asin atau gurih saja, namun kandungan iodium merupakan zat yang paling penting pada garam.
Sayangnya, iodium yang sudah difortifikasi, atau ditambahkan, pada garam, sangat mudah rusak ataupun hilang karena penyimpanan garam yang tidak tepat.
Beberapa kesalahan menyimpan garam yang sering dilakukan
Kandungan iodium pada garam mudah rusak atau hilang karena adanya paparan dengan panas, baik dari api, sinar matahari, maupun udara.
Beberapa kesalahan menyimpan garam yang sering dilakukan namun tidak disadari adalah:
- Tidak memindahkan garam dari bungkus/kemasan penjualan dan hanya disimpan terbuka pada bungkusnya saja
- Menyimpan garam di wadah penyimpanan tanpa tutup
- Meletakkan garam di tempat yang terpapar sinar matahari
- Menaruh wadah penyimpanan garam dekat kompor
- Menyimpan garam di wadah bening atau transparan
Kelima hal tersebut telah terbukti menghilangkan kandungan iodum pada garam karena membuat garam terpapar dengan udara, sinar dan atau panas.
Biasanya, garam yang telah rusak atau hilang kandungan iodumnya ditunjukkan dengan garam yang menjadi berair.
Lantas, bagaimana cara menyimpan garam yang benar?
Berikut, beberapa aturan dalam menyimpan garam berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Litbangkes:
1. Selalu simpan garam pada wadah khusus
Hindari langsung menggunakan garam pada plastik atau bungkus kemasan penjualannya. Bungkus kemasan penjualan garam belum tentu mampu menjaga kualitas dan kandungan iodium garam dengan baik.
2. Wadah penyimpan garam boleh terbuat dari kaca, keramik, atau plastik, diutamakan yang tidak tranparan atau tembus cahaya.
Dalam menentukan wadah untuk menyimpan garam, pastikan Anda menggunakan wadah yang terbuat dari bahan yang kokoh. Kaca, keramik, atau plastik tebal yang tidak tembus cahaya, merupakan pilihan yang tepat.
3. Pastikan wadah bisa tertutup dengan rapat, dan biasakan menutup garam dengan rapat setelah menggunakannya.
Perhatikan tutup pada wadah garam. Pastikan bisa dengan mudah dibuka dan ditutup namun tetap rapat atau kedap udara, sehingga garam tidak terpapar udara iodiumnya terjaga.
4. Pastikan wadah kering dan ambil garam dengan sendok khusus
Sebelum menyimpan atau mengisi ulang garam, pastikan wadah sudah benar-benar kering. Sediakan sendok khusus untuk mengambil garam.
Hal ini untuk menghindari Anda menggunakan sendok yang berair atau panas saat memasak untuk mengambil garam. Kandungan mikroba pada air juga bisa menganggu kebersihan dan merusak iodium garam.
5. Menyimpan wadah garam pada tempat bersuhu ruang yang tidak terpapar sinar matahari ataupun terlalu dekat dengan kompor.
Pastikan Anda menyimpan garam pada tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari, tempat atau rak yang sedikit tertutup bisa jadi pilihan.
Hindari juga meletakkan garam di rak sekitar kompor, baik atas maupun samping, karena panas dari kompor lebih cepat merusak kandungan iodium dan membuat garam cepat mencair.