Terbit: 28 June 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Varian baru virus Corona diklaim dapat menular dengan cepat dan memiliki gejala ringan hingga parah. Beberapa varian virus ini terdeteksi di beberapa negara, Inggris adalah negara pertama yang menemukan varian baru. Kenali beberapa COVID varian baru dan seberapa bahayanya bagi kesehatan!

11 Varian Baru Virus Corona (COVID-19) yang Patut Diwaspadai!

Apa Penyebab Munculnya Varian Baru Virus Corona?

Semua virus, termasuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, berevolusi dari waktu ke waktu. Ketika virus memperbanyak diri, terkadang berubah sedikit—hal yang normal untuk virus. Perubahan ini disebut mutasi. Sebuah virus dengan satu atau lebih mutasi baru disebut sebagai varian dari virus asli.

Saat virus menyebar luas dalam suatu wilayah dan menyebabkan banyak kasus infeksi, kemungkinan virus bermutasi meningkat. Semakin banyak peluang bagi virus untuk menyebar, semakin banyak kemampuan virus memperbanyak diri dan semakin banyak peluang untuk mengalami perubahan.

Kebanyakan mutasi virus memiliki sedikit atau tidak ada dampak terhadap kemampuan virus untuk memicu infeksi dan penyakit.

Tetapi, tergantung di mana perubahan terletak pada materi genetik virus, yang dapat memengaruhi sifat virus, seperti penyebaran (misalnya, menular lebih mudah atau kurang mudah) atau tingkat keparahan (misalnya, menyebabkan penyakit yang kurang lebih parah).

Varian Baru Virus Corona

Saat ini, beberapa varian virus (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) telah menimbulkan kekhawatiran bagi warga dunia, termasuk Indonesia. Varian COVID-19 dari beberapa negara disebut-sebut lebih menular, seperti Inggris, Afrika Selatan, India, dan brasil, lebih menular.

Berikut ini beberapa varian baru virus Corona yang patut Anda waspadai:

1. Alfa

Varian COVID-19 yang pertama terdeteksi di Inggris ini menyebar lebih mudah. Ini mungkin memiliki peningkatan risiko rawat inap dan bahkan kematian.

Gejala dari varian ini termasuk, demam, batuk, kesulitan bernapas, penurunan fungsi indra pengecap dan penciuman, dan masalah saluran pencernaan.

2. Beta

Ini varian yang tampaknya lebih mudah menyebar dari orang ke orang. Varian dari Afrika Selatan ini juga dapat mengurangi efektivitas beberapa obat antibodi monoklonal dan antibodi yang dihasilkan oleh infeksi COVID-19 sebelumnya atau vaksin COVID-19.

3. Gamma

Varian dari Brasil ini dapat mengurangi efektivitas beberapa obat antibodi monoklonal, dan antibodi infeksi COVID-19 sebelumnya atau vaksin COVID-19. Mutasi virus SARS-CoV-2  ini sempat memicu lonjakan kasus COVID-19 di Brasil.

4. Epsilon

Ini merupakan varian dari Amerika Serikat yang lebih mudah menyebar. Varian ini dapat mengurangi efektivitas antibodi yang dihasilkan oleh infeksi COVID-19 sebelumnya atau vaksin COVID-19.

5. Delta

Ini adalah virus Corona varian baru dari India yang juga lebih mudah menyebar. Delta mungkin dapat mengurangi efektivitas beberapa perawatan antibodi monoklonal dan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin COVID-19. Bahkan kini muncul varian delta plus.

 

6. Zeta

Varian baru virus Corona Zeta awalnya telah terdeteksi di Inggris dan kemudian menyebar di Brasil. Ini adalah varian yang tidak mengandung mutasi penting lain dari varian Gamma.

Meskipun mengandung mutasi E484K, varian ini tidak cukup untuk ditetapkan sebagai varian yang mengkhawatirkan.

7. Eta

Ini adalah varian yang juga teridentifikasi di Inggris. Varian ini memiliki beberapa mutasi pada gen protein spike virus Corona. Nmaun, belum ada bukti bahwa varian Eta lebih menular atau memicu penyakit yang lebih parah.

8. Kappa

Ini adalah varian kedua yang terdeteksi di India yang memiliki mutasi ganda. Varian ini terbukti resisten dengan antibodi Bamlanivimab untuk pengobatan COVID-19 dan berkurangnya kerentanan terhadap antibodi.

9. Lota

Virus Corona varian baru ini mulai terdeteksi di New York di Bulan November 2021. Namun, belum diketahui apakah varian Iota lebih menular daripada virus aslinya.

Iota juga belum menyebar luas, tetapi kemungkinan menyebar cepat melalui wilayah metropolitan New York.

10. Theta

Varian ini terdeteksi pada sampel lokal di Filipina pada Maret 2021. Meskipun belum ada cukup bukti varian Theta, tetapi berdampak pada kesehatan. Namun, tetap ada kemungkinan virus lebih menular daripada varian asli SARS-CoV-2.

11. Omicron

Corona B.1.1.529 atau disebut dengan varian Omicron adalah varian baru dari virus COVID-19 (SARS-CoV-2) yang diidentifikasi pertama kali oleh para ilmuwan di Afrika Selatan dan World Health Organization (WHO) pada tanggal 26 November 2021.

WHO sedang berkoordinasi dengan berbagai peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami tentang bahaya Omicron, termasuk tingkat penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin, tes diagnostik, dan efikasi pengobatan.

 

Apakah Varian Baru Virus Corona Lebih Berbahaya?

Tidak ada bukti bahwa salah satu dari varian COVID-19 menyebabkan penyakit yang jauh lebih serius bagi sebagian besar orang. Selain itu, penelitian tentang berbagai virus Corona varian baru masih dilakukan.

Seperti versi aslinya, risiko tertular tetap tertinggi untuk orang yang lanjut usia atau memiliki kondisi kesehatan mendasar yang signifikan. Tetapi, virus yang lebih menular dan sama berbahayanya dengan sendirinya akan menyebabkan lebih banyak kematian pada populasi yang tidak mendapatkan vaksin.

Bisakah Mencegah Virus Corona Varian Baru?

Menghentikan penyebaran pada sumbernya tetap menjadi langkah terpenting. Langkah-langkah saat ini untuk mengurangi penularan virus, termasuk:

  • Sering mencuci tangan.
  • Memakai masker.
  • Menjaga jarak fisik.
  • Memastikan ventilasi yang baik.
  • Menghindari kerumunan, tempat-tempat ramai, atau tempat tertutup.
  • Menjaga kebersihan dan kesehatan.
  • Konsumsi makanan sehat dan vitamin bila perlu untuk menjaga daya tahan tubuh tetap kuat.

Meningkatkan produksi vaksin dan mendistribusikan vaksin secepat dan seluas mungkin juga akan menjadi langkah penting untuk melindungi orang sebelum terpapar virus dan risiko varian baru.

Prioritas vaksin pada kelompok berisiko tinggi di mana saja untuk memaksimalkan perlindungan global terhadap varian baru dan meminimalkan risiko penularan. Selain itu, memastikan akses mendapatkan vaksin COVID-19 lebih penting dari sebelumnya untuk mengendalikan pandemi yang sedang berkembang.

Dengan semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin, akan membantu menekan penyebaran, yang kemudian akan menyebabkan lebih sedikit mutasi virus.

 

Mengapa Vaksin Penting Meskipun Muncul Varian Virus Baru?

Vaksin adalah zat atau senyawa penting untuk melawan COVID-19, dan memiliki manfaat kesehatan masyarakat dan bisa menyelamatkan jiwa. Sebaiknya tidak boleh menunda vaksinasi karena kekhawatiran terhadap varian baru, dan seharusnya melanjutkan vaksinasi meskipun mungkin agak kurang efektif terhadap beberapa varian virus COVID-19.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

 

  1. Anonim. 2021. The effects of virus variants on COVID-19 vaccines. https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/the-effects-of-virus-variants-on-covid-19-vaccines?gclid=Cj0KCQjw5uWGBhCTARIsAL70sLLzEU_cf-pz5xxYdplOH_Td7mHejBiIDoapYMknQ740M8pec0NQqhAaAgieEALw_wcB (Diakses pada 28 Juni 2021)
  2. DeSimone, Daniel C. 2021. COVID-19 variants: What’s the concern?. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/expert-answers/covid-variant/faq-20505779 (Diakses pada 28 Juni 2021)
  3. Roberts, Michelle. 2021. What are the India, Brazil, South Africa and UK variants?. https://www.bbc.com/news/health-55659820 (Diakses pada 28 Juni 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi