DokterSehat.Com- Meski dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang tinggi nutrisi dengan rasa yang lezat, banyak orang yang menganggap daging sebagai makanan yang kurang sehat. Mereka pun memilih untuk benar-benar berhenti mengonsumsinya. Sebenarnya, keputusan untuk tak lagi makan daging ini sebenarnya bisa memberikan manfaat bagi kesehatan tidak sih?
Dampak Berhenti Makan Daging bagi Kesehatan
Kita mengenal orang-orang yang tak lagi mengonsumsi daging sebagai penganut gaya hidup vegan atau vegetarian. Tak hanya daging, ada yang bahkan sampai benar-benar tak lagi mengonsumsi produk hewani seperti telur atau susu. Mereka mengklaim keputusan ini sebagai sesuatu yang baik, bisa menurunkan berat badan, dan membuat kondisi tubuh semakin sehat.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Nature pada 2018 lalu, disebutkan bahwa menurunkan atau menghentikan konsumsi daging tak hanya akan membantu memberikan manfaat kesehatan tubuh. Hal ini bahkan bisa memberikan pengaruh bagi kondisi iklim di seluruh dunia!
“Dampak kesehatan bagi setiap orang bisa berbeda-beda, namun secara umum bisa membantu menurunkan risiko terkena beberapa penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan lain-lain,” ucap dr. Penny Kris-Etherton dari Penn State College of Health.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan 12 ribu partisipan dari Amerika Serikat dengan usia paruh baya, dihasilkan fakta bahwa benar-benar berhenti makan daging akan menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Fakta ini kemudian diunggah dalam Journal of American Heart Association pada 2019.
Hanya saja, dampak dari menurunkan asupan setiap jenis daging bisa berbeda.
“Kalau kita menurunkan konsumsi daging merah seperti daging sapi atau daging kambing, risiko terkena penyakit jantung berkurang, tapi jika kita menurunkan asupan daging ikan, akan menurunkan asupan asam lemak omega 3 yang justru bisa memberikan perlindungan bagi jantung,” ucap dr. Nate Favini.
Dr. Favini menyarankan kita untuk menurunkan atau bahkan benar-benar berhenti mengonsumsi daging merah jika ingin lebih sehat. Konsumsi daging unggas juga bisa dikurangi, namun khusus untuk daging ikan, kita justru lebih disarankan untuk rutin mengonsumsinya. Kita juga bisa mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak sehat lainnya seperti kacang almond.
“Banyak hewan pedaging yang diternak dengan tambahan suntikan hormon atau antibiotik. Hal inilah yang sebaiknya benar-benar kita cermati,” ucap Stephanie Papadakis, pakar kesehatan dari Gut of Integrity.
Berbagai Manfaat Menurunkan Asupan Daging
Terdapat beberapa manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan jika mau menurunkan asupan daging.
Berikut adalah manfaat-manfaat tersebut.
-
Berat Badan Turun
Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics pada 2013 silam menyebut orang yang lebih jarang makan daging memiliki berat badan lebih rendah dari yang terbiasa mengonsumsinya.
-
Tekanan Darah Turun
Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Public Health Nutrition menyebut penganut diet vegan atau vegetarian cenderung memiliki tekanan darah yang lebih stabil jika dibandingkan dengan mereka yang hobi makan daging.
-
Menurunkan Risiko Diabetes
American Diabetes Association menyebut penganut gaya hidup vegetarian memiliki risiko terkena sindrom metabolik dan diabetes tipe 2 dengan lebih rendah. Kadar gula darah di dalam tubuhnya cenderung lebih terkendali karena respons insulin yang masih bekerja dengan baik.
-
Pencernaan Lebih Lancar
Daging termasuk dalam makanan yang sulit untuk diolah oleh perut. Jika dikonsumsi dengan rutin, bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit. Menurunkan asupannya tentu akan memperlancar fungsi pencernaan.
-
Lebih Bahagia
Mengonsumsi lebih banyak makanan nabati seperti sayur dan abuh-buahan akan membuat suasana hati membaik dan risiko terkena masalah kesehatan mental menurun.
Sumber:
- Thorpe, JR. 2009. What Happens To Your Body When You Stop Eating Meat, According To Doctors. bustle.com/p/what-happens-to-your-body-when-you-stop-eating-meat-according-to-doctors-19223048. (Diakses pada 3 November 2019).