DokterSehat.Com- Ada sebuah mitos yang dipercaya oleh masyarakat tanah air dimana jika kita sedang terluka, ada baiknya kita menghindari makanan yang amis-amis seperti telur atau daging karena dianggap bisa membuat luka tidak kunjung sembuh. Adanya mitos ini membuat mereka yang baru saja disunat, terluka akibat kecelakaan, atau bahkan terluka karena baru saja melakukan prosedur operasi untuk menyembuhkan penyakit tertentu kerap kali dinasehati oleh orang tua untuk menghindari makanan-makanan hewani tersebut. Sebenarnya, apakah memang kita tidak boleh mengkonsumsi telur atau makanan amis lainnya saat sedang terluka?
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk menyembuhkan luka yang muncul pada kulit. Hal ini berarti, ada orang yang bisa dengan cepat menyembuhkan luka dan ada pula orang yang memerlukan waktu yang lebih lama. Satu hal yang pasti, mitos tentang tidak boleh mengkonsumsi makanan amis seperti telur atau daging ayam saat sedang terluka karena dianggap memperlambat proses penyembuhan luka ternyata tidak benar adanya.
Pakar kesehatan Widya Selapanita yang merupakan Dosen di Poltekkes Kementerian Kesehatan Jambi menyebutkan bahwa asupan gizi kita berpengaruh besar dalam menentukan proses penyembuhan luka. Salah satu asupan yang paling penting tersebut adalah protein yang ada dalam telur atau makanan hewani lainnya.
Jika banyak orang tua yang melarang konsumsi telur saat terluka, Widya justru menyarankan kita untuk mengkonsumsinya, khususnya bagian putih telur. Putih telur memiliki nutrisi yang mampu mendukung proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat dan efektif. Beliau sendiri menyarankan konsumsi telur, termasuk telur yang dikukus bagi mereka yang sedang ingin mempercepat proses penyembuhan lukanya. Selain mengkonsumsi telur, kita juga bisa mempercepat penyembuhan luka dengan cara mengkonsumsi madu.