Terbit: 7 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Pernahkah Anda memerhatikan bahwa ada beberapa orang yang asupan makanannya termasuk banyak, namun tidak menjadi gemuk? Sedangkan, sebagian orang lagi hanya mengonsumsi sedikit makanan namun dengan cepat menjadi gemuk?

4 Alasan Mengapa Ada Orang yang Banyak Makan Namun Tidak Gemuk

Kira-kira, apa alasan hal tersebut bisa tejadi? Yuk, sama-sama kita simak penjelasannya di bawah ini!

Kebutuhan energi dan kondisi fisik masing-masing individu berbeda

Sebenarnya, menyebutkan suatu nilai, sedikit atau banyak, tidak bisa disamakan antar satu individu dengan individu lainnya.

Hal ini tentu saja disebabkan karena masing-masing-masing orang memiliki nilai kebutuhan gizi atau energi yang berbeda.

Bahkan, meskipun individu tersebut memiliki tinggi atau berat badan yang sama, kebutuhan energinya belum tentu sama. Sehingga, sedikit atau banyaknya makan seseorang hanya bisa disebutkan jika dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan gizinya.

Hal ini pula yang menyebabkan mengapa ada individu yang banyak makan namun tidak gemuk.

Alasan mengapa ada orang yang makan banyak namun tidak gemuk

Berdasarkan Harvard Medical School dan pakar kesehatan dari Healtheatingsafe.com, Carly Schuna, beberapa alasan seseorang tidak menjadi gemuk padahal banyak mengonsumsi makanan, adalah:

1. Kebutuhan BMR yang tinggi

Kesalahan-saat-hitung-IMT-doktersehat-1Kebutuhan BMR atau Basal Metabolic Rate, menjadi kunci mengapa seseorang yang makan banyak tidak bisa gemuk. BMR adalah angka kebutuhan gizi dasar, atau basal, yang harus dipenuhi tubuh setiap harinya.

Angka energi atau gizi ini, dibutuhkan tubuh untuk menjalankan aktivitas dasar dan vital, misalnya untuk sistem tidak sadar pada tubuh, yaitu, jantung, otak, pencernaan, dan otot pada sistem atau organ tubuh tidak sadar lainnya.

BMR harus selalu dipenuhi, karena jika tidak umumnya kita akan merasa lemas atau lapar karena metabolisme dan sistem tubuh tidak bisa optimal.

BMR yang sudah tinggi, karena kondisi fisik, misalnya tinggi atau berat badan yang cukup besar, serta jenis kelamin, pria membutuhkan BMR yang lebih besar dari wanita, membuat asupan makanan yang dinilai cukup banyak, tidak akan membuat gemuk, karena energi yang masuk langsung digunakan oleh tubuh untuk mencukupi kebutuhan basal.

2. Aktivitas fisik yang tinggi

Doktersehat-Manfaat-Olahraga-Lompat-Tali-Bagi-Tubuh

Photo Credit: Flickr.com/Matt Saunders

Faktor kedua yang paling berpengaruh adalah aktivitas fisik. Semakin banyak aktivitas fisik, maka penggunaan energi melalui otot akan semakin bsar. Hal ini tentu membuat pembakaran dan kebtuhan energi dalam tubuh meningkat.

Orang dengan aktivitas fisik yang tinggi, tentu membutuhkan energi yang lebih tinggi, karena tubuh tidak hanya harus memenuhi kebutuhan energi BMR saja namun juga kebutuhan energi untuk otot.

3. Pengaruh hormonal

Doktersehat-makanan-untuk-menyembuhkan-tiroid

Photo Credit: Flickr.com/Ai sifa afiah

Jenis hormonal yang paling banyak memengaruhi kebutuhan energi dan nafsu makanan seseorang, adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

Kelenjar tiroid diatur di otak dan memiliki fungsi mengatur metabolisme tubuh, termasuk mengontrol kelenjar hipotalamus dan hipofisis. Kedua kelenjar ini merupakan jenis kelenjar yang mengatur kecepatan tubuh dalam membakar energi dan mengatur nafsu makan.

Selama tidak ada gangguan pada kondisi hormonal ini, maka asupan makanan dalam kebutuhan yang cukup tidak akan membuat gemuk karena pengaturan pembakaran metabolisme sempurna. Akan tetapi jika terdapat gangguan pada hormon, mengonsumsi sedikit makanan saja bisa dengan cepat membuat tubuh menjadi gemuk.

4. Kondisi sakit atau infeksi

Alasan terakhir tubuh tidak menjadi gemuk adalah terdapatnya kondisi sakit atau infeksi dalam tubuh.

Pada kondisi sakit, protein dalam tubuh dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk memertahankan dan melindungi fungsi sistem dan metabolisme tubuh tetap optimal.

Biasanya, beberapa jenis penyakit yang dengan cepat membuat berat badan bekurang namun penderita tetap banyak makan adalah kondisi sakit pada sistem imun, misalnya HIV/AIDS atau sakit pada organ paru-paru.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi