Socially awkward adalah orang dengan kepribadian yang canggung di hadapan orang lain atau keramaian. Bahkan kebanyakan orang pernah mengalami kecanggungan sosial di beberapa titik dalam kehidupannya. Yuk, simak penjelasan selengkapnya mulai dari definisi, gejala, hingga cara mengatasinya berikut ini!
Apa itu Socially Awkward?
Socially awkward adalah orang yang canggung dan gugup ketika berinterkasi dengan orang lain atau di keramaian, bahkan yang sudah dikenalinya. Perasaan ini membuat interaksi sosial menjadi sulit, menyakitkan, memalukan, atau sering kali tidak menyenangkan bagi orang atau kelompok orang yang berinteraksi dengannya.
Tanda dan Gejala Socially Awkward
Orang-orang yang selalu canggung secara sosial memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Ciri orang yang socially awkward, termasuk:
- Tidak mampu memahami aspek halus dari situasi sosial atau bagaimana berperilaku.
- Merasa seperti menjadi terlalu sensitif atau terlalu waspada.
- Bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang mungkin tidak mengganggu orang lain.
- Melakukan hal-hal yang tidak pantas, misalnya berbagi secara berlebihan selama percakapan.
- Ingin di dekat orang lain tetapi kemudian merasa sulit ketika benar-benar menghabiskan waktu bersama mereka.
- Salah menafsirkan niat orang lain, misalnya berpikir seseorang tidak menyukai Anda atau marah kepada Anda karena ekspresi di wajah mereka.
- Merasa lebih sadar diri dari biasanya.
- Menghindari hal-hal yang biasa dinikmati seperti panggilan telepon atau pertemuan untuk kegiatan.
- Memilih aktivitas menyendiri daripada aktivitas sosial, misalnya memilih menonton film daripada menjawab panggilan telepon dari teman.
Kapan Harus Mendapatkan Pertolongan?
Tidak ada yang salah jika memiliki socially awkward. Tetapi penting untuk memerhatikan bagaimana perasaan orang yang memiliki kondisi ini.
Jika merasa tidak bahagia, tertekan, atau kesepian dalam kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan terapis yang bisa membantu mengeksplorasi alasan perasaan tersebut. Terapis juga dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial baru dan mempertajam jati diri.
Seorang terapis juga bisa membantu mengidentifikasi masalah mendasar yang mungkin berperan, seperti kecemasan sosial. Beberapa orang menggunakan istilah “socially awkward ” dan “kecemasan sosial” secara bergantian, namun keduanya adalah hal yang berbeda.
Penyebab Socially Awkward
Seperti kebanyakan gangguan kesehatan mental lainnya, socially awkward yang ekstrem terbentuk dari interaksi kompleks faktor genetik dan lingkungan. Gangguan ini sering kali terjadi dalam keluarga.
Beberapa bagian otak terlibat dalam memproses ketakutan dan kecemasan. Salah membaca perilaku orang lain bisa berperan serta keterampilan sosial yang kurang berkembang. Para peneliti juga telah mencari lebih banyak cara di mana stres dan faktor lingkungan berperan dalam hal ini.
Berikut ini beberapa faktor yang mungkin menyebabkan socially awkward:
1. Genetik
Beberapa penelitian yang dilansir oleh Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi (NCBI) menunjukkan bahwa individu yang memiliki setidaknya satu orang tua dengan ketakutan sosial memiliki peluang 30 hingga 40 persen lebih besar untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Namun, tidak diketahui seberapa besar kecenderungan ini disebabkan oleh sifat-sifat genetik, dan seberapa banyak ditentukan oleh gaya pengasuhan, yang merupakan faktor lain.
2. Struktur otak
Bagian otak yang bernama amigdala berperan dalam mengendalikan respons rasa takut. Orang yang memiliki gangguan kecemasan mungkin menderita hiperaktif di bagian otak ini.
Hasil pemindaian otak telah menunjukkan bahwa amigdala yang terlalu aktif dapat meningkatkan respons fight or flight (melawan atau lari) untuk menyebabkan kecemasan yang intens dalam situasi sosial dan menyebabkan beberapa gejala, termasuk:
- Detak jantung yang cepat.
- Telapak tangan berkeringat.
- Otot menegang.
- Gangguan proses berpikir yang menyebabkan penderita tidak bisa bernalar secara normal.
Prefrontal korteks otak pada kebanyakan orang dapat menenangkan reaksi tersebut, tetapi bagi penderita kecemasan yang intens, prefrontal korteks sebenarnya memperkuat perasaan takut.
Ketakutan terhadap reaksi orang lain begitu melekat dalam diri penderita sehingga otaknya menafsirkan ketakutan tersebut sebagai ancaman, sehingga pemikiran rasional untuk menenangkan ketakutan tersebut menjadi mustahil.
3. Perilaku orang tua
Pola asuh yang negatif juga berpengaruh pada kecemasan berlebihan dalam situasi sosial. Orang tua terlalu mengontrol, enggan menunjukkan kasih sayang, mudah mengkritik, dan terlalu peduli dengan pendapat orang lain memengaruhi citra diri dan kesan anak terhadap lingkungan.
Anak-anak dari pola asuh tersebut menjadi lebih takut dan kurang percaya pada orang lain dan sering memiliki masalah dengan kepercayaan diri dan harga dirinya.
Bagi banyak orang yang menderita dari pola asuh negatif, gejalanya sering kali mulai bertahan sampai akhir masa kanak-kanak atau remaja.
4. Pengalaman lingkungan
Beberapa penelitian telah menunjukkan teori bahwa ketakutan sosial yang ekstrem mungkin perilaku yang dipelajari. Hal ini karena peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan trauma.
Pengalaman traumatis sering kali menguatkan gagasan bahwa dunia ini menakutkan dan tidak dapat diprediksi. Mirip dengan pengasuhan yang dipertanyakan, pengalaman ini memberikan lebih banyak dampak pada masa kanak-kanak atau remaja, atau bahkan beberapa orang dewasa.
Penderitanya dapat mengembangkan perilaku kecemasan yang dipelajari dari reaksi mereka terhadap beberapa peristiwa berikut ini:
- Konflik keluarga dan kekerasan dalam rumah tangga.
- Pelecehan fisik, emosional, atau seksual.
- Bullying atau ejekan dari teman sebaya.
- Tuntutan sosial atau pekerjaan baru.
- Kematian orang yang dicintai.
5. Perkembangan teknologi
Teknologi baru-baru ini telah menjadi faktor lain yang menyebabkan socially awkward yang ekstrem. Banyak orang tidak menghabiskan banyak waktu berinteraksi secara langsung karena melalui SMS, media sosial, dan aplikasi yang memungkinkan orang berkomunikasi tanpa bertatap muka.
Meningkatnya teknologi komunikasi online membuat orang-orang semakin keterasingan. Semakin banyak menggunakan komunikasi online alih-alih berinteraksi secara langsung, semakin rentan orang mengembangkan kecemasan ekstrem atau socially awkward.
Baca Juga: Mengenal Kepribadian ISFP, Sosok Pendiam yang Peduli Sesama
Apakah Socially Awkward Berdampak Buruk?
Kecanggungan secara sosial sendiri bukanlah hal yang buruk. Namun, karakter ini bisa menjadi masalah jika mengarah pada kesulitan karena hal berikut:
- Orang memberikan komentar tidak baik.
- Menghabiskan banyak waktu bertanya-tanya apakah telah melakukan sesuatu yang salah.
- Sering kali mengalami masalah dalam situasi sosial.
- Ingin berteman tetapi berusaha untuk terhubung dengan orang lain.
- Merasa ditolak oleh orang lain.
Semua orang mungkin menyadari bahwa orang dengan kepribadian ini unik dan memiliki kebiasaan yang berbeda. Tetapi pada kenyataannya, ini tidak selalu terjadi.
Mungkin ini bisa sulit untuk dihadapi, tapi tidak berarti mengubah mengubah jati diri Anda. Situasi sosial mungkin bukan bidang Anda, tetapi ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan stres dalam kecanggungan.
Kelebihan Socially Awkward
Meski menyulitkan, penting untuk diketahui dan dipahami bahwa kecanggungan sosial memiliki beberapa kelebihan. Berikut ini kelebihannya:
1. Sistem peringatan internal
Jika mengalami canggung dalam situasi tertentu, mungkin Anda merasa sedikit tidak nyaman dan memiliki keinginan untuk pergi sesegera mungkin. Sebuah penelitian di tahun 2012 menunjukkan bahwa perasaan itu dapat membantu dengan bertindak sebagai semacam sistem peringatan. Ini membantu menyadari ketika Anda telah mendekati atau melewati batas sosial.
Sebagai akibatnya, mungkin akan mengalami gejala fisik kecemasan, panik, atau takut, termasuk ketegangan otot, wajah memerah, jantung berdebar, mual, dan hiperventilasi.
2. Keterampilan percakapan yang mendalam
Mengalami kesulitan dengan obrolan ringan dan interaksi sosial rutin tidak berarti Anda bukan mitra percakapan yang baik. Mereka sering kali unggul dalam menyelami topik yang mereka sukai.
3. Perspektif yang unik
Orang yang canggung secara sosial cenderung memandang dunia di sekitarnya dengan cara yang berbeda. Mereka mungkin cenderung tidak memerhatikan isyarat sosial atau menangkap emosi tetapi merasa lebih terdorong ke arah pendekatan sistematis atau ilmiah.
Perspektif unik tersebut mungkin berasal dari perbedaan di otak, perbedaan yang terkadang terkait dengan kecerdasan dan pencapaian yang tinggi.
Baca Juga: Introvert dan Extrovert: Definisi, Perbedaan, Ciri-Ciri, Kelebihan, dan Tipe
Tips Mengurangi Rasa Canggung secara Sosial
Ada beberapa yang dapat membantu mengurangi kecanggungan dan mengendalikan situasi sosial dengan lebih baik dan mengatasi dampak yang muncul dari kesalahan.
Berikut ini tip untuk mengurangi socially awkward:
1. Latihan
Keterampilan sosial sama seperti keterampilan lainnya, untuk itu cobalah menjadi lebih baik dengan latihan. Pengulangan adalah satu-satunya cara untuk membiasakan diri dengan lingkungan sosial. Semakin sering berbicara dengan orang-orang secara tatap muka, semakin mudah untuk bersosialisasi.
2. Belajar untuk berjabat tangan
Meski sulit bagi Anda untuk sekadar berjabat tangan, berusahalah untuk melakukannya dengan, terutama dengan orang baru bagi Anda. Manfaat berjabat tangan dapat mempererat hubungan. Ini dapat membangun hubungan dan pengakuan, juga meningkatkan kebahagiaan dalam suatu hubungan.
3. Menghadapi kecanggungan secara langsung
Ketika dalam situasi canggung, terlepas apakah telah membuat kesalahan sosial atau hanya menyaksikan kesalahan orang lain, Anda biasanya akan bereaksi dengan salah satu dari dua cara. Ini termasuk menghindari atau mengabaikan apa yang terjadi, dan mengatasi kesalahan.
Menghindari atau mengabaikan situasi canggung tidak akan membantu. Sebaliknya, ini justru cenderung hanya memperpanjang kecanggungan dan membuat interaksi di masa depan semakin tidak nyaman.
Oleh karena itu, jika menyadari bahwa telah melakukan sesuatu yang canggung, cobalah untuk mengakuinya dengan komentar atau melontarkan lelucon biasa alih-alih menarik diri.
4. Berlatih berinteraksi dengan orang lain
Jika kesulitan dalam lingkungan sosial, mungkin Anda merasa akan terbantu untuk melatih keterampilan percakapan dan komunikasi dengan orang yang dikenal dan dipercayai.
Komunikasi melibatkan hal-hal, termasuk:
- Mengetahui cara memulai percakapan.
- Mengenali saat percakapan selesai.
- Mengubah topik pembicaraan dengan lancar.
- Mengetahui kapan harus menyela dan bagaimana menghindari menyela seseorang.
Tetapi komunikasi yang baik juga dengan mengetahui bagaimana cara membaca bahasa tubuh seseorang. Cara ini dapat membantu mengenali isyarat seperti ketidaknyamanan, kebosanan, minat, dan sebagainya.
- Anonim. 2018. Social Awkwardness: Symptoms and Facts. https://online.king.edu/news/socially-awkward-symptoms/. (Diakses pada 26 Oktober 2021)
- Raypole, Crystal. 2019. The Ups and Downs of Being Socially Awkward. https://www.healthline.com/health/socially-awkward. (Diakses pada 26 Oktober 2021)
- Buffalmano, Lucio. Tanpa Tahun. Socially Awkward: Signs & Fixes (W/ Video). https://thepowermoves.com/socially-awkward/. (Diakses pada 26 Oktober 2021)
- Stillman, Jessica. 2021. 7 Tips to Be Less Socially Awkward Instantly. https://www.inc.com/jessica-stillman/be-less-socially-awkward-7-tips.html. (Diakses pada 26 Oktober 2021)