Terbit: 4 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Anda suka makan kacang? Mungkin kini Anda bisa makan kacang tanpa perlu mengkhawatirkan lagi jerawat, karena ternyata kacang memang tidak terbukti menyebabkan jerawat lho.

Bukan Kacang, Susu dan Makanan Berkarbohidratlah yang Menyebabkan Jerawat

Sebuah penelitian yang dilakukan di Univeristy Munich di Jerman meneliti tentang makanan apa yang sebenarnya menyebabkan jerawat. Hasilnya adalah makanan yang terbuat dari susu dan produk susu serta makanan yang memiliki muatan atau beban glikemik tinggi (glycaemic loading) menjadi dua makanan yang terbukti menyebabkan jerawat.

Alasan Susu dan Makanan Berkarbohidrat Menyebabkan Jerawat

Penelitian ini dilakukan dengan melihat asupan golongan bahan makanan yang kerap dikonsumsi di Inggris. Beberapa kelompok makanan yang diteliti adalah golongan susu dan produk susu, makanan dengan beban glikemik yang tinggi dan daging serta telur.

Kebiasaan konsumsi makanan tersebut kemudian diteliti untuk mengetahui manfaatnya pada kesehatan tubuh secara umum, kadar gula darah, indeks massa tubuh dan jerawat.

Hasilnya, dua golongan bahan makanan yang menghasilkan zat gizi dan senyawa yaitu BCAA dan glukosa akan memengaruhi pembentukan mTORC1 yaitu zat yang akan menyebabkan produksi senyawa penyebab jerawat, indeks massa tubuh dan resistensi insulin, meningkat.

Lalu, apa saja makanan yang merupakan produk susu dan makanan dengan beban glikemik tinggi?

Untuk itu penting bagi kita mengatur asupan produk susu dan makanan dengan beban glikemik tinggi. Produk susu umumnya cukup mudah kita kenali, yaitu susu berbagai jenis, keju dan yoghurt.

Sedangkan makanan dengan beban glikemik yang tinggi adalah makanan yang umumnya memiliki indeks glikemik tinggi pula, misalnya olahan makanan manis, gula, sirup dan buah yang manis.

Untuk membatasinya, maka terapkan pola makan seimbang dan bervariasi.

Penerapan pola makan tersebut akan mendukung asupan makanan tidak hanya fokus pada satu jenis saja namun bergantian sehingga kita tidak akan mengonsumsi olahan susu atau satu jenis makanan berkarbohidrat yang itu-itu saja, kan?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi