Terbit: 19 May 2018 | Diperbarui: 20 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu menu berbuka puasa yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah gorengan seperti mendoan, tahu goreng, bakwan, pisang goreng, dan lain-lain. Meskipun memiliki rasa yang enak, pakar kesehatan menyebutkan bahwa ada dampak yang akan kita dapatkan jika kerap mengonsumsinya saat berbuka puasa.

Bahaya Sering Berbuka Puasa dengan Gorengan

Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan lemak yang sangat tinggi di dalam gorengan. Padahal, lemak cenderung sulit untuk dicerna oleh saluran pencernaan. Jika kita mengonsumsi gorengan sebagai makanan pertama yang disantap setelah berpuasa seharian, maka sistem pencernaan tentu akan kesulitan dan harus bekerja dengan lebih keras demi mencernanya.

Karena tak kunjung bisa dicerna, maka perut pun tidak akan mudah merasa kenyang. Alhasil, kita bisa terus memakan gorengan dalam jumlah yang banyak. Jika hal ini terjadi, maka risiko untuk terkena kenaikan berat badan, meningkatkan kadar kolesterol jahat, hingga menyebabkan gangguan pencernaan layaknya kenaikan asam lambung pun meningkat.

Terlalu sering mengonsumsi mengonsumsi gorengan yang miskin serat juga akan membuat kita lebih rentan terkena masalah sembelit atau konstipasi. Bahkan, sebagian orang juga mengalami sensasi serak atau tidak nyaman pada tenggorokan setelah makan gorengan karena terpapar kandungan akrolein pada minyak yang biasanya sudah dipakai untuk memasak berkali-kali.

Jika kita kerap mengonsumsi gorengan, maka risiko untuk terkena penyakit jantung atau stroke akan meningkat mengingat semakin banyaknya penyumbatan yang ada dalam pembuluh darah. Bahkan, risiko untuk terkena paparan zat karsinogen atau penyebab kanker juga akan semakin tinggi.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita tidak menjadikan gorengan sebagai makanan pertama yang kita konsumsi saat berbuka puasa. Namun, jika kita memang ingin makan gorengan, ada baiknya kita memasaknya sendiri agar lebih sehat dan aman.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi