Terbit: 4 May 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Penyebab vertigo secara umum diakibatkan oleh kondisi medis tertentu, salah satunya labirinitis. Vertigo terbagi dua jenis, vertigo perifer adalah sensasi pusing akibat masalah di telinga bagian dalam. Sedangkan vertigo sentral adalah sensasi pusing akibat masalah pada bagian batang otak atau otak kecil. Selengkapnya simak informasi tentang penyebab vertigo di bawah ini!

23 Penyebab Vertigo yang Jarang Disadari, Ringan hingga Berbahaya!

Penyebab Vertigo Perifer

Vertigo perifer adalah kondisi yang paling sering terjadi, yakni sekitar 80% kasus. Berikut sejumlah kondisi medis tertentu yang menjadi penyebab vertigo perifer:

1. Labirinitis

Labirinitis adalah kondisi medis yang dapat terjadi ketika infeksi menyebabkan peradangan pada labirin telinga bagian dalam. Di dalam area labirin telinga merupakan saraf vestibulocochlear. Saraf ini bekerja mengirimkan informasi ke otak tentang gerakan kepala, posisi, dan suara.

Selain pusing karena vertigo, penderita labirinitis dapat mengalami gangguan pendengaran, tinnitus, sakit kepala, sakit telinga, dan perubahan penglihatan.

2. Neuritis Vestibular

Infeksi menyebabkan neuritis vestibular, yang merupakan radang saraf vestibular. Neuritis vestibular mirip dengan labirinitis, tetapi tidak memengaruhi pendengaran seseorang.

Penyakit ini menjadi salah satu penyebab vertigo yang mungkin disertai penglihatan kabur, mual yang parah, atau gangguan keimbangan tubuh.

3. Penyakit Ménière

Ménière dapat menyebabkan penumpukan cairan di telinga bagian dalam, yang menyebabkan vertigo disertai denging di telinga dan gangguan pendengaran. Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada mereka yang  berusia 40 dan 60 tahun.

Penyebab pasti penyakit Ménière tidak jelas, tetapi mungkin berasal dari penyempitan pembuluh darah, infeksi virus, atau respons autoimun. Mungkin juga disebabkan oleh adanya komponen genetik yang artinya dapat diturunkan dalam beberapa keluarga.

4. Cholesteatoma

Tumor jinak ini berkembang di telinga tengah, biasanya disebabkan infeksi berulang. Cholesteatoma biasanya berkembang sebagai kista atau kantung yang menimbulkan lapisan kulit mati di belakang gendang telinga.

Ketika sel-sel kulit mati tersebut menumpuk, pertumbuhannya dapat bertambah besar dan merusak struktur tulang-tulang halus dari telinga tengah. Kondisi ini dapat menjadi penyebab vertigo, gangguan pendengaran, keseimbangan, dan fungsi otot-otot wajah.

5. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

Telinga bagian dalam memiliki struktur yang disebut organ otolith yang mengandung cairan dan partikel kristal kalsium karbonat. Kristal-kristal ini akan rontok dan jatuh ke kanal setengah lingkaran. Setiap kristal yang jatuh menyentuh sel-sel rambut sensorik di dalam cupula dari kanal setengah lingkaran ketika adanya gerakan tubuh.

Kondisi tersebut membuat otak menerima informasi yang tidak akurat tentang posisi tubuh seseorang, yang pada akhirnya menyebabkan pusing seperti berputar. BPP menjadi penyebab vertigo mendadak, yakni berlangsung kurang dari 60 detik. Selain pusing, BPPV juga menyebabkan mual dan muntah.

6.  Perilymphatic Fistula (PLF)

Perilymphatic fistula (PLF) atau komunikasi abnormal antara telinga tengah dan telinga bagian dalam yang menyebabkan vertigo. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh cacat atau cedera (robek telinga bagian dalam). Keparahan penyakit ini berkisar dari sangat ringan hingga kelumpuhan.

PLF dapat menyebabkan vertigo, gangguan pendengaran, tinnitus, kepenuhan aural (tekanan atau perasaan penuh di telinga), atau kombinasi dari gejala-gejala ini. Ketidakjelasan gejala yang disebabkan oleh PLF dan gejala tumpang tindih dari proses penyakit lainnya membuat diagnosis sulit dipahami.

7. Acute Peripheral Vestibulopathy (APV)

Acute peripheral vestibulopathy (APV) atau vestibulopathy perifer akut adalah peradangan pada telinga bagian dalam, yang menjadi penyebab vertigo mendadak.

Vertigo yang disebabkan APV biasanya dapat berlangsung selama beberapa detik dan bahkan berlangsung selama beberapa hari. Selain vertigo akut, tanda dan gejala APV lainnya adalah ketidakseimbangan postur dan mual.

8. Otosclerosis

Otosclerosis adalah suatu kondisi di mana telah terjadi kelainan pertumbuhan tulang di telinga bagian dalam yang dapat menjadi penyebab penyakit vertigo. Gejala lain dari otosclerosis, di antaranya gangguan pendengaran dan telinga berdenging.

Penyebab otosclerosis secara pasti belum diketahui, namun kebanyakan kasus diturunkan dari keluarga yang mungkin memiliki kelainan genetik dari orang tuanya.

Penyebab Vertigo Sentral

Vertigo sentral termasuk kondisi yang jarang terjadi, sekitar 20% orang mengalaminya. Vertigo jenis ini biasanya berasal dari masalah di bagian batang otak atau otak kecil.

Berikut adalah sejumlah kondisi yang menjadi penyebab penyakit vertigo sentral:

1. Stroke

Bekuan darah atau pendarahan di otak atau dikenal sebagai stroke dapat menjadi salah satu penyebab vertigo mendadak. Stroke disebabkan ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, yang menghambat jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.

Stroke adalah keadaan darurat medis yang harus segera memerlukan perawatan yang cepat. Mendapatkan pertolongan pertama stroke dapat mengurangi kerusakan otak dan komplikasi lainnya.

2. Migrain

Sekitar 40 persen orang yang menderita migrain juga memiliki masalah dengan pusing atau keseimbangan pada suatu waktu. Kondisi ini bahkan dikenal sebagai vertigo terkait migrain.

Migrain adalah sakit kepala sebelah yang terasa berdenyut. Migrain merupakan penyakit saraf yang menimbulkan sejumlah gejala, seperti mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya dan suara.

3. Neuroma Akustik

Neuroma akustik adalah tumor jinak yang berkembang di saraf utama dari telinga bagian dalam ke otak, yang dapat menjadi penyebab penyakit vertigo.

Neuroma akustik awalnya mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas. Adapun gejalanya cenderung berkembang secara bertahap dan sering, di antaranya, vertigo, gangguan pendengaran, berdenging, sakit kepala persisten, penglihatan kabur, mati rasa, masalah dengan koordinasi tungkai (ataksia), suara serak, dan kesulitan menelan.

4. Multiple Sclerosis

Kebanyakan penderita penyakit neurologis yang dikenal sebagai multiple sclerosis mengalami vertigo beberapa kali dalam hidupnya.

Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat). Dalam multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutupi serabut saraf dan menyebabkan masalah komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan permanen atau kerusakan saraf.

5. Penyakit Parkinson

Parkinson dapat mempengaruhi gerakan dan keseimbangan tubuh. Penderita penyakit ini juga mungkin mengalami vertigo.

Penyakit parkinson adalah kelainan gerakan dan keseimbangan yang memengaruhi sistem saraf. Gangguan gerakan lainnya, termasuk cerebral palsy, ataxia, dan sindrom Tourette. Kondisi ini terjadi ketika perubahan sistem saraf memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak atau diam.

6. Chiari Malformation

Chiari malformation adalah kondisi di mana jaringan otak meluas ke kanal tulang belakang yang dapat menjadi penyebab vertigo. Ini terjadi ketika bagian dari kelainan tengkorak kecil atau cacat menekan otak dan memaksanya ke bawah.

Penyebab Vertigo Lainnya

Vertigo juga dapat disebabkan oleh kondisi lainnya yang tidak termasuk ke dalam dua jenis vertigo yang telah dijelaskan di atas. Sejumlah kondisi yang menyebabkan vertigo, di antaranya:

1. Diabetes

Terkadang, komplikasi dari penyakit diabetes dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke otak, yang mengarah pada gejala vertigo.

Diabetes adalah penyakit yang diakibatkan tingginya kadar gula darah dalam tubuh akibat ketidakmampuan insulin menekan laju peningkatan gula darah.

2. Kehamilan

Pusing dan vertigo dapat muncul selama kehamilan karena disebabkan oleh perubahan hormon, kadar gula darah rendah, tekanan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh rahim yang membesar, atau bayi menekan pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.

3. Gangguan Kecemasan

Kecemasan dan serangan panik dapat menjadi penyebab vertigo kambuh. Stres juga dapat memperburuk kondisi tersebut.

Gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, seperti emosi, tingkah laku, ketidakseimbangan senyawa serotonin dan noradrenalin, trauma, minum minuman beralkohol, dan menggunakan obat terlarang.

4. Sifilis

Infeksi menular seksual (IMS) yang satu ini juga dapat menjadi penyebab penyakit vertigo dan gangguan pendengaran. Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh jenis bakteri yang dikenal sebagai Treponema pallidum.

Selain vertigo, gejala sifilis lainnya, termasuk ruam, luka, dan kerusakan organ pada jantung, otak, dan saraf.

5. Perubahan Tekanan Udara

Perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah biasanya dialami ketika melakukan perjalanan udara atau menyelam di bawah air. Keduanya dapat menyebabkan kondisi yang disebut vertigo alternobarik atau menjadi salah satu penyebab vertigo kambuh.

6. Tumor Otak

Tumor di area otak yang disebut otak kecil dapat menyebabkan gejala vertigo. Penyebab tumor dapat disebabkan oleh kelainan sel otak berkembang tidak terkendali yang menjadi tumor ganas. Gejala tumor otak umumnya seperti sakit kepala, mual, muntah, dan kejang.

7. Alergi

Beberapa orang mengalami pusing atau serangan vertigo ketika seseorang terpapar alergen tertentu, seperti debu, jamur, serbuk sari, bulu, atau makanan. Alergi menjadi salah satu penyebab vertigo mendadak. Gejala lain dari alergi termasuk gatal, bersin, dan pembengkakan pada kulit.

8. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab vertigo kambuh. Obat-obatan ini adalah obat antikejang, obat antidepresan, obat penenang, dan obat tekanan darah. Obat penenang paling sering menyebabkan vertigo.

9. Cedera Kepala dan Leher

Cedera dapat merusak telinga bagian dalam dan menyebabkan vertigo, yang sering disebut sebagai vertigo pascatrauma. Orang dengan cedera pada kepala yang mengalami vertigo mungkin mengalami gejala seperti pusing, sakit kepala, nyeri, perubahan pendengaran, masalah keseimbangan, dan gangguan mental. Vertigo juga terjadi setelah mengalami cedera parah pada leher.

 

  1. Marks, Julie. 2018. What are the Causes and Risk Factors for Vertigo?. https://www.everydayhealth.com/vertigo/causes-risk-factors/. (Diakses pada 4 Mei 2020)
  2. MacGill, Markus. 2019. Everything you need to know about vertigo. https://www.medicalnewstoday.com/articles/160900. (Diakses pada 4 Mei 2020)
  3. Anonim. 2018. Cholesteatoma: Causes, Symptoms, and Diagnosis. https://www.healthline.com/health/cholesteatoma. (Diakses pada 4 Mei 2020)
  4. Anonim. 2019. Otosclerosis. https://www.nhs.uk/conditions/otosclerosis/. (Diakses pada 4 Mei 2020)
  5. Kutz, Joe W et al. 2018. Perilymphatic Fistula. https://emedicine.medscape.com/article/856806-overview. (Diakses pada 4 Mei 2020)
  6. Anonim. 2019. Acoustic neuroma (vestibular schwannoma). https://www.nhs.uk/conditions/acoustic-neuroma/. (Diakses pada 4 Mei 2020)
  7. Anonim. 2019. Chiari malformation. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chiari-malformation/symptoms-causes/syc-20354010. (Diakses pada 4 Mei 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi