Terbit: 24 July 2025
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Lenacapavir adalah obat yang digunakan untuk membantu mengobati infeksi HIV pada orang dewasa. Lebih lanjut  simak penjelasan lengkap seputar manfaat Lenacapavir, dosis, efek samping, dan informasi penting lainnya di bawah ini.

Lenacapavir: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Lenacapavir Obat Apa?

Lenacapavir adalah obat yang digunakan bersama obat HIV lainnya untuk membantu mengobati infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada orang dewasa. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) jika tidak ditangani.

Lenacapavir termasuk dalam kelompok obat yang disebut inhibitor kapsid HIV. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah virus HIV dalam darah. Dengan menekan jumlah virus, Lenacapavir dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit.

Meskipun Lenacapavir tidak menyembuhkan HIV, penggunaannya secara rutin bisa menurunkan risiko berkembangnya HIV menjadi AIDS dan mencegah komplikasi serius seperti infeksi berat atau kanker terkait HIV.

Mengonsumsi obat ini perlu diimbangi dengan mempraktikkan seks yang lebih aman, tidak berbagi jarum suntik, dan pola hidup sehat. Ini bisa mengurangi risiko penularan virus HIV dan menjaga kualitas hidup penderita HIV.

Manfaat Obat Lenacapavir

Lenacapavir adalah obat antivirus yang digunakan untuk membantu mengobati HIV. Obat ini biasanya diberikan bersama obat antiretroviral lainnya.

Berikut beberapa manfaat utama Lenacapavir:

  • Mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh.
  • Pengobatan HIV yang resistan terhadap obat.
  • Mengurangi hambatan dalam pencegahan HIV. 
  • Memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup.
  • Menurunkan risiko perkembangan AIDS.

Dosis Obat Lenacapavir 

Lenacapavir tersedia dalam dua bentuk, yaitu tablet oral dan injeksi subkutan (disuntikkan di bawah kulit). Obat ini hanya bisa digunakan dengan resep dokter. Jadwal dosis mungkin saja berbeda tergantung kondisi pasien. Untuk itu, selalu ikuti petunjuk dokter atau tenaga medis.

Berikut ini dosis obat dalam bentuk sediaan injeksi dan tablet untuk pengobatan infeksi HIV:

Pilihan 1: Injeksi dan Teblet

  • Hari ke-1: 927 miligram (mg) (2 vial) disuntikkan di bawah kulit dan 600 mg (2 tablet) sekali sehari.
  • Hari ke-2: 600 mg (2 tablet) sekali sehari.
  • Dosis pemeliharaan: 927 mg (2 vial) disuntikkan di bawah kulit sekali sehari setiap 6 bulan (26 minggu).

Pilihan 2: Tablet Lanjut Injeksi

  • Hari ke-1 dan ke-2: 600 mg (2 tablet) sekali sehari.
  • Hari ke-8: 300 mg (1 tablet) sekali.
  • Hari ke-15: 927 mg (2 vial) disuntikkan di bawah kulit.
  • Dosis pemeliharaan: 927 mg (2 vial) disuntikkan di bawah kulit sekali sehari setiap 6 bulan (26 minggu).

Petunjuk Penggunaan Obat Lenacapavir 

Konsumsi obat ini sesuai peruntukannya agar pengobatan efektif dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti overdosis. Ikuti cara mengonsumsi obat HIV berikut ini:

  • Gunakan obat ini persis seperti yang diarahkan oleh dokter.
  • Jangan menggunakannya lebih banyak, lebih sering, dan lebih lama dari yang diresepkan dokter.
  • Tetap gunakan obat ini selama masa pengobatan, meskipun sudah mulai merasa lebih baik.
  • Obat sediaan oral dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
  • Obat sediaan injeksi hanya diberikan oleh dokter atau tenaga medis di rumah sakit atau klinik.

Petunjuk Penyimpanan Obat Lenacapavir

Simpan obat ini di tempat yang baik dan benar agar kinerja obat tetap terjaga dan melindunginya dari risiko kerusakan. Berikut ini cara menyimpan obat yang perlu diperhatikan:

  • Simpan obat oral dalam wadah tertutup pada suhu ruangan anatara 20-25 derajat Celsius.
  • Jauhkan obat dari panas, kelembapan, dan paparan cahaya matahari langsung, serta jangan dibekukan.
  • Jauhkan obat-obatan dari pandangan atau jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jangan simpan obat kedaluwarsa atau obat yang sudah tidak diperlukan lagi. Buanglah dengan benar agar tidak mencemari lingkungan.

Efek Samping Obat Lenacapavir

Penggunaan obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek samping ini terjadi, jika terjadi, Anda mungkin memerlukan penanganan medis.

Segera hubungi dokter jika mengalami efek samping berikut:

  • Urine berwarna gelap.
  • Demam
  • Ketidakmampuan menggerakkan lengan dan kaki.
  • Nyeri sendi.
  • Feses berwarna terang.
  • Nyeri otot, kelemahan, atau nyeri.
  • Mual dan muntah.
  • Ruam kulit.
  • Nyeri perut kanan atas atau perut.
  • Penurunan berat badan.
  • Mata dan kulit menguning.
  • Mati rasa dan kelemahan tiba-tiba pada lengan dan kaki.
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa.

Jika Anda melihat efek samping lain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter tenaga kesehatan profesional Anda.

Interaksi Obat Lenacapavir

Interaksi obat adalah reaksi yang terjadi jika dua jenis obat atau lebih digunakan secara bersamaan. Efek interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.

Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Lenacapavir meliputi:

  • Strong CYP3A inducers, seperti rifampisin, fenitoin, atau fenobarbital).
  • Moderate CYP3A inducers seperti efavirenz, deksametason, atau St. John’s Wort.

Sebaiknya jangan memulai pengobatan baru tanpa memberi tahu dokter Anda. Dokter dapat memberi tahu Anda apakah aman untuk mengonsumsi Lenacapavir bersamaan dengan obat lain. Lenacapavir dapat memengaruhi obat-obatan tertentu lainnya hingga 9 bulan setelah suntikan terakhir.

Peringatan dan Perhatian Obat Lenacapavir

Sebelum menggunakan obat ini, ada beberapa hal-hal penting yang menjadi peringatan dan perhatian yang perlu Anda ketahui, berikut di antaranya:

  • Beri tahu dokter dan apoteker Anda jika Anda alergi terhadap Lenacapavir, obat lain, atau salah satu bahan dalam suntikan Lenacapavir.
  • Beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan Lenacapavir karena bisa menurunkan efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping. Selain itu, ada juga obat-obatan lain yang masih bisa digunakan, tetapi mungkin memerlukan penyesuaian dosis atau pemantauan ekstra oleh dokter.
  • Pastikan Anda telah mendiskusikan obat apa pun yang sedang Anda konsumsi atau rencanakan untuk dikonsumsi sebelum memulai Lenacapavir dengan dokter dan apoteker Anda.
  • Sebelum memulai, menghentikan, atau mengganti obat apa pun saat mengonsumsi Lenacapavir, mohon konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui. Jika sedang hamil saat mengonsumsi Lenacapavir, hubungi dokter. Anda tidak boleh menyusui jika Anda terinfeksi HIV atau jika Anda sedang mengonsumsi Lenacapavir.

Itulah ulasan lengkap tentang Lenacapavir, obat yang digunakan untuk membantu mengobati infeksi HIV. Perlu diingat, informasi ini tidak menggantikan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker.

Jika Anda berencana menggunakan obat ini, diskusikan dulu dengan tenaga medis untuk memastikan keamanannya sesuai kondisi Anda.

Anda bisa konsultasi dengan dokter secara online melalui Farmaku.com atau aplikasi Farmaku. Tanpa harus keluar rumah, Anda bisa mendapatkan informasi terpercaya seputar pengobatan HIV dan penggunaan Lenacapavir.

 

  1. Drugs. Lenacapavir. https://www.drugs.com/lenacapavir.html#dosage (Diakses pada 23 Juli 2025)
  2. Medline Plus. 2025. Lenacapavir Injection. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a623005.html (Diakses pada 23 Juli 2025)
  3. Mayo Clinic. Lenacapavir (oral route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/lenacapavir-oral-route/description/drg-20543655#drug-side-effects (Diakses pada 23 Juli 2025)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi