Terbit: 14 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Testosteron merupakan hormon yang banyak terdapat pada tubuh pria. Itulah kenapa hormon ini sering disebut sebagai hormon pria. Meski identik dengan pria dan memberikan tanda kelamin sekunder pada pria, wanita juga menghasilkannya dalam jumlah kecil. Pada wanita kadar hormon ini seharusnya 15-70 ng/ml. Lebih tinggi dari ini akan memberikan banyak gangguan.

Efek Testosteron Tinggi pada Wanita dan Cara Mengatasinya

Gangguan yang muncul pada wanita bisa mengganggu fungsi seksual dan juga reproduksi. Secara fisik juga akan ada perubahan pada tubuh sehingga menyerupai pria. Kalau wanita sudah mengalami hal ini, pemeriksaan harus dilakukan dengan detail agar diketahui jumlah hormon dan cara penanganannya yang tepat.

Tanda-tanda kenaikan testosteron pada wanita

Tanda-tanda kenaikan testosteron pada wanita terlihat sangat jelas karena cukup mengganggu wanita. Berikut tanda-tanda kelebihan hormon pria pada tubuh wanita.

  • Jerawat yang cukup parah pada wajah. Jerawat sebenarnya kerap muncul mendekati siklus menstruasi, tapi pada kondisi ini jerawat susah hilang dan memunculkan flek hitam di kulit.
  • Suara jadi agak dalam seperti pria.
  • Kenaikan masa otot berlebih pada tangan, kaki, dan area dada.
  • Rambut di tubuh mengalami peningkatan terutama di bagian wajah seperti kumis atau janggut.
  • Sering kehilangan libido.
  • Klitoris membesar secara tidak normal.
  • Menstruasi tidak berjalan lancar.
  • Mudah mengalami perubahan suasana hati.
  • Ukuran payudara menurun cukup signifikan.

Penyebab kenaikan testosteron pada wanita

Ada beberapa penyebab yang memicu kenaikan testosteron pada tubuh wanita. Secara umum penyebab naiknya testosteron terdiri dari:

  1. PCOS

PCOS atau Polycystic ovary syndrome adalah kondisi kelainan hormon pada wanita yang menyebabkan testosteron naik dengan signifikan. Kenaikan ini dipicu oleh tidak berfungsinya ovarium. Organ ini mengalami pembesaran yang cukup signifikan dan folikel yang terbentuk mengalami gangguan. Sel telur akan jarang dihasilkan sehingga kemungkinan terjadi pembuahan kecik.

Lebih lanjut, gangguan yang dialami 8-20 persen wanita di seluruh dunia ini kerap dideteksi pada wanita usia 20-30-an tahun. PCOS kerap menyebabkan penurunan kualitas kehamilan sehingga wanita sering alami keguguran. Selain itu kondisi obesitas dan diabetes tipe 2 juga lebih sering mengintai wanita.

  1. CAH

Congenital adrenal hyperplasia atau CAH adalah kondisi gangguan pada kelenjar adrenal yang menyebabkan wanita alami produksi testosteron berlebih. Kelebihan ini menyebabkan banyak gangguan baik langsung atau tidak. Gangguan langsung terlihat dari menstruasi yang berjalan tidak lancar.

CAH ini juga membuat banyak tanda kelamin sekunder pria muncul. Hampir sebagian besar tanda kenaikan testosteron terlihat.

  1. Hirsutisme

Kondisi ini muncul disebabkan oleh genetik dari orang tua. Tanda yang terlihat jelas adalah tumbuhnya kumis hingga janggut. Selain itu hirsutisme juga menyebabkan kebotakan pada wanita meningkat cukup tinggi.

Pencegahan untuk hirsutisme tidak ada. Wanita dengan riwayat ini dari ibu atau nenek biasanya akan mengalaminya secara otomatis meski kemungkinannya bervariasi.

Cara mengatasi kenaikan testosteron pada wanita

Untuk mengatasi naiknya testosteron pada wanita, ketahui dahulu penyebabnya. Setelah mengetahui penyebabnya penanganan dengan obat bisa dilakukan untuk menekan banyaknya testosteron yang berlebih.

  • Eflornithine, digunakan untuk mencegah terbentuknya rambut di wajah yang berlebihan. Obat ini biasanya berbentuk krim.
  • Glucocorticosteroids, obat ini digunakan untuk mengatasi inflamasi atau peradangan pada wanita baik di wajah atau organ lainnya.
  • Progestin, obat yang mengandung zat mirip progesteron ini bisa membantu wanita melancarkan siklus menstruasi.

Selain dengan tiga obat di atas, terapi perontokan bulu halus atau rambut di permukaan tubuh bisa dilakukan dibantu dengan mengubah gaya hidup. Wanita disarankan mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan estrogen dan hormon wanita lainnya.

Semoga ulasan di atas bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi