Terbit: 12 November 2019 | Diperbarui: 21 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Setelah melahirkan secara normal melalui vagina, semua wanita akan memasuki masa nifas. Periode sepanjang 6 minggu ini akan dialami oleh wanita dengan mengeluarkan cairan tertentu dari vagina dengan warna yang berbeda-beda. Umumnya warna cairan itu agak kemerahan, cokelat, hingga memudar menjadi kuning.

Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Wanita Saat Mengalami Nifas

Perubahan Tubuh Wanita Saat Nifas

Cairan yang keluar dari vagina saat nifas bernama lokia. Cairan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Saat cairan keluar, pasangan tidak disarankan untuk melakukan seks. Hal ini perlu diperhatikan karena ada perubahan pada tubuh wanita baik di vagina atau bagian tubuh lainnya. Berikut beberapa perubahan pada tubuh wanita yang terjadi saat nifas.

  1. Vagina Sering Terasa Tidak Nyaman

Selama mengalami nifas, vagina dari wanita juga merasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman ini muncul dari luka yang terbentuk dari persalinan. Area vagina seperti perineum dan mulut vagina kerap robek dan menyebabkan rasa sakit. Luka dari vagina juga kadang masih mengeluarkan darah.

Rasa sakit di vagina ini biasanya akan hilang dengan sendiri seiring dengan berakhirnya masa nifas. Saat penyembuhan, wanita harus menjaga cara duduk dan tidurnya agar tidak terasa sakit dan segera sembuh.

  1. Nyeri pada Payudara Saat Memberikan ASI

Selama masa nifas dan sedang menyusui bayi, rasa nyeri akan muncul dan menyebabkan perasaan tidak nyaman. Rasa tidak nyaman ini muncul dari kerasnya payudara semasa nifas. Karena payudara terlalu keras, saat air susu keluar akan terasa sedikit nyeri. Setelah menyusui wanita kerap mengalami bengkak di payudara.

Kondisi bengkak juga bisa muncul kalau ASI tidak bisa keluar dengan lancar. Akibatnya, dada semakin keras dan wanita harus memompanya untuk menurunkan tekanan. Kalau payudara terasa tidak nyaman, kompres dengan air dingin. Buat bengkak menurun dengan perlahan-lahan sebelum menyusui atau dipompa kembali.

  1. Tetap Mengalami Kontraksi

Saat nifas, wanita juga akan mengalami kontraksi di area vagina hingga ke rahim. Kontraksi menyebabkan perdarahan terhenti perlahan-lahan. Selain itu, pembuluh darah juga tertekan sehingga darah mirip menstruasi tidak keluar. Wanita yang mengalami kondisi ini sering nyeri perut meski hanya sementara saja.

Setelah memasuki bulan pertama nifas, rasa nyeri dan sakit di area perut akan hilang dengan sendirinya, Hal ini ditandai dengan perubahan warna pada lokia yang keluar. Amati cairan yang keluar untuk mengetahui perubahan yang terjadi.

  1. Sering Mengalami Gangguan Buang Air Kecil

Setelah melahirkan, area vulva akan mengalami pembengkakan yang cukup besar. Luka di area dalam vagina juga bisa menyebabkan infeksi yang cukup parah. Kerusakan saraf di beberapa bagian organ juga terjadi sehingga kemungkinan terjadi gangguan saat buang air kecil akan menurun drastis.

Gangguan buang air kecil juga bisa terjadi dalam bentuk inkontinensia urine. Kalau wanita mengalami kondisi ini, mereka juga sering mengompol saat bersin atau tertawa.

  1. Mengalami Perubahan Emosi dan Penurunan Berat Badan

Saat nifas dan menyusui, ibu akan kehilangan banyak nutrisi pada tubuhnya. Nutrisi akan menjadi ASI dan akhirnya digunakan untuk makanan bagi bayi. Agar tubuh tidak terus mengecil, disarankan untuk menambah nutrisi saat menyusui dengan porsi yang tidak berlebihan.

Selain perubahan berat badan, perubahan emosi juga terjadi. Beberapa wanita akan mudah mengalami bad mood karena sedang mengalami postpartum depression atau depresi pasca melahirkan. Kondisi ini harus diatasi segera agar tidak mengganggu ibu dan bayi.

Perdarahan dan Pemeriksaan Dokter

Umumnya seorang wanita yang mengalami persalinan akan mengalami nifas selama 6-7 minggu. Selanjutnya kondisi di rahim akan kembali seperti biasanya. Saat mengalami nifas, darah yang keluar bisa naik atau turun dengan sendirinya. Naiknya perdarahan bisa dipicu oleh beberapa hal di bawah ini.

  • Sudah mulai aktif bergerak di awal-awal persalinan. Umumnya pergerakan ini memicu darah keluar cukup banyak meski tidak terus-menerus. Umumnya selama beberapa saat saja lalu kembali normal.
  • Menyusui bayi yang baru saja lahir. Saat wanita menyusui, secara tidak langsung akan terjadi kontraksi di sekitar rahim. Dampaknya, darah yang keluar jadi semakin banyak. Perdarahan saat menstruasi masih cukup aman selama tidak berlebihan dan deras.
  • Mulai melakukan olahraga. Umumnya wanita yang baru saja melahirkan tidak bisa melakukan olahraga hingga beberapa minggu atau bulan ke depan. Kalau sampai melakukan olahraga baik ringan atau sedikit intens, perdarahan akan terjadi lebih banyak.
  • Adanya tekanan yang cukup kuat saat Anda buang air kecil atau buang air besar.

Selama tidak ada masalah di vagina dan perdarahan normal, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke dokter. Namun, kalau beberapa hal ini terjadi, segera periksakan diri.

  • Ada tanda infeksi seperti aroma yang tidak sedap.
  • Demam dengan suhu di atas 38 derajat C.
  • Darah yang keluar tetap banyak dan warnanya merah terang.
  • Pusing dan terasa ingin muntah.
  • Detak jantung tidak stabil.

Inilah beberapa hal yang berubah pada tubuh wanita selama masa nifas. Semoga ulasan di atas bisa Anda gunakan untuk rujukan yang bermanfaat setelah hamil dan melakukan persalinan nantinya baik normal atau caesar.

 

 

Sumber:

  1. Watson, Stephanie. 2015. Is Postpartum Bleeding Normal?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/is-postpartum-bleeding-normal#TOC_TITLE_HDR_1. (Diakses pada 12 November 2019)
  2. Web MD. Vaginal Bleeding After Birth: When to Call a Doctor. https://www.webmd.com/women/vaginal-bleeding-after-birth-when-to-call-doctor. (Diakses pada 12 November 2019)
  3. What to Expect Editors. 2018. Postpartum Bleeding (Lochia). https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/postpartum-bleeding.aspx. (Diakses pada 12 November 2019)
  4. Flo Health. Abnormal Postpartum Bleeding: How to Recognize and Deal with It. https://flo.health/being-a-mom/recovering-from-birth/postpartum-problems/abnormal-postpartum-bleeding. (Diakses pada 12 November 2019)

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi