Terbit: 9 February 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Ceftizoxime obat apa? Ceftizoxime adalah obat dari golongan antibiotik sefalosporin. Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu. Ketahui selengkapnya tentang Ceftizoxime mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya melalui artikel ini!

Ceftizoxime: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll

Rangkuman Informasi Obat Ceftizoxime

Nama Obat Ceftizoxime
Kelas Terapi Obat Antibiotik sefalosporin
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi infeksi bakteri
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Sediaan Obat Serbuk injeksi
Merek Dagang Biozim, Caltum, Cefdim, Ceftamax, Ceftazidime, Ceftazidime, Ceftazidime, Ceftum, Celodim, Centracef, Cetazum, Dimfec, Extimon, Fortum, Graftazim, Lacedim, Negacef, Pharodime, Sodime, Tadime, Thidim, Veltadim, Zefidim, Zibac, Zitadim

Ceftizoxime Obat Apa?

Ceftizoxime termasuk ke dalam golongan obat antibiotik sefalosporin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri penyebab infeksi, sehingga infeksi berkurang.

Obat ini merupakan antibiotik sehingga hanya dapat digunakan mengatasi infeksi bakteri dan tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur atau virus.

Manfaat Ceftizoxime

Secara umum kegunaan Ceftizoxime adalah untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu yang peka terhadap antibiotik ini. Berikut adalah beberapa jenis infeksi bakteri yang biasanya diatasi dengan obat ini:

  • Profilaksis infeksi bedah pada pasien yang menjalani operasi prostat
  • Infeksi paru-paru akibat bakteri Pseudomonas Sp pada fibrosis kistik
  • Infeksi tulang dan sendi
  • Infeksi perut
  • Infeksi kulit
  • Meningitis bakterial
  • Infeksi saluran kemih

Dosis Ceftizoxime

Ceftizoxime hadir dalam sediaan serbuk injeksi yang nantinya akan dilarutkan dan diberikan melalui intravena atau intramuskuler. Berikut adalah dosis yang disarankan:

1. Dosis untuk Dewasa

  • Profilaksis infeksi bedah pada pasien yang menjalani operasi prostat: 1 gram pada saat induksi anestesi, diulangi setelah pengangkatan kateter jika perlu. Diberikan melalui injeksi intramuskuler atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
  • Infeksi paru-paru akibat bakteri Pseudomonas Sp pada fibrosis kistik: 100-150 mg/kg setiap 8 jam sebagai injeksi intramuskuler dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit. Dosis maksimumnya 9 gram setiap hari. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
  • Infeksi tulang dan sendi, infeksi perut berat, infeksi kulit berat: 1-2 gram setiap 8 jam sebagai injeksi intramuskuler dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit.
  • Meningitis bakterial, pneumonia nosokomial, terapi empiris demam neutropenia: 2 gram setiap 8 jam sebagai injeksi intramuskuler dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.
  • Infeksi saluran kemih berat: 1-2 gram setiap 8-12 jam sebagai injeksi intramuskuler dalam atau injeksi intravena lambat selama 3-5 menit atau infus intravena hingga 30 menit. Dosis maksimum untuk lansia di atas 80 tahun maksimal 3 gram setiap hari.

2. Dosis untuk Anak dengan Berat Kurang dari 40 Kg

  • Infeksi paru-paru akibat bakteri Pseudomonas Sp pada fibrosis kistik: 150 mg/kg berat badan setiap hari terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimumnya 6 gram setiap hari.
  • Infeksi tulang dan sendi, infeksi perut berat, infeksi kulit berat: 100-150 mg/kg berat badan setiap hari, terbagi menjadi 3 dosis terbagi. Dosis maksimumnya 6 gram setiap hari.
  • Meningitis bakterial, pneumonia nosokomial, terapi empiris demam neutropenia: 150 mg/kg berat badan setiap hari, terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimumnya adalah 6 gram setiap hari.
  • Infeksi saluran kemih berat: 100-150 mg/kg berat badan setiap hari, terbagi menjadi 3 dosis. Dosis maksimumnya adalah 6 gram setiap hari.

Dosis di atas adalah dosis yang lazim diberikan. Dosis dapat berganti menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Jangan pernah mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter maupun apoteker.

Petunjuk Penggunaan Ceftizoxime

Penggunaan obat Ceftizoxime sebaiknya digunakan sesuai dengan aturannya. Berikut adalah petunjuk penggunaan Ceftizoxime:

  • Obat ini dapat diberikan melalui suntik atau infus.
  • Pemberian obat dilakukan oleh petugas medis profesional.
  • Obat hadir dalam sediaan serbuk injeksi yang, jangan terima obat apabila bentuk serbuk atau pelarut berubah.
  • Obat harus digunakan sesuai petunjuk dokter dan jangan hentikan penggunaannya tanpa seizin dokter.

Petunjuk Penyimpanan Ceftizoxime

Simpan obat Ceftizoxime sesuai dengan petunjuk penyimpanannya untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanan Ceftizoxime yang harus diperhatikan:

  • Simpan obat  pada suhu antara 25-30°C.
  • Simpan obat di tempat kering dan tidak lembap, jangan simpan di kamar mandi.
  • Hindari obat dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jika obat sudah memasuki masa expired, jangan buang obat sembarangan, diskusikan dengan apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.

Efek Samping Ceftizoxime

Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan Ceftizoxime. Berikut adalah berbagai efek samping Ceftizoxime yang mungkin timbul:

  • Garis merah pada kulit
  • Bengkak, nyeri tekan, atau nyeri pada bagian suntikan
  • Kram perut
  • Kebiruan
  • Perubahan warna kulit
  • Diare
  • Demam
  • Kehausan
  • Gatal pada area genital
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit ketika melakukan hubungan seksual
  • Keputihan
  • Pembengkakan di kaki atau tungkai
  • Kelelahan yang tidak biasa
  • Penurunan berat badan
  • Bercak putih di mulut, tenggorokan, atau lidah

Gejala yang disebutkan di atas tidak selalu terjadi. Efek samping yang terjadi pada setiap orang juga mungkin berbeda-beda. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari pasien.

Jika Anda merasakan gejala efek samping serius atau reaksi alergi, segera hentikan penggunaan obat ini dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan hentikan penggunaan obat.

Interaksi Obat Ceftizoxime

Interaksi obat dapat terjadi ketika Ceftizoxime digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Berikut adalah beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan Ceftizoxime:

  • Vaksin hidup
  • Warfarin
  • Chloramphenicol
  • Probenecid
  • Aminoglikosida

Daftar di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu termasuk obat resep, non-resep, hingga obat herbal.

Penggunaan obat-obatan di atas bersamaan dengan Ceftizoxime masih mungkin dilakukan jika memang dibutuhkan. Dokter akan menyesuaikan penggunaan dan dosis untuk menurunkan risiko dari interaksi obat.

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Ceftizoxime untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Ceftizoxime

Obat ini termasuk ke dalam golongan obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Ceftizoxime:

  • Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap Ceftizoxime dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini. Hati-hati penggunaan pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik lainnya.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien dengan riwayat kejang dan gangguan ginjal.
  • Penggunaan obat ini masuk kategori B untuk penggunaan pada ibu hamil, artinya penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya bukti kerusakan tapi belum dilakukan penelitian memadai pada wanita hamil atau penelitian pada hewan menunjukkan efek merugikan tapi tidak ditemukan efek negatif pada ibu hamil. Obat ini relatif aman digunakan selama kehamilan.
  • Obat ini juga relatif aman digunakan selama menyusui dan terbukti menimbulkan risiko minimal terhadap bayi. Beri tahu dokter sebelum menggunakan obat ini apabila Anda sedang dalam masa menyusui.

 

  1. Anonim. Ceftazidime. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ceftazidime?mtype=generic. (Diakses 9 Februari 2020).
  2. Anonim. Seftazidim. http://pionas.pom.go.id/monografi/seftazidim. (Diakses 9 Februari 2020).
  3. Anonim. 2020. Ceftazidime (Injection Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ceftazidime-injection-route/before-using/drg-20073334. (Diakses 9 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi