Terbit: 29 May 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ada sebuah mitos yang dipercaya oleh banyak masyarakat di Indonesia dimana sayuran hijau layaknya bayam atau kangkung dianggap sebagai makanan yang bisa memicu masalah rematik atau asam urat. Gara-gara mitos ini, banyak orang yang akhirnya membatasi asupan kedua jenis sayuran ini. Sebenarnya, apakah memang benar bayam dan kangkung bisa menyebabkan asam urat?

Benarkah Bayam Bisa Menyebabkan Asam Urat?

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa mitos ini kurang tepat adanya. Memang, baik bayam atau kangkung memang memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam urat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh, namun, kita harus mengkonsumsi kedua sayuran ini dalam jumlah yang sangat banyak untuk mendapatkan efek tersebut. Hal ini berarti, andai kita mengkonsusi kangkung dan bayam dalam jumlah yang wajar, sangat kecil kemungkinan untuk mendapatkan masalah asam urat.

Alih-alih mengkhawatirkan konsumsi kedua sayuran yang dikenal sangat menyehatkan ini, ada baiknya kita justru mewaspadai bahan makanan lainnya yang enak dan juga kerap kita konsumsi namun bisa meningkatkan kadar asam urat jauh lebih tinggi. Sebagai contoh, jeroan yang sangat nikmat untuk dijadikan sate atau masakan lainnya ini ternyata memiliki kadar purin 150 hingga 825 mg untuk setiap gramnya, jauh lebih banyak dari bayam dan kangkung yang hanya 50-150 mg per gramnya.

Terdapat sebuah penelitian kesehatan yang menyebutkan bahwa penderita asam urat yang membatasi asupan bayam dan kangkung ternyata tidak akan mendapatkan manfaat berupa penurunan kadar asam urat pada tubuhnya. Dalam penelitian ini, mereka justru lebih disarankan untuk membatasi asupan makanan dari produk hewani demi menjaga kadar asam urat dalam tubuh.

Melihat adanya fakta ini, kita tidak perlu lagi khawatir dalam mengkonsumsi bayam atau kangkung karena kedua jenis sayuran ini tidak akan membuat kita mengalami asam urat, asalkan tidak dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi