Trombosis sinus kavernosus (TSC) adalah kondisi pembekuan darah dalam sinus kavernosus. Ketahui lebih lanjut gejala, penyebab, faktor risiko, pengobatan, dll
Apa Itu Trombosis Sinus Kavernosus?
Trombosis sinus kavernosus adalah salah satu penyakit langka dan mengancam hidup yang ditandai dengan adanya gumpalan darah di sinus kavernosus. Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Bright pada tahun 1831, sebagai komplikasi dari infeksi epidural dan subdural.
Berdasarkan data statistik, kondisi ini lebih banyak terjadi pada anak dan bayi dibandingkan pada orang dewasa.
Gejala Trombosis Sinus Kavernosus
Gejala yang paling banyak dikeluhkan terdiri dari:
- Demam
- Nyeri kepala atau wajah yang berat dan progresif, terutama di area mata dan dahi
- Bengkak dan kemerahan di kelopak mata
- Gerakan bola mata yang terbatas dan nyeri
- Gangguan penglihatan berupa fotofobia, penglihatan ganda atau diplopia, serta hilangnya penglihatan
- Ophtamoplegia atau kelemahan otot mata, yang terjadi akibat neuropati saraf kranial 6
Pada kondisi awal, gejala biasanya hanya terjadi pada satu mata, lalu berkembang ke mata yang lainnya. Gejala lain yang juga dapat muncul adalah kaku leher, wajah terasa mati rasa, dll.
Pada kondisi berat di mana terjadi penyebaran ke sistem saraf pusat, dapat terjadi kondisi penurunan kesadaran, bingung, kejang, dan defisit neurologis.
Penyebab Trombosis Sinus Kavernosus
Sinus kavernosus adalah sebuah ruang berongga yang terletak di dasar tengkorak yang memiliki manfaat untuk mengalirkan darah vena yang berasal dari area wajah.
Pada sebagian besar kasus, gumpalan darah pada sinus kavernosus dibentuk sebagai upaya dalam mencegah penyebaran infeksi bakteri ke tubuh. Gumpalan darah tersebut seringkali menyebabkan hambatan aliran darah dari otak dan mengakibatkan terjadinya peningkatakan tekanan pada sinus kavernosus. Hal ini kemudian akan menyebabkan kerusakan pada otak, mata, dan saraf yang berada di antara keduanya.
Penyebab terbentuknya gumpalan:
- Infeksi atau septik di area wajah (mulai dari mulut hingga hidung), seperti abses, selulitis, sinusitis, faringitis, otitis, mastoiditis, dll. Organisme yang paling banyak jadi penyebab adalah Staphyloccus aureus. Beberapa organisme lain yang juga bisa menjadi penyebab yaitu Streptococcus species, Pneumococcus, Aspergillosis, Zygomycosis,
- Non-infeksi atau aseptik, seperti cedera kepala berat, pembedahan, dan kehamilan.
Faktor Risiko Trombosis Sinus Kavernosus
- Infeksi di area wajah
- Sinusitis akut
- Infeksi peri-orbital
- Trombofilia (peningkatan proses alamiah pembekuan darah dalam tubuh)
- Perempuan hamil atau paska melahirkan
- Perempuan yang mengkonsumsi pil kontrasepsi atau terapi pengganti hormon
Diagnosis Trombosis Sinus Kavernosus
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Temuan pemeriksaan fisik yang khas, yaitu:
- Demam atau suhu tubuh >37.5oC dengan pola “picket fence”, disertai takikardi atau hipotensi
- Pemeriksaan neurologis atau saraf menunjukkan adanya gangguan kesadaran, letargi, kejang, sindrom stroke seperti kelemahan anggota gerak satu sisi
- Mata, menunjukkan adanya bengkak di area periorbital, kelopak mata kemerahan, ptosis atau kelopak mata bagian atas yang turun dan menutupi bola mata, gerakan bola mata yang terbatas disertai nyeri, papilledema, fotofobia, penurunan ketajaman penglihatan, dll.
- Neuropati saraf kranial 6
- Pemeriksaan sensoris pada daerah wajah
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan berupa:
- CT-Scan atau MRI, untuk melihat adanya gambaran sinus kavernosus yang menonjol, aliran darah pada sinus kavernosus yang terhambat, gambaran sinusitis, dll.
- Pemeriksaan darah rutin, untuk melihat adanya peningkatan leukosit atau sel darah putih, C-reactive protein (CRP), dan erythrocyte sedimentation rate (ESR)
- D-dimer
- Kultur darah
- Pungsi lumbal, untuk menyingkirkan kondisi meningitis
- Skrining untuk trombofilia
Pengobatan Mengobati Trombosis Sinus Kavernosus
Terapi primer bisa dilakukan dengan memberikan terapi antimikroba, dan anti-koagulan. Pada kasus yang disebabkan oleh sinusitis, tindakan pembedahan drainase sinus perlu dilakukan apabila respons terhadap terapi antibiotik tidak baik dalam 24 jam.
Terapi sekunder bisa dilakukan dengan pemberian kortikosteroid untuk disfungsi atau gangguan fungsi dari saraf kranial.
Komplikasi Trombosis Sinus Kavernosus
Komplikasi yang paling sering terjadi akibat infeksi yang menyebar ke luar dari sinus kavernosus adalah meningitis dan sepsis. Berdasarkan data statistik, disebutkan bahwa 1 dari 3 orang meninggal akibat kondisi ini.
Sedangkan pada mereka yang sembuh, memiliki resiko gejala sisa seperti:
- Kejang
- Nyeri kepala
- Gangguan penglihatan
- Gumpalan darah di tempat lain (seperti tungkai, paru-paru, dan otak)
- Mokgacha, K., Maruza, M.P., Sesay, S. O., Rwegerera, G. M.. 2017. Cavernous sinus thrombosis in a 14-year old boy. The Turkish Journal of Pediatrics; 59: 719-23.
- Plewa, M. C., Tadi, P., Gupta, M.. 2020. Cavernous Sinus Thrombosis. [Online] Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/