Terbit: 14 February 2019 | Diperbarui: 20 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pada normalnya, berat badan bayi yang baru lahir berkisar antara 2.500-4.000 gram. Tolok ukur berat badan tersebut bermaksud agar bayi tidak terlalu besar atau tak kelewat kecil. Jika terlalu kecil atau berat badan bayi kurang, organ tubuhnya dikhawatirkan tidak dapat tumbuh sempurna. Sebaliknya, jika janin terlalu besar, hal itu juga menyulitkan ibu untuk hamil normal.

Orang Tua Wajib Melakukan Hal Ini Saat Berat Badan Bayi Kurang

Penyebab Bayi Kurang Berat Badan

Berat badan bayi kurang pada dasarnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: faktor psikologis, faktor genetik, faktor penyakit, gizi dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai bayi kurang berat badan, perlu Anda ketahui bahwa normalnya pertambahan berat badan bayi akan terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia. Oleh karenanya, orang tua perlu menimbang bayi secara rutin.

Pada bulan-bulan awal kehidupan, pertumbuhan bayi akan mengalami perkembangan yang begitu cepat. Pertambahan berat badan dan panjang badan akan terus terjadi pada bayi. Ketika bayi menginjak usia 3 bulan, idealnya berat badan bayi perempuan antara 5,4 kg – 6,5 kg dengan panjang badan 58 cm – 62 cm. Sedangkan berat badan bayi laki-laki antara 5,8 – 7 kg dengan panjang 60 cm – 63 cm.

Acuan untuk melihat berat badan bayi kurang adalah saat usianya mencapai 6 bulan dan 1 tahun. Di usia 6 bulan, berat badan bayi harus mencapai 2 kali lipat berat lahir dan menjadi 3 kali lipatnya pada usia 1 tahun.

Berat badan bayi kurang berisiko membuat sejumlah masalah kesehatan. Namun, bayi kurang berat badan tergantung pada beberapa hal seperti pola makan hingga lingkungan tempat tinggal.

Lantas, apa saja hal-hal yang menyebabkan berat badan bayi kurang? Berikut adalah penyebab berat badan bayi di bawah normal yang harus Anda tahu, di antaranya:

1. Gangguan kesehatan pada bayi

Berat badan bayi kurang yang pertama bisa disebabkan karena kondisi bayinya, seperti infeksi saat masih di dalam kandungan atau cacat lahir. Selain itu, bayi kurang berat badan juga bisa disebabkan akibat gangguan pencernaan atau diare yang membuat nafsu makannya berkurang, sehingga memengaruhi berat badan bayi.

2. Gangguan kesehatan pada ibu hamil

Selain gangguan kesehatan bayi, gangguan yang terjadi pada ibu saat hamil juga bisa menyebabkan berat badan bayi kurang. Gangguan pada ibu hamil seperti jantung, diabetes dan hipertensi bisa menyebabkan bayi kurang berat badan atau terlahir dengan berat di bawah normal.

3. Postur tubuh ibu hamil

Berat badan bayi kurang juga bisa dipengaruhi oleh postur tubuh ibu. Jika Anda memiliki tubuh yang mungil, besar kemungkinan Anda memiliki berat badan bayi di bawah kondisi normal.

4. Bayi lahir kembar

Jika seorang wanita mengandung bayi kembar, hal itu akan membuat janin kekurangan ruang di dalam rahim, kondisi ini membuat janin tidak tumbuh leluasa seperti bayi tunggal. Kondisi ini juga bisa membuat kelahiran prematur.

5. Memasuki masa pertumbuhan

Salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan para orang tua adalah mengapa berat badan bayi kurang tapi aktif. Perlu diketahui, berat badan bayi kurang ini karena bayi memasuki masa pertumbuhan tinggi badan. Pada masa ini aktivitas bayi yang berusia lebih dari 6 bulan menyebabkan penurunan berat badan dalam jumlah yang wajar.

6. Kurangnya asupan nutrisi

Memenuhi asupan nutrisi yang baik bagi ibu dan janin selama kehamilan adalah sesuatu yang sangat penting untuk mencegah berat badan bayi kurang. Bayi kurang berat badan terjadi apabila pola makan ibu hamil tidak sehat.

Dampak lain dari kurangnya nutrisi dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh anak, meningkatkan durasi dan tingkat keparahan pada penyakit menular, serta membuat anak berisiko mengalami gangguan perkembangan.

Meski begitu, tidak semua berat badan bayi kurang akan menimbulkan masalah. Bayi dapat tumbuh normal, namun membutuhkan pengawasan dari dokter. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bayi berada dalam kondisi optimal.

Cara Mengatasi Berat Badan Bayi Kurang

Setelah Anda mengetahui berbagai penyebab berat badan bayi kurang, Anda juga harus tahu bagaimana mengatasi berat badan bayi kurang. Langkah terbaik untuk meningkatkan berat badan bayi adalah dengan memperbaiki nutrsinya. Berikut cara yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

1. Memberikan ASI

Jika bayi Anda di bawah 6 bulan, salah satu cara mengatasi berat badan bayi kurang adalah meningkatkan pemberian ASI. Agar ASI yang diberikan pada anak berkualitas, maka ibu harus mencukupi kebutuhan nutrisinya dengan baik dan menghindari stres.

ASI adalah makanan yang paling mudah dicerna dan baik untuk bayi yang usianya kurang dari 6 bulan. Jika bayi terpaksa diberikan susu formula, sebaiknya Anda konsultasikan dahulu dengan dokter.

2. Memberikan MPASI

Pada umumnya, pemberian MPASI bisa diberikan apabila usia bayi sudah 6 bulan ke atas. Anda dapat menjadwalkan pemberian MPASI sebanyak 2-3 kali dalam sehari dengan porsi yang disesuaikan dengan usia bayi. Hal penting dalam pemberian MPASI adalah kandungan gizi, terutama kalori.

Jika berat badan bayi kurang, maka komposisi yang tepat untuk MPASI adalah komposisi karbohidrat, lauk dan sayur yang sebanding. Camilan sehat juga dapat Anda berikan pada siang dan sore hari.

Meski kalori sangat dibutuhkan, bukan berarti Anda bisa bebas memberikan makanan tinggi kalori yang kurang sehat seperti permen, minuman manis, kue dan permen, karena hal itu bisa merusak gigi anak.

3. Fokus pada kualitas makanan

Ketika berat badan bayi kurang, salah satu langkah yang biasanya akan ditempuh orang tua adalah meningkatkan asupan jumlah makanan. Padahal, mengatasi berat badan bayi kurang yang paling tepat adalah peningkatan kualitas makanan bukan pada jumlah makanan.

Berikan nutrisi yang mengandung zat besi dan protein. Selain itu, penuhi juga kebutuhan susu anak sekitar 350-400 ml per hari. Batasi juga asupan cairan untuk anak, terlalu banyak minum bisa menyebabkan diare dan menurunkan nafsu makan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi