Terbit: 9 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ciri-ciri kecanduan game online perlu Anda kenali, terutama bagi orang tua yang memiliki anak. Mengenali ciri-cirinya bisa membantu mengatasi kecanduan, yang berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Selengkapnya kenali ciri-cirinya di bawah ini.

Kenali Ciri-Ciri Orang Kecanduan Game Online

Ciri-Ciri Kecanduan Game Online

Mirip dengan merokok, alkohol, atau obat-obatan, video game dapat menjadi kecanduan jika merusak kesehatan dan hubungan dengan orang lain, serta tidak dapat mengendalikan kecanduan ini. Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda dan ciri kecanduan game online.

Berikut ini gejala kecanduan game online:

  1. Memiliki dorongan yang kuat untuk bermain video game, dan dorongan ini menghalangi pikiran lainnya.
  2. Menghabiskan uang untuk video game, meskipun tidak mampu membelinya.
  3. Mengurangi kegiatan sosial atau rekreasi karena mengutamakan video game.
  4. Terus bermain video game, meskipun tahu ini menyebabkan masalah dalam hidup, seperti prestasi yang buruk di sekolah atau tempat kerja, atau melepaskan tanggung jawab rumah tangga.
  5. Muncul tanda-tanda lekas marah, cemas, atau marah ketika dipaksa untuk berhenti bermain, bahkan untuk waktu yang singkat.
  6. Berbohong kepada orang lain tentang sejauh mana waktu bermain game online.
  7. Membutuhkan lebih banyak waktu untuk game online untuk mendapatkan tingkat kenikmatan yang sama.
  8. Mengabaikan penampilan diri sendiri, termasuk kurangnya minat dalam berdandan atau berpakaian.

Bermain game online berlebihan secara terus-menerus dapat mengakibatkan perubahan jangka panjang atau permanen di otak. Oleh karena itu, memerlukan perawatan medis dan terapi perilaku secara menyeluruh, apabila memiliki tanda kecanduan game online.

Ciri-ciri Kecanduan Game Online Menurut Para Ahl

Para ahli menyebutkan ada sejumlah ciri yang dimiliki oleh mereka yang kecanduan game online.

Menurut Yee, tanda kecanduan game online adalah:

  • Salience. Merupakan dominasi aktivitas bermain game dalam pikiran dan tingkah laku.
  • Cognitive salience. Dominasi aktivitas bermain game di level pikiran.
  • Behavioral salience. Dominasi aktivitas bermain game di level tingkah laku.
  • Euphoria. Memperoleh kesenangan dalam aktivitas bermain game.
  • Conflict. Pertentangan yang terjadi antara orang yang kecanduan dengan orang-orang di sekitarnya dan juga dengan dirinya sendiri, tentang tingkat dari tingkah laku sosial yang berlebihan.
  • Interpersonal conflict (eksternal). Konflik yang terjadi dan konflik komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.
  • Interpersonal conflict (internal). Konflik yang terjadi dalam diri sendiri.
  • Tolerance. Bermain game online mengalami peningkatan secara progresif selama rentang periode untuk memperoleh efek kepuasan.
  • Withdrawal. Perasaan tidak menyenangkan ketika tidak bermain game.
  • Relapse and Reinstatement. Kecenderungan melakukan pengulangan pada pola-pola awal tingkah laku kecanduan atau bahkan menjadi lebih parah meskipun setelah bertahun-tahun hilang dan dikontrol. Hal ini menunjukkan kecenderungan kesulitan untuk berhenti secara utuh bermain game online.

Semantara ciri-ciri kecanduan game online menurut para ahli lain, ada enam ciri. Berikut ini ciri kecanduan menurut Griffiths:

  • Salience. Ciri ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam hidup seseorang, mendominasi pikiran, perasaan, dan
    tingkah laku.
  • Mood modification. Penggunaan internet yang tinggi, dimana perasaan senang dan tenang (seperti menghilangkan stres) saat perilaku kecanduan muncul.
  • Tolerance. Merupakan proses terjadinya peningkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood. Demi mencapai kepuasan, jumlah penggunaan internet meningkat.
  • Withdrawal symptoms. Merupakan perasaan tidak menyenangkan karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan dan berpengaruh pada fisik maupun mental.
  • Conflict. Hal ini mengacu pada konflik yang antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya, konflik dalam tugas lainnya, atau konflik yang terjadi dalam dirinya pribadi karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.
  • Relapse. Orang sebelum sembuh dari perilaku kecanduan kembali mengulangi kebiasaannya.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial Paling Efektif

Penyebab Kecanduan Video Game

Ada banyak faktor penyebab yang berbeda menjadi kecanduan video game. Namun, salah satu alasan utama video game bisa menjadi sangat candu adalah karena memang didesain seperti itu.

Desainer video game, seperti orang lain yang mencoba menghasilkan keuntungan, selalu mencari cara agar lebih banyak orang bermain game. Mereka mencapainya dengan membuat permainan yang cukup menantang untuk membuat orang kembali bermain tetapi tidak terlalu sulit sehingga pemain tidak mudah menyerah.

Dengan kata lain, keberhasilan bagi seorang pemain game biasanya terasa di luar jangkauan. Kecanduan video game sangat mirip dengan gangguan lain, seperti kecanduan judi.

Baca Juga: Dampak Buruk Permainan Video Game pada Anak

Itulah tanda kecanduan game online yang mungkin perlu dikenali, serta penyebabnya. Hal ini demi mencegah masalah kesehatan secara fisik maupun mental pada pecandu game online. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2022. Video Game Addiction Symptoms, Causes and Effects. https://www.psychguides.com/behavioral-disorders/video-game-addiction/#:~:text=Some%20of%20the%20emotional%20signs,amount%20of%20time%20spent%20playing (Diakses pada 9 Februari 2022)
  2. Anonim. 2021. Are video games, screens another addiction?. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/are-video-games-and-screens-another-addiction (Diakses pada 9 Februari 2022)
  3. Anonim. Tanpa Tahun. Kecanduan Game Online. http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/51/3/bab%20II.pdf (Diakses pada 9 Februari 2022)
  4. Anonim. 2021. Is Video Game Addiction Real?. https://www.webmd.com/mental-health/addiction/video-game-addiction (Diakses pada 9 Februari 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi