DokterSehat.Com- Osteoporosis menjadi momok jika kita tidak mencukupi kebutuhan kalsium tubuh kita. Untuk itu banyak orang yang memilih untuk memenuhi kebutuhannya dari kalsium. Namun konsumsi suplemen kalsium tidak boleh asal.
Kalsium terbentuk dari asupan makanan kaya kalsium, jika asupan kalsium tidak terpenuhi, maka kalsium yang sudah tersimpan di tulang akan dipecah. Hal ini yang menyebabkan tulang menjadi penyebab utama osteoporosis yang harus ditangani dengan segera, salah satunya dengan suplemen kalsium.
Menurut dietitan dari Mayo Clinic, Katherine Z, ada tiga hal yang memengaruhi kefektivitasan supleme kalsium dalah tubuh yaitu:
- Tipe kandungan kalsium dan waktu mengonsumsinya
-
- Perhatikan apa jenis suplemen yang diresepkan untuk Anda konsumsi dengan memerhatikan apa komposisi suplemennya. Jika suplemen kalsium mengandung kalsium sitrat maka kita dapat mengonsumsinya sebelu atau sesudah makan. Namun jika mengandung kalsium karbonat maka konsumsinya harus setelah makan karena asam lambung memengaruhi penyerapan karbonat.
- Perhatikan dosis
-
- Umumnnya kalsium diserap dengan efisien pada jumlah 500, jadi perhatikan jika dosis suplemen 1000 mg maka konsumsi dapat Anda bagi menjadi 2 kali. Namun penentuan dosis yang tepat harus diberikan oleh dokter atau petugas farmasi karena tentu akan lebih sesuai dengan kondisi fisik, usia, dan kondisi kesehatan Anda.
- Perhatikan jika Anda mengonsumsi obat
-
- Kalsium dapat berinteraksi dengan beberapa obat misalnya antibiotik atau obat penurun tekanan darah. Untuk itu sebelum mengonsumsi suplemen kalsium ada baiknya konsulitasi dengan dokter terkait interaksi suplemen dan obat.
- Jangan konsumsi suplemen kalsium bersamaan dengan multivitamin lain
- Suplemen zat gizi lain misalnya zat besi, zink dan magnesium sebaiknya dikonsumsi dalam jangka waktu yang berjauhan, yaitu lebih dari 4-6 jam, dengan kalsium. Sehingga penyerapan masing-masing zat gizi lebih optimal.
Konsumsi suplemen kalsium dengantepat akan membuat asupan kalsium tubuh kita terpenuhi sehingga risiko osteoporosis bisa dicegah,kan?