Terbit: 5 September 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Sigmund Freud yang dianggap sebagai bapak psikologi memiliki sebuah teori psikoanalitik tentang kepribadian. Freud berpandangan bahwa kepribadian manusia merupakan hasil interaksi dari tiga jenis karakter manusia, yaitu id (identitas), ego, dan superego.

Memahami Karakter Manusia dengan Teori Kepribadian Sigmund Freud

Pendapat tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah teori yang dikenal dengan teori struktural tentang kepribadian. Menurut Freud, kepribadian manusia berkembang akibat adanya interaksi di antara ketiga jenis karakter manusia ini.

Karakter ManusiaMenurut Sigmund Freud

Menurut Freud, karakter manusia sepenuhnya dikendalikan oleh tiga karakter yaitu id, ego, dan superego. Berikut penjelasannya:

1. Super ego

Karakter manusia yang dibentuk melalui kompenen super ego merupakan hal yang baik. Hal ini dikarenakan super ego merupakan sebuah komponen yang peduli dengan moralitas dan aturan. Super ego bekerja pada tingkat sadar.

Karakteristik pada komponen super ego mirip dengan apa yang kebanyakan orang bilang yaitu seperti ‘hati nurani’. Super ego mirip dengan hati nurani karena komponen ini merangsang karakter manusia yang peka terhadap lingkungan sosial.

Super ego biasanya membuat manusia memiliki rasa khawatir yang akan berkembang menjadi karakter yang plin-plan karena merasa sering khawatir. Rasa bersalah dan malu bisa muncul selama Anda masih memiliki kompenen ini.

Karakter manusia yang didominasi oleh super ego akan membuat seseorang berperilaku sebagaimana mestinya secara sosial. Menurut Sigmund Freud, super ego belum ada sejak lahir dan belum berkembang hingga mencapai usia lima tahun.

2. Ego

Komponen lain dari karakter manusia adalah ego. Menurut Sigmund Freud, tugas ego adalah untuk menyeimbangkan super ego dengan id (identitas). Ego mengambil prinsip realistis di dalam menjalani kehidupan.

Pada awalnya, Sigmund Freud menafsirkan ego adalah suatu perasaan tentang diri. Kemudian ia merevisinya bahwa ego adalah satu set fungsi psikis yang mencakup penilaian, kontrol, toleransi, pengujian, intelektual, memori, realitas, dan perencanaan.

Ego merupakan komponen yang rasional dan pragmatis pada karakter setiap manusia. Tugas ego dilakukan secara sadar dan tidak sadar. Karakter manusia yang seimbang berasal dari ego yang mampu memediasi konflik antara id dan superego.

Freud yakin bahwa karakter manusia yang dewasa dari diri seseorang berasal dari perjuangan untuk menyeimbangkan konflik insting manusia dari id dengan moral dari superego. Konflik ini terjadi selama masa anak-anak.

Seseorang dengan ego yang terlatih cenderung akan memiliki kepribadian yang sehat. Begitu pun dengan seseorang yang tidak memiliki keterampilan menyeimbangkan pada ego nya cenderung akan memiliki masalah neurosis, yakni berupa kecemasan, depresi, frustasi, dan lainnya.

3. Id (identitas)

Id atau identitas merupakan komponen di dalam karakter manusia yang paling primitif. Id biasa juga disebut insting. Struktur komponen id sangat menitikberatkan pada kepuasan instan dari kebutuhan pada saat tertentu.

Kebutuhan fisik yang mendasar, seperti hasrat, keinginan, dan dorongan kebutuhan tubuh sering kali menjadikan id sebagai ‘motor’ untuk mendapatkan kebutuhan tersebut. Id bekerja secara tidak sadar, tidak seperti super ego yang bekerja secara sadar.

Tidak seperti ego yang bekerja sesuai dengan prinsip realita, id bekerja sesuai dengan prinsip kesenangan. Selain itu, id pun sudah dimiliki oleh setiap manusia sejak lahir.; seperti bayi yang memiliki banyak kebutuhan fisik. Akan tetapi, dia masih harus bergantung kepada orang lain di sekitarnya.

Inilah yang memicu bayi menangis ketika membutuhkan sesuatu. Tidak bisa disangkal bahwa id adalah komponen dari struktur kepribadian manusia yang paling egois. Id adalah pusat egosentris manusia. Fokus id hanya terletak pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan pada saat itu juga.

Interaksi Ketiganya

Ketiga stuktur pikiran yakni id, ego, dan superego saling berinteraksi baik secara sadar maupun tidak sadar. Ketiganya tidak benar-benar terpisah dan bersifat dinamis. Konflik antara id dan super ego adalah hal yang pasti terjadi.

Ego pun harus memiliki kekuatan untuk menyeimbangkan dan memutuskan agar mengambil tindakan yang rasional dan realistis. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik bisa mengelola konflik ini secara efektif. Orang-orang yang tidak memiliki kekuatan pada ego bisa menjadi cepat putus asa atau menyebabkan gangguan.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi