Terbit: 30 March 2021 | Diperbarui: 9 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Siklus menstruasi pada wanita memiliki gejala tersendiri dan bisa terjadi secara normal atau tidak normal, yang menandakan adanya gangguan. Ini bisa tergolong ringan hingga berbahaya. Selengkapnya ketahui siklus haid, fase, gangguan haid dan lainnya.

Siklus Menstruasi: Gejala, Fase, Haid Normal dan Tidak, Penyebab, dll

Apa Itu Siklus Menstruasi?

Siklus menstruasi adalah rangkaian perubahan bulanan yang terjadi pada wanita sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Setiap bulan, salah satu ovarium melepaskan sel telur, proses yang bernama ovulasi.

Dalam waktu yang sama, perubahan hormon mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Jika ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi, lapisan rahim keluar melalui vagina. Ini adalah masa haid atau menstruasi.

Gejala Menstruasi

Setiap wanita akan mengalami gejala menjelang dan selama menstruasi. Gejala yang mungkin terjadi selama menstruasi, meliputi:

  • Kram atau nyeri di perut.
  • Kembung atau bengkak di perut.
  • Sembelit sebelum menstruasi.
  • Diare saat menstruasi
  • Perubahan suasana hati (mood).

Usia Berapa Wanita Memulai Menstruasi?

Anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada rata-rata usia 12 tahun. Namun, anak perempuan juga dapat mulai menstruasi sejak usia 8 tahun atau paling lambat 16 tahun.

Wanita kan berhenti menstruasi saat menopause, yang terjadi sekitar usia 51 tahun. Ketika menopause, wanita berhenti memproduksi sel telur atau berhenti berovulasi. Wanita yang sudah mengalami menopause tidak akan bisa kembali hamil.

Fase Siklus Menstruasi pada Wanita

Siklus haid rata-rata adalah 28 hari, namun suatu siklus dapat berkisar dari 21-35 hari. Haid sendiri memiliki beberapa tahap. Tahapan dalam siklus dipicu oleh naik turunnya hormon dalam tubuh.

Kelenjar pituitari pada otak dan ovarium dalam saluran reproduksi wanita memproduksi dan melepaskan hormon tertentu pada waktu tertentu selama menstruasi. Ini menyebabkan organ saluran reproduksi merespons dengan cara tertentu.

Siklus haid terbagi menjadi empat fase, meliputi:

1. Menstruasi

Fase pertama biasanya berlangsung dari hari pertama hingga hari ke-5, ini adalah saat lapisan rahim benar-benar keluar melalui vagina jika kehamilan belum terjadi. Kebanyakan wanita mengalami pendarahan selama 3-5 hari, tetapi menstruasi yang berlangsung hanya 2-7  hari masih tergolong normal.

2. Folikuler

Tahap kedua biasanya berlangsung dari hari ke-6 hingga hari ke-14. Selama tahap ini, kadar hormon estrogen meningkat, yang menyebabkan lapisan rahim (endometrium) tumbuh dan menebal.

Selain itu, hormon lain (hormon perangsang folikel) menyebabkan pertumbuhan folikel pada ovarium. Selama hari ke 10-14, salah satu folikel yang berkembang akan membentuk sel telur yang matang (ovum).

3. Ovulasi

Fase ketiga dapat terjadi sekitar hari ke-14 dalam menstruasi 28 hari. Peningkatan hormon lain secara mendadak (hormon pelutein) menyebabkan ovarium melepaskan sel telur yang sudah matang ke falopi. Peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Luteal

Tahap selanjutnya berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Setelah sel telur dilepaskan dari ovarium, sel telur mulai bergerak melalui tuba falopi menuju rahim. Kadar hormon progesteron meningkat guna membantu mempersiapkan lapisan rahim untuk kehamilan.

Jika sel telur dibuahi oleh sperma dan menempel pada dinding rahim, wanita akan hamil. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar hormon yang berperan dalam siklus menstruasi, yakni hormon estrogen dan progesteron turun dan lapisan rahim yang menebal terlepas selama periode menstruasi.

Siklus Menstruasi Normal dan Tidak Normal

Siklus haid yang dihitung dari hari pertama dalam satu menstruasi hingga hari pertama berikutnya, berbeda pada setiap wanita. Menstruasi mungkin terjadi setiap 21-35 hari dan berlangsung selama 2-7 hari.

Selama beberapa tahun pertama setelah menstruasi mulai, siklus panjang sering kali terjadi. Namun, siklus haid cenderung berkurang dan menjadi lebih teratur seiring bertambahnya usia.

Siklus haid mungkin teratur (dengan durasi yang sama setiap bulan) atau agak tidak teratur, dan menstruasi mungkin ringan atau berat, nyeri atau bebas rasa sakit, panjang atau pendek, dan masih tergolong normal. Dalam rentang jarak yang panjang, adalah hal yang normal.

Sedangkan menstruasi tidak normal terjadi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, telat haid tiga hari atau lebih berturut-turut, debit menstruasi yang jauh lebih deras atau lebih ringan dari biasanya, haid berlangsung lebih dari 7 hari, haid disertai nyeri, kram, mual, atau muntah. Tanda lainnya adalah pendarahan atau bercak yang terjadi antara periode, setelah menopause atau setelah berhubungan seks.

Cara Melacak Siklus Menstruasi

Untuk mengetahui apakah Anda memiliki menstruasi yang normal atau tidak, catatlah siklus haid pada kalender. Mulai dengan melacak tanggal awal haid setiap bulan selama beberapa bulan berturut-turut untuk mengenali keteraturan menstruasi Anda.

Jika merasa khawatir dengan menstruasi Anda, cobalah catat beberapa hal berikut setiap bulannya:

  • Tanggal akhir. Catat seberapa lama biasanya haid berlangsung, dan apakah lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya.
  • Debit haid. Apakah debit haid tampak lebih ringan atau lebih berat dari biasanya, dan seberapa sering perlu mengganti pembalut dalam sehari, serta apakah mengalami pembekuan darah?
  • Pendarahan tidak normal. Jika Anda mengalami pendarahan abnormal atau tidak di antara periode, catatlah. Ini termasuk hal terpenting untuk melacak siklus haid
  • Rasa sakit. ini adalah rasa sakit yang terkait dengan menstruasi, atau nyeri yang terasa lebih buruk dari biasanya.
  • Perubahan lainnya. Suasana hati (mood) atau perilaku berubah juga bisa menandakan menstruasi yang abnormal. Kondisi lain atau hal baru yang terjadi di antara menstruasi juga penting untuk Anda catat.

Penyebab Menstruasi Tidak Teratur

Siklus menstruasi pada wanita yang tidak teratur dapat terjadi akibat banyak hal, termasuk:

  • Kehamilan atau menyusui. Telat haid bisa menjadi tanda awal kehamilan. Sedangkan menyusui biasanya menunda kembalinya menstruasi setelah kehamilan.
  • Gangguan makan, penurunan berat badan yang ekstrem, atau olahraga berlebihan. Mengalami anoreksia nervosa (gangguan makan), berat badan menurun drastis, dan meningkatkan aktivitas fisik dapat mengganggu menstruasi.
  • Polycystic ovary syndrome (PCOS). Wanita yang menderita PCOS mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur serta ovarium yang membesar karena berisi kumpulan kecil cairan (folikel), ini terletak pada setiap ovarium seperti yang dapat terlihat selama pemeriksaan ultrasonografi (USG).
  • Kegagalan ovarium prematur. Kondisi ini mengacu pada hilangnya fungsi ovarium normal sebelum usia 40 tahun. Wanita yang mengalami kegagalan ovarium prematur (insufisiensi ovarium primer), mungkin mengalami menstruasi tidak teratur atau sesekali selama bertahun-tahun.
  • Penyakit radang panggul. Infeksi yang terjadi pada organ reproduksi ini bisa menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur.
  • Fibroid rahim. Ini adalah pertumbuhan rahim yang tidak bersifat kanker. Kondisi ini dapat menyebabkan periode menstruasi yang berat dan berkepanjangan.

 

  1. Anonim. 2019. Normal Menstruation. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/10132-normal-menstruation (Diakses pada 3o Maret 2021)
  2. Mayo Clinic Staff. Menstrual cycle: What’s normal, what’s not. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/womens-health/in-depth/menstrual-cycle/art-20047186 (Diakses pada 3o Maret 2021)
  3. Watson, Stephanie. 2019. Stages of the Menstrual Cycle. https://www.healthline.com/health/womens-health/stages-of-menstrual-cycle (Diakses pada 3o Maret 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi