Terbit: 29 February 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Doripenem adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri termasuk infeksi intraabdomen parah, pneumonia nosokomial, pneumonia dengan ventilator, dan infeksi intraabdominal dengan komplikasi. Ketahui doripenem obat apa, manfaat, dosis, petunjuk penggunaan, dll.

Doripenem: Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll

Rangkuman Informasi Umum Obat Doripenem

Nama Obat Doripenem
Kandungan Obat Doribax 250 mg, 500 mg
Kelas Obat Obat resep
Kategori  Beta-Laktam
Manfaat Obat Mengatasi infeksi bakteri
Kontraindikasi Hipersensitif
Sediaan Obat Injeksi atau suntikan
Harga Obat Rp300.000

Harga obat doripenem mungkin berbeda di setiap apotek. Merek dagang obat ini adalah Doribax, Bizan, Daryaven, Dorbaz, Doripex, DRM, Novedor, Ribacter, Tironem.

Doripenem Obat Apa?

Doripenem adalah untuk mengatasi beberapa indikasi infeksi bakteri seperti pneumonia nosokomial termasuk pneumonia dengan ventilator, dan infeksi intraabdominal dengan komplikasi. Obat ini juga digunakan untuk mengobati indikasi infeksi intraabdomen parah.

Obat ini termasuk dalam golongan Beta-Laktam yang bekerja dengan melawan bakteri penyebab infeksi. Doripenem tidak digunakan untuk indikasi infeksi virus. Obat ini adalah obat resep dalam sediaan injeksi atau suntikan.

Fungsi Obat Doripenem

Berikut ini manfaat obat ini:

  • Mengatasi infeksi saluran pencernaan
  • Mengatasi infeksi saluran kemih
  • Mengatasi pneumonia nosokomial
  • Mengatasi pneumonia dengan ventilator
  • Mengatasi infeksi intraabdominal dengan komplikasi
  • Mengatasi infeksi intraabdomen parah

Obat ini mungkin digunakan untuk indikasi lain yang tidak tercantum dalam informasi ini. Konsultasikan pada dokter untuk penggunaan obat ini dengan tepat.

Dosis Doripenem

Berikut ini dosis obat ini dalam bentuk injeksi atau suntikan:

1. Mengatasi Infeksi Intraabdomen

Dosis dewasa menggunakan suntikan 500 mg dalam 8 jam selama 1 hari dengan durasi 5-14 hari. Setelah kondisi membaik, dapat beralih ke terapi oral selama 3 hari.

2. Mengatasi Infeksi Kemih (Pielonefritis)

Dosis dewasa menggunakan suntikan 500 mg dalam 8 jam selama 10 hari. Setelah kondisi membaik, dapat beralih ke terapi oral selama 3 hari. Penggunaan obat ini dapat dilanjutkan selama 14 hari perawatan untuk pasien yang juga mengalami bakteremia atau paparan bakteri dalam aliran darah.

Interaksi Obat Doripenem

Interaksi obat dapat muncul ketika Anda menggunakan dua obat, vitamin, atau kandungan herbal lainnya di dalam satu waktu. Kandungan tersebut mungkin akan meningkatkan atau melemahkan efek salah satu obat.

Apabila diminum bersamaan, obat ini akan menimbulkan efek:

  • Meningkatan konsentrasi plasma apabila digunakan bersama obat probenesid.
  • Menurunkan kadar asam valproat plasma yang dapat meningkatkan risiko kejang.

Beritahu dokter apabila Anda sedang menggunakan obat lain sebelum minum obat ini untuk mengurangi risiko interaksi obat dan efek samping.

Efek Samping Doripenem

Berikut ini risiko efek samping dari obat ini:

  • Mual dan muntah
  • Reaksi alergi
  • Sakit kepala
  • Kulit ruam
  • Diare
  • Pruritus,
  • Flebitis
  • Peningkatan enzim hati
  • Kandidiasis oral
  • Anemia
  • Infeksi vulvomikotik
  • Trombositopenia
  • Neutropenia

Segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker apabila Anda mengalami gejala efek samping serius atau reaksi alergi berat.

Peringatan Obat Doripenem

Perhatikan peringatan penggunaan obat berikut ini:

  • Obat ini memiliki kontraindikasi berupa hipersensitif terhadap antibakteri golongan beta laktam.
  • Harap konsultasikan pada dokter apabila Anda menggunakan obat ini dalam keadaan hamil atau sedang menyusui.
  • Konsultasikan pada dokter sebelum menggunakan obat ini apabila Anda memiliki riwayat penyakit ginjal.
  • Perawatan menggunakan obat ini selama 5-14 hari atau disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Obat ini hanya dapat digunakan untuk pasien berusia di atas 18 tahun.
  • Tidak dianjurkan untuk pasien yang sedang menjalani hemodialisis.

Harap konsultasi dan baca petunjuk penggunaan obat dengan teliti untuk mengurangi risiko efek samping dan menjaga efektivitas obat dalam proses penyembuhan.

Petunjuk Penggunaan Obat Doripenem

Berikut ini adalah petunjuk penggunaan obat:

  • Suspensi yang sudah dilarutkan dapat bertahan selama 1 jam sebelum pengenceran dalam kantong infus.
  • Setelah suspensi diencerkan dengan NaCl 0,9%, stabilitas adalah 8 jam pada suhu kamar atau 24 jam antara 2-8° C.
  • Stabilitas solution ketika diencerkan dg dekstrosa 5% inj adalah 4 jam pada suhu kamar atau 24 jam antara 2-8° C.

Tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda jika Anda memiliki pertanyaan lanjutan seputar penggunaan obat ini dalam sediaan injeksi.

Petunjuk Penyimpanan Doripenem

Menyimpan obat di tempat yang benar akan berpengaruh pada kinerja obat. Berikut ini panduan cara menyimpan obat dengan benar agar tidak rusak:

  • Paparan cahaya, panas, air dan kelembapan dapat merusak kandungan obat.
  • Simpan obat-obatan Anda di tempat yang sejuk dan kering atau di bawah suhu 30°C.
  • Gunakan jarum dan alat suntik hanya sekali dan kemudian masukkan ke dalam wadah “benda tajam” anti-tusukan.
  • Anda dapat menyimpan obat di kotak obat khusus, kotak P3K, atau laci lemari.
  • Jauhi obat dari kompor, wastafel, dan semua peralatan panas.
  • Selalu simpan obat dalam wadah aslinya.
  • Jangan membuang obat sembarangan karena akan mencemari lingkungan.
  • Selalu simpan obat Anda di luar jangkauan dan di luar jangkauan anak-anak.
  • Tanyakan apoteker Anda tentang instruksi penyimpanan spesifik.

Itulah pembahasan lengkap tentang doripenem obat apa. Informasi kesehatan ini tidak menggantikan konsultasi dan resep dokter. Harap hanya menggunakan obat berdasarkan resep dokter demi keefektifan kerja obat dalam menyembuhkan gejala penyakit.

 

  1. MIMS. 2020. Doripenem. http://mims.com/indonesia/drug/info/doripenem/?type=brief&mtype=generic. (Diakses pada 29 Februari 2020).
  2. Pionas. 2020. Doripenem. http://pionas.pom.go.id/monografi/doripenem. (Diakses pada 29 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi