DokterSehat.Com- Makanan kaleng apa yang biasanya Anda konsumsi? Makanan kaleng memang menjadi alternatif bahan makanan yang praktis, awet, bergizi dan memiliki rasa yang tetap nikmat.
Akan tetapi, jika kita tidak cermat memilih makanan kaleng, bukan tidak mungkin Anda justru jauh dari manfaat tersebut, lho.
Ya, makanan kaleng memang merupakan pilihan bahan makanan yang cukup baik, salah satu unggulannya tentu ada pada keawetan makanan.
Hal ini tentu wajar mengingat, seperti namanya, makanan kaleng dikemas dalam kaleng yang cenderung lebih aman dan kuat untuk menjaga kualitas bahan makanan.
Meskipun hal tersebut menjadi keunggulan, namun penggunaan kaleng ini juga bisa berbahaya jika kita tidak memilih makanan kaleng dengan tepat.
Lantas, apa saja yang perlu dilakukan agar menghindari bahaya dari makanan kaleng tersebut? Yuk, sama-sama kita simak di bawah ini!
1. Tampilan fisik makanan kaleng, hindari jika menggembung
Makanan kaleng memang kuat dan aman, sayangnya penggunaan kaleng juga berisiko menyebabkan adanya kandungan bakteri berbahaya.
Hal ini disebabkan pada kesalahan saat proses pembuatan atau pengemasan makanan kaleng, sehingga makanan kaleng terpapar pada bakteri clostirium botulinum yang menyebabkan kondisi botulisme.
Meskipun jarang, botulisme cukup berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan pada saraf hingga menimbulkan kelumpuhan. Untuk itu, penting bagi Anda memerhatikan tampilan fisik makanan kaleng.
Botulisme biasanya menyebabkan makanan kaleng menggelembung karena adanya produksi gas dari bakteri, sehingga hindari memilih makanan kaleng yang memiliki bagian menggelembung, ya.
Untuk lebih amannya, perhatikan keseluruhan tampilan fisik makanan kaleng, hindari memilih makanna kaleng yang retak, bocor atau penyok.
2. Kandungan BPA pada bahan pembuatan kaleng
Masih tentang kaleng sebagai bahan pembungkus makanan. Bahan pembuat kaleng yang mengandung zat Bisphenol-A merupakan bahan yang berbahaya.
Hal ini disebabkan zat BPA tersebut dapat berpindah atau menempel pada bahan makanan.
Kondisi ini ditunjukkan dengan adanya studi yang menyebutkan bahwa kosnsumsi makanan yang terpapar BPA akan meningkatakan risiko masalah kesehatan seperti gangguan fungsi seksual pada pria, diabetes melitus, hingga penyakit jantung.
Hal in membuat US Food and Drug Administration melarang penggunaan BPA pada kemasan makanan.
Untuk itu, pastikan makanan kaleng yang Anda pilih tidak menggunakan BPA pada kemasan. Anda bisa mengeceknya dengan memperhatikan keterangan pada kemasan.
Jika tidak dicantumkan, Anda bisa menguhubungi produsen makanan untuk menanyakan keamanan bahan pembuat kaleng pada makanan kemasan yang hendak Anda konsumsi.
Meskipun sedikit merepotkan, namun Anda tentu akan mendapatkan pilihan makanan kaleng yang super sehat, bukan?
3. Perhatikan kandungan gula, garam atau natrium, dan bahan pengawet pada makanan kaleng
Dibandingkan bahan makanan lain, makanan kaleng sangat lazim memiliki kandungan bahan pangan tambahan yang lebih tinggi. Hal ini cukup umum, mengingat penggunaan bahan pengawet, gula dan garam, akan mendukung tingkat keawetan makanan.
Jika Anda tidak mengonsumsinya dalam porsi yang cukup, maka hal ini memang tidak banyak berpengaruh. Akan tetapi, jika porsi yang dikonsumsi berlebih dan Anda kurang dapat mengontrol asupan gula dan garam harian, maka asupannya bisa jadi berlebihan dalam tubuh.
Seperti yang kita ketahui, asupan gula berlebihan akan menyebabkan kadar gula dalam tubuh meningkat sehingga risiko diabetes akan meningkat.
Sedangkan, asupan garam dan bahan pengawet berlebih akan meningkatkan tekanan darah tinggi serta keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh terganggu.
Agar Anda bisa mengontrol asupan gula, garam dan bahan pengawet saat mengonsumsi makanan kaleng, usahakan untuk membandingkan kadar kandungan zat gizi yang ada di tabel informasi gizi pada makanan kaleng antar jenis yang sama.
Utamakan memilih makanan kaleng dengan kandungan gula, garam dan natrium yang lebih rendah, ya.