Coronaphobia adalah ketakutan berlebih terhadap pandemi COVID-19 yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Selengkapnya ketahui definisi fobia COVID-19 hingga cara mengatasinya di bawah ini!
Apa Itu Coronaphobia?
Coronaphobia adalah ketakutan berlebih terhadap COVID-19. Seperti diketahui, fobia adalah ketakutan yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan dan situasi.
Menurut berbagai penelitian, para ilmuwan mendefinisikan coronaphobia sebagai respons yang dipicu secara berlebihan dari ketakutan tertular virus corona penyebab COVID-19.
Virus corona menyebabkan kekhawatiran berlebihan yang menyertai gejala fisiologis, stres yang signifikan tentang kerugian pribadi dan pekerjaan, peningkatan jaminan dan perilaku mencari keselamatan, dan menghindari tempat dan situasi umum, menyebabkan gangguan nyata dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
Gejala Coronaphobia
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Asian Journal of Psychiatry pada Desember 2020, yanga dilansir Timesofindia, para ahli telah menemukan beberapa gejala utama kecemasan yang muncul dari teror COVID-19.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang terkait dengan coronaphobia.
- Kekhawatiran tanpa akhir yang memicu jantung berdebar-debar, kehilangan nafsu makan, dan pusing.
- Berpikir berlebihan secara terus-menerus yang menyebabkan ketakutan dan kekhawatiran terus-menerus.
- Rasa takut untuk menghadiri pertemuan, acara publik, atau kerumunan. Ini semacam perilaku anti-sosial yang dapat membuat masalah lebih lanjut dari kecemasan dan isolasi.
Siapa yang Berisiko Tinggi Coronaphobia
Berdasarkan laporan yang diterbitkan online dalam jurnal Frontiers in Global Women’s Health, gejala fobia corona, seperti depresi, insomnia, dan kecemasan lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Sementara laporan akhir yang serupa dalam penelitiannya, Dr. Lily Brown PhD, direktur Penn Center for the Treatment and Study of Anxiety meyakini bahwa wanita lebih rentan terhadap kecemasan daripada pria, mengingat kekhawatiran terkait dengan anggota keluarga yang sakit atau dirinya sendiri yang menyebarkan virus ke orang lain.
Brown juga menemukan bahwa orang yang lebih muda memiliki peningkatan kecemasan karena virus corona penyebab COVID-19 beserta variannya yang menyebabkan pandemi ini belum kunjung berakhir.
Cara Mengatasi Coronaphobia
Jika kecemasan terhadap pandemi COVID-19 memengaruhi kemampuan untuk beraktivitas, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan mental.
Corona fobia bisa diobati, Anda mungkin memerlukan terapi perilaku kognitif (CBT) atau pengobatan untuk mengurangi kecemasan, atau mungkin memiliki kondisi kesehatan mental mendasar lainnya yang memerlukan perawatan. CBT telah terbukti dapat mengobati kecemasan secara efektif dan efisien.
Latihan pernapasan dalam juga membantu orang keluar dari pikiran terkait ketakutan pada pandemi dan memungkinkan untuk fokus pada apa yang dapat dikendalikan.
Pastikan untuk mendapatkan cukup vitamin D, yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko depresi dan kecemasan. Menjaga pola makan dengan baik, tidur, berolahraga, membatasi konsumsi media massa tentang virus corona, dan keluar rumah juga dapat membantu.
Sementara dengan munculnya vaksin COVID-19, kecemasan mungkin sedikit berkurang, tetapi ketakutan dan fobia masih membayangi di kepala. Satu-satunya cara dapat mengatasinya melalui pengendalian diri dan dengan menjaga rasa tenang.
- Anonim. 2022. COVID-19 context: coronaphobia. https://pallipedia.org/covid-19-context-coronaphobia/ (Diakses pada 23 Februari 2022)
- Anonim. 2021. What Is Coronaphobia? Everything You Need To Know. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/what-is-coronaphobia-everything-you-need-to-know/photostory/81170575.cms (Diakses pada 23 Februari 2022)
- Psychiatr, Asian J. 2020. Understanding coronaphobia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7474809/ (Diakses pada 23 Februari 2022)