Hydrops fetalis adalah suatu gangguan pada janin akibat penumpukan cairan di dalam tubuh janin. Kenali seputar gangguan kesehatan ini dalam penjelasan berikut.
Hydrops fetalis adalah kelainan pada janin yang ditandai dengan masuknya cairan ke dalam dua atau lebih rongga pada jaringan tubuh.
Penumpukan ini bisa terjadi di rongga perut, rongga sekitar paru (efusi pleura), rongga sekitar jantung (efusi perikardium), dan jaringan di bawah kulit (edema kulit).
Biasanya pemeriksaan ultrasonografi (USG) sudah mampu mendeteksi kondisi kelainan ini. Hydrops fetalis juga kerap dikaitkan dengan produksi air ketuban yang berlebihan (polyhydramnios) dan penebalan plasenta.
Meski tergolong kondisi yang jarang terjadi, Anda sebaiknya waspada. Pasalnya, bayi yang lahir dengan kondisi ini memiliki harapan hidup yang rendah.
Dengan penanganan sekalipun, lebih dari setengah bayi dengan kondisi ini meninggal tidak lama sebelum atau setelah dilahirkan.
Baca Juga: 8 Penyebab Janin Tidak Berkembang Normal (Terhambat) dalam Kandungan
Beberapa gejala hydrops fetalis yang dapat dialami oleh ibu hamil, antara lain:
Sementara itu, bayi yang lahir dengan hydrops fetalis dapat mengalami sejumlah gejala berikut:
Penyebab kondisi ini bergantung pada jenis hydrops fetalis yang diderita. Berikut adalah penjelasannya:
Hydrops fetalis yang berkaitan dengan imun atau immune hydrops fetalis (IHF) biasanya disebabkan oleh ketidakcocokan rhesus.
kondisi ini menimpa ketika golongan darah ibu dengan janin tidak cocok satu sama lain, misalnya ibu memiliki golongan darah rhesus negatif, sedangkan janin memiliki golongan darah rhesus positif.
Ketidakcocokan rhesus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel darah merah bayi. Pada akhirnya, bayi berisiko memiliki anemia hemolitik setelah dilahirkan.
Baca Juga: Detak Jantung Janin Bisa Terdengar di Usia Kehamilan Berapa Minggu?
Hydrops fetalis yang tidak berhubungan dengan imun atau nonimmune hydrops fetalis (NIHF) adalah jenis hydrops fetalis yang paling umum ditemui.
Penyebabnya yakni adanya kondisi atau penyakit lain yang mengganggu kemampuan bayi dalam mengatur cairan di dalam tubuhnya.
Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat memicunya, antara lain:
Pada beberapa kasus, hydrops fetalis yang tidak berhubungan dengan imun tidak diketahui penyebabnya.
Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, sejak kapan gejala dialami, dan riwayat kesehatan pasien.
Setelah itu, dosis akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
Baca Juga: Risiko Komplikasi Kehamilan Kembar pada Ibu dan Janin
Penanganan hydrops fetalis bergantung pada penyebabnya. Namun, penanganan dapat dilakukan setelah bayi terlahir.
Apabila usia janin belum cukup untuk dilahirkan, dokter dapat memberikan transfusi darah kepada janin di dalam kandungan (intrauterine fetal blood transfusion). Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan bayi untuk bertahan hidup sampai bayi dilahirkan nantinya.
Jika memungkinkan, dokter dapat menginduksi persalinan agar proses melahirkan dapat segera terjadi. Operasi caesar juga kemungkinan bisa menjadi pilihan.
Setelah bayi dengan kondisi hydrops fetalis dilahirkan, dokter kemudian dapat melakukan beberapa tindakan penanganan berikut:
Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis hydrops fetalis yang dialami. Sebagai contoh, transfusi langsung sel darah dapat dilakukan pada bayi yang mengalami hydrops fetalis terkait imun.
Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan lain yang sesuai dengan kondisi penyebab hydrops fetalis terjadi, misalnya antibiotik untuk mengobati infeksi sifilis.
Sekitar 20 persen bayi yang terdiagnosis hydrops fetalis sebelum lahir dapat bertahan hingga waktu persalinan tiba. Dari jumlah ini, hanya setengah bayi yang kemungkinan bisa bertahan hidup setelah persalinan.
Risiko kematian akan meningkat pada bayi yang didiagnosis sangat dini (sebelum usia kehamilan 24 minggu) atau bayi dengan kelainan tertentu, misalnya kelainan jantung bawaan.
Bayi yang terlahir dengan kondisi ini kemungkinan memiliki paru-paru yang belum berkembang dengan baik. Kondisi ini meningkatkan berbagai risiko kejadian berikut:
Baca Juga: Janin Sering Aktif Bergerak di Malam Hari, Normalkah?
Hydrops fetalis memang akan sulit untuk dicegah. Namun, Anda disarankan untuk rutin memeriksakan kandungan untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin.
Ketidakcocokan rhesus juga dapat dicegah jika ibu diberikan RhoGAM selama dan setelah kehamilan.
Demikian penjelasan mengenai hidrops fetalis, mulai dari gejala hingga penanganan yang dapat dilakukan. Mengingat kondisi ini sangat serius, Anda sebaiknya memeriksakan kandungan secara rutin untuk mendeteksi kelainan sejak dini.