DokterSehat.Com – Anda suka cokelat? Makanan satu ini memang disukai hampir semua kalangan karena rasanya yang lezat, pun bisa menimbulkan efek bahagia. Namun bagi segelintir orang, coklat justru menghasilkan reaksi alergi. Lantas, apa itu alergi cokelat? Apa penyebab alergi cokelat? Apa gejala alergi coklat? Benarkah alergi cokelat bisa menyebabkan kematian?

Apa Itu Alergi Cokelat?
Alergi cokelat adalah jenis alergi yang sebenarnya jarang terjadi, pun tidak sepenuhnya reaksi alergi tersebut disebabkan oleh biji coklat itu sendiri. Sejumlah bahan tambahan lainnya yang terdapat pada produk makanan cokelat, seperti kacang, susu, kafein, gluten, dan lainnya juga ditengarai menjadi pemicu reaksi alergi coklat.
Sama seperti alergi makanan lainnya, alergi cokelat dapat muncul sesaat atau beberapa jam setelah penderita mengonsumsi cokelat maupun produk olahan cokelat seperti kue, roti, dan susu cokelat. Perbedaan tersebut bergantung pada respons sistem imun tubuh masing-masing orang.
Penyebab Alergi Cokelat
Secara garis besar, penyebab alergi cokelat adalah reaksi atipikal dari sistem kekebalan tubuh atas zat yang terkandung di dalam biji cokelat (kakao). Akibatnya, tubuh mensinyalir zat tersebut sebagai suatu ancaman berbahaya sehingga secara otomatis, antibodi akan dibentuk guna memberikan perlawanan, yang kemudian menghasilkan reaksi alergi.
Alergi coklat sejatinya tidak 100 persen disebabkan oleh kandungan biji atau bubuk cokelat itu sendiri, melainkan juga karena sejumlah bahan tambahan lainnya seperti kacang, susu, kafein, gluten dan emulsi semisal lesitin kedelai. Bahkan, bisa saja reaksi alergi yang dialami setelah makan cokelat justru bukan karena cokelatnya, melainkan bahan lainnya tersebut.
Ciri dan Gejala Alergi Cokelat
Alergi cokelat ditandai oleh sejumlah gejala yang serupa dengan gejala alergi pada umumnya. Gejala alergi cokelat ini dapat muncul sesaat atau beberapa jam setelah mengonsumsi cokelat. Selain itu, gejala alergi coklat juga bisa bersifat ringan, namun tak menutup kemungkinan timbul gejala berat yang apabila tidak segera ditangani, dapat mengancam jiwa!
Berikut ini gejala alergi cokelat yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
1. Gatal
Gatal adalah gejala umum dari reaksi alergi tubuh, tak terkecuali alergi cokelat. Apabila sehabis mengonsumsi cokelat Anda merasakan gatal di sejumlah bagian tubuh, ada kemungkinan ini merupakan bentuk reaksi alergi coklat. Atau, reaksi alergi ini disebabkan oleh bahan tambahan lainnya pada cokelat seperti kacang almond dan gula.
Guna memastikan apakah Anda memiliki alergi cokelat atau tidak, baiknya segera memeriksakan diri ke dokter guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Timbul Bercak Merah
Selain gatal-gatal, gejala alergi cokelat bisa berupa timbulnya bercak merah pada sejumlah bagian tubuh seperti mata, bibir, leher, hingga ke dada. Kendati tidak berbahaya, rasa gatal tersebut tentunya sangat tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas.
3. Sakit Kepala
Penderita alergi cokelat juga dimungkinkan untuk mengalami gejala sakit kepala sesaat maupun beberapa jam setelah mengonsumsi cokelat. Kondisi ini biasanya diakibatkan sensitivitas berlebih dari tubuh terhadap sejumlah kandungan cokelat seperti tiramin, teobromin, feniletilamin, dan kafein.
Gejala alergiu cokelat berupa sakit kepala bisa hilang dalam beberapa menit, namun jika dalam hitungan jam atau hari kepala masih terasa sakit, segera kunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan medis lebih lanjut.
4. Batuk dan Bersin
Dua gejala alergi ini umumnya dirasakan oleh penderita alergi debu. Jangan salah, alergi cokelat juga ternyata memungkinkan penderitanya untuk mengalami gejala batuk dan bersin pasca mengonsumsi cokelat.
5. Gangguan Pencernaan
Sakit perut, mual, atau diare adalah gejala alergi coklat pada sistem pencernaan. Kondisi ini umumnya juga tidak berbahaya, namun tetap harus diwaspadai dengan memeriksakan diri ke dokter agar dapat ditangani sebelum makin mengganggu.
6. Syok Anafilaksis (Sesak Napas)
Kalau di awal tadi disinggung perihal alergi cokelat bisa menyebabkan kematian, hal ini sejatinya diawali dengan gejala alergi cokelat berupa syok anafilaksis. Anafilaksis adalah bentuk reaksi alergi yang sifatnya berat dan perlu penanganan medis yang serius.
Syok anafilaksis pada penderita alergi coklat umumnya berupa sesak napas yang diakibatkan oleh pembengkakan pada tenggorokan sehingga menghambat sirkulasi udara dari luar ke paru-paru. Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin penderita akan mengalami gagal napas dan meninggal dunia.
Diagnosis Alergi Cokelat
Reaksi alergi sehabis mengonsumsi cokelat belum tentu disebabkan oleh cokelat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan prosedur diagnosis guna memastikan hal ini. Sama seperti jenis alergi lainnya, diagnosis alergi cokelat meliputi 3 (tiga) prosedur pemeriksaan, yaitu:
1. Anamnesis
Anamnesis atau wawancara adalah prosedur diagnosis alergi cokelat yang akan pertama kali dilakukan.
Dokter akan meminta keterangan pasien perihal keluhan, riwayat alergi (pribadi dan keluarga), riwayat pemakaian obat-obatan, dan pola diet. Setelah data terkumpul, dokter akan memberikan simpulan awal (hipotesis) sebagai pijakan untuk melakukan prosedur pemeriksaan berikutnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Selanjutnya, pasien akan diperiksa kondisi fisiknya oleh dokter dengan memerhatikan sejumlah gejala umum alergi coklat, seperti bercak merah dan bengkak pada mata dan bibir.
3. Pemeriksaan Penunjang
Guna memastikan jika pasien memang benar-benar memiliki alergi terhadap coklat, pemeriksaan penunjang akan ditegakkan.
-
Tes Tusuk Jarum (Skin Prick Test)
Tes tusuk jarum atau skin prick test adalah tes untuk mengetahui reaksi alergi yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum yang telah diberi pemicu alergi (alergen) pada cokelat ke kulit pasien. Apabila pada kulit pasien timbul bercak atau rasa gatal, hampir bisa dipastikan jika pasien alergi makan cokelat dan disarankan untuk menghindari makanan ini.
-
Tes Tempel Plester (Patch Test)
Secara praktik, tes tempel plester atau patch test tidak memiliki perbedaan berarti dengan tes tusuk jarum. Hanya, medium yang digunakan tak sama, yakni patch test menggunakan plester yang sudah diberi ekstrak alergen cokelat. Selain itu, jika tes tusuk jarum dapat diketahui hasilnya setelah 15 menit, tes tempel plester membutuhkan waktu 48 jam sampai hasilnya keluar.
-
IgE Total
Pada kasus di mana kulit pasien kurang atau terlalu sensitif terhadap alergen, dokter akan menempuh metode diagnosis alergi cokelat IgE Total, yakni dengan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian dicampur dengan ekstrak alergen dan dianalisis, apakah ada reaksi alergi yang terjadi.
Pengobatan Alergi Cokelat
Obat alergi cokelat—sama seperti alergi lainnya—yang umum diberikan oleh dokter adalah antihistamin. Antihistamin ini fungsinya untuk meredakan gejala alergi coklat umum seperti gatal-gatal.
Antihistamin terdiri dari dua golongan, yaitu antihistamin generasi pertama (clemastine, chlorphenamine, ketotifen, alimemazine, hydroxyzine), dan antihistamin generasi kedua (loratadine, cetirizine, fexofenadine).
Sementara itu, obat kortikosteroid akan diberikan pada pasien alergi cokelat yang mengalami gejala pembengkakan. Khusus gejala syok anafileksis, dokter akan memberikan suntikan adrenalin guna meredakan reaksi alergi jenis tersebut.
Pencegahan Alergi Coklat
Alergi coklat sayangnya tidak benar-benar bisa disembuhkan, sama seperti jenis alergi lainnya. Satu-satunya cara mencegah alergi terhadap coklat ialah dengan tidak mengonsumsinya dalam bentuk apapun. Semoga bermanfaat!