Terbit: 16 March 2019 | Diperbarui: 6 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Jika kita membahas tentang makanan dengan indeks glikemik tinggi, maka hal pertama yang akan kita pikirkan biasanya adalah makanan-makanan dengan kandungan karbohidrat yang bisa mengenyangkan perut. Memang, makanan dengan kadar indeks glikemik tinggi akan membuat proses penyerapan glukosa berlangsung dengan cepat sehingga bisa menyebabkan efek tersebut. Masalahnya adalah, jika kita terlalu sering mengonsumsinya dengan berlebihan, risiko terkena diabetes bisa meningkat.

Awas! Buah-buahan Ini Memiliki Indeks Glikemik Tinggi

Beberapa jenis buah dengan indeks glikemik tinggi

Pakar kesehatan menyebut makanan dengan indeks glikemik tinggi bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Jika kita sering mengonsumsinya, dikhawatirkan kadar gula darah terus dalam kondisi tinggi yang akhirnya bisa menyebabkan diabetes. Karena alasan inilah kita tidak boleh sembarangan mengonsumsinya.

Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi memiliki nilai lebih dari 70. Sementara itu, makanan dengan indeks glikemik sedang memiliki nilai di antara 50 hingga 70. Makanan-makanan manis, tinggi karbohidrat, dan beberapa jenis minuman tergolong dalam makanan dengan indeks glikemik tinggi dan sedang yang sebaiknya kita batasi konsumsinya.

Sayangnya, buah-buahan yang sering dianggap sebagai makanan sehat dan baik bagi pencernaan tidak selalu memiliki indeks glikemik yang rendah. Beberapa jenis buah bahkan memiliki indeks glikemik tinggi atau sedang sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi dengan berlebihan.

Sebagai contoh, indeks glikemik semangka yang manis dan menyegarkan mencapai angka 72, mangga dan pepaya yang tinggi serat mencapai angka 60, nanas memiliki indeks glikemik mencapai 66, dan anggur hitam memiliki indeks glikemik mencapai angka 59.

Apakah penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi buah-buahan tersebut?

Meskipun memiliki indeks glikemik yang tinggi, pakar kesehatan menyebut penderita diabetes masih boleh mengonsumsi buah-buahan tersebut. Hal ini disebabkan oleh beban indeks glikemik dari buah-buahan tersebut yang cenderung rendah.

Sebagai informasi, beban glikemik bisa dianggap sebagai seberapa banyak jumlah karbohidrat yang akan diserap oleh tubuh dari sebuah makanan. Semakin banyak jumlah karbohidrat yang diserap, semakin tinggi beban indeks glikemik dan semakin tinggi kenaikan gula darah.

Jika kita makan semangka dengan jumlah 100 gram misalnya, kita memang mengonsumsi makanan dengan nilai indeks glikemik yang sama dengan donat, namun, beban glikemik donat dan semangka berbeda jauh. Karbohidrat di dalam semangka hanyalah 11 gram sementara di dalam donat mencapai 23 gram. Karena alasan inilah kenaikan gula darah setelah makan semangka dan donat sangatlah berbeda.

Meskipun begitu, penderita diabetes sebaiknya bertanya kepada dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi buah-buahan manis atau yang memiliki indeks glikemik cukup tinggi. Dengan melakukannya, maka mereka pun bisa mengonsumsi buah-buahan tersebut dengan porsi yang tepat.

Perhatikan pula cara penyajiannya

Selain memilih buah yang tepat dan mengonsumsinya dengan porsi yang sesuai, pakar kesehatan menyarankan penderita diabetes juga harus mengecek cara penyajian dari buah tersebut. Sebagai contoh, jika kita mengupas pisang dan membiarkannya begitu saja hingga warnanya berubah menjadi lebih gelap, hal ini justru menandakan bahwa nilai indeks glikemiknya telah meningkat. Pastikan untuk langsung menghabiskan pisang setelah dikupas demi mencegah kenaikan indeks glikemik ini.

Selain itu, kita juga sebaiknya tidak sembarangan dalam membeli jus buah. Jus buah kemasan yang ada di swalayan biasanya telah diberi tambahan gula cukup tinggi. Selain itu, jus yang dijual di pinggir jalan juga biasanya diberi tambahan gula agar tidak terasa masam. Sebaiknya kita membuat jus sendiri agar tidak mengonsumsi gula tambahan.

Mengonsumsi buah secara langsung jauh lebih direkomendasikan karena akan membuat kita mendapatkan manfaat sehatnya dengan maksimal, termasuk seratnya yang masih utuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi