Terbit: 17 August 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ada sebuah mitos yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat dimana mereka yang sudah mengalami gagal ginjal sebaiknya tidak mengkonsumsi buah yang kaya kalium seperti buah pisang. Jika mereka mengkonsumsinya, maka tubuh dikhawatirkan akan mengalami hyperkalemia yang tentu sangat berbahaya. Sebenarnya, apakah mitos ini benar adanya?

Benarkah Penderita Gagal Ginjal Tidak Boleh Makan Pisang?

Pakar kesehatan Dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH menyebutkan bahwa mitos ini kurang tepat meskipun sebenarnya masih ada benarnya juga. Menurut beliau, memang ada penderita gagal ginjal yang sebaiknya menghindari makanan yang kaya akan kandungan kalium seperti buah pisang. Hanya saja, kita juga tidak bisa memukul rata semua penderita gagal ginjal tidak boleh mengkonsumsinya. Setiap penderita gagal ginjal ternyata memiliki karakteristik kesehatan sendiri-sendiri sehingga akan mendapatkan perlakukan yang berbeda-beda.

Sebagai informasi, pisang memang termasuk dalam buah yang memiliki kandungan cukup tinggi. Hanya saja, larangan untuk mengkonsumsi buah ini hanya diperuntukkan bagi penderita gagal ginjal yang di dalam tubuhnya memiliki kadar kalium melebih batas normal 3,5-5 mEq/L. Untungnya, tidak semua penderita gagal ternyata mengalami masalah kadar kalium dalam tubuh yang berlebihan sehingga tidak harus menghindari buah ini. Bisa jadi, penderita gagal ginjal justru mengalami kadar kalium yang rendah di dalam tubuhnya sehingga sebaiknya mereka mengkonsumsi makanan yang kaya kalium seperti buah pisang, tomat, kacang merah, dan umbi-umbian.

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami masalah hyperkalemia atau tidak, ada baiknya mereka melakukan cek darah. Selain itu, ada pula cara lain untuk mengetahui kondisi ini yakni dengan melakukan pemeriksaan dengan elektrokardiogram.

Jika ada penderita gagal ginjal yang khawatir untuk mengkonsumsi buah pisang dan makanan lain yang kaya akan kalium, ada baiknya mereka melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah mereka tidak apa-apa dalam mengkonsumsinya atau tidak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi