Terbit: 13 February 2020 | Diperbarui: 23 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Penggunaan kontrasepsi seperti pil KB dapat menimbulkan efek samping pil KB yang perlu diwaspadai. Bagi pasangan yang sudah menikah namun ingin menunda kehamilan, penggunaan pil KB dapat menjadi salah satu pilihan. Namun, dibanding beberapa metode kontrasepsi lainnya, pil KB adalah salah satu cara yang cukup populer dan sering menjadi perbincangan di kalangan wanita karena efek samping yang ditimbulkannya.

13 Efek Samping Pil KB dan Aturan Penggunaannya

Memahami Cara Kerja Pil KB Mencegah Kehamilan

Sebelum menjelaskan mengenai efek samping pil KB, hal penting lainnya yang juga harus diketahui adalah bagaimana mekanisme pil KB mencegah kehamilan.

Pil KB adalah kontrasepsi oral yang mengandung hormon yang mencegah ovarium melepaskan sel telur saat ovulasi. Selain itu, pil KB juga mendorong penebalan lendir serviks yang berguna sebagai penghalang antara sperma dan sel telur yang mungkin dilepaskan.

Pada umumnya kontrasepsi oral mengandung hormon estrogen dan progestin atau progestin saja. Kombinasi estrogen dan progestin mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) dari kelenjar hipofisis di otak. LH dan FSH memainkan peran penting dalam perkembangan sel telur dan persiapan lapisan rahim untuk implantasi embrio.

Meski metode pengendalian kelahiran ini paling efektif dibanding metode lainnya, efeknya tidak hanya terbatas pada pencegahan kehamilan. Pada beberapa kasus, pil KB dapat digunakan untuk membantu mengobati masalah kesehatan lainnya seperti menunda menstruasi, perubahan kulit, dan lain-lain

Namun, pengendalian kelahiran hormonal bukan tanpa efek samping. Seperti halnya semua obat, ada efek menguntungkan dan risiko potensial yang memengaruhi setiap orang secara berbeda.

Efek Samping Pil KB pada Tubuh

Pada dasarnya semua bentuk kontrasepsi hormonal—termasuk pil KB—dapat menyebabkan berbagai efek samping. Sebagian besar ringan dan dapat hilang setelah dua atau tiga bulan pertama setelah mengonsumsi pil KB. Berikut ini adalah beberapa efek samping pil KB yang bisa terjadi, di antaranya:

1. Keluarnya Bercak Darah dari Vagina

Efek samping pil KB yang pertama adalah munculnya bercak darah pada vagina. Kondisi ini umumnya dapat sembuh dalam 3 bulan setelah mengonsumsi pil KB. Munculnya bercak adalah sesuatu yang normal selama Anda mengonsumsinya dengan benar dan tidak ada ada dosis yang terlewat.

Hal ini dapat terjadi karena rahim menyesuaikan kondisi untuk memiliki lapisan endometrium yang lebih tipis atau karena tubuh menyesuaikan diri untuk memiliki tingkat hormon yang berbeda.

Namun, jika Anda mengalami perdarahan selama 5 hari atau perdarahan hebat selama 3 hari, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Mual

Jika Anda baru pertama kali mengonsumsi kontrasepsi hormonal ini, efek samping pil KB yang bisa terjadi adalah mual. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena gejalanya bisa segera mereda. Guna mengurangi efek mual, pil KB bisa dikonsumsi bersama dengan makanan atau sebelum tidur. Jika mual parah terjadi lebih dari 3 bulan, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran medis yang tepat.

3. Nyeri Payudara

Efek samping pil KB berikutnya adalah pembesaran atau nyeri payudara. Kondisi ini biasanya bisa sembuh beberapa minggu setelah mengonsumsi pil KB. Sementara itu, jika Anda menemukan benjolan di payudara, memiliki nyeri persisten, atau nyeri parah, Anda harus segera mendapatkan bantuan medis.

4. Sakit Kepala dan Migrain

Hormon dalam pil KB dapat meningkatkan kemungkinan sakit kepala dan migrain. Agar kondisi ini tidak terjadi, Anda harus mengonsumsi pil dosis rendah untuk mengurangi timbulnya sakit kepala. Gejala biasanya membaik seiring waktu, tetapi jika sakit kepala parah terjadi ketika Anda baru memulai minum pil KB, Anda harus mencari saran medis.

5. Berat Badan Bertambah

Meski studi klinis belum menemukan hubungan yang konsisten antara penggunaan pil KB dan fluktuasi berat badan. Namun, retensi cairan dapat terjadi, terutama di sekitar payudara dan pinggul. Beberapa temuan mengungkapkan, seseorang  yang mengonsumsi pil KB yang mengandung progestin saja selama 6 atau 12 bulan, terjadi peningkatan berat badan sebanyak 2 kg.

6. Perubahan Suasana Hati

Sebuah studi menunjukkan bahwa kontrasepsi oral dapat memengaruhi suasana hati pengguna dan meningkatkan risiko depresi atau perubahan emosional lainnya. Jika Anda mengalami perubahan suasana hati selama menggunakan pil KB sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

7. Melewatkan Jadwal Menstruasi

Meski penggunaan pil KB sudah tepat, beberapa siklus menstruasi mungkin terlewatkan. Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi ini seperti stres, penyakit, kelainan hormonal, atau tiroid. Jika telat haid terjadi saat mengonsumsi pil KB, tes kehamilan disarankan sebelum memulai paket berikutnya

8. Penurunan Libido

Bagi sebagian orang, efek samping pil KB ternyata bisa memengaruhi gairah seks. Jika penurunan libido berlanjut dan mengganggu, kondisi ini harus dibicarakan dengan dokter.

Dalam beberapa kasus lain, pil KB justru dapat meningkatkan libido, hal ini disebabkan karena hilangnya kekhawatiran soal kehamilan, mengurangi gejala nyeri kram menstruasi, sindrom pramenstruasi, endometriosis, dan fibroid rahim.

9. Keputihan

Perubahan kondisi keputihan dapat terjadi saat Anda mengonsumsi pil KB, seperti peningkatan atau penurunan pelumasan vagina atau perubahan tingkat kekentalannya.

Perubahan-perubahan ini biasanya tidak berbahaya, tetapi perubahan warna atau bau dapat mengindikasikan infeksi. Jika Anda khawatir mengenai kondisi yang terjadi segera konsultasi dengan dokter.

10. Penebalan Kornea

Meski efek samping pil KB ini terdengar janggal, faktanya pil KB bisa membuat kornea di mata lebih tebal. Namun, hal ini tidak dikaitkan dengan risiko penyakit mata yang lebih tinggi, tetapi memengaruhi kenyamanan Anda saat menggunakan lensa kontak.

Pemakai lensa kontak harus berkonsultasi dengan dokter mata jika mengalami perubahan dalam penglihatan atau toleransi lensa selama penggunaan pil KB.

Efek Samping Pil KB yang Jarang Terjadi

Secara keseluruhan, penggunaan pil KB tampaknya tidak meningkatkan risiko kanker wanita secara signifikan. Namun, bukti yang konsisten telah menemukan bahwa risiko kanker payudara dan serviks sedikit meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral, sedangkan risiko kanker endometrium, ovarium, dan kolorektal berkurang.

11. Kanker Payudara

Secara umum, seorang wanita (di bawah 50 tahun) yang tidak memiliki riwayat keluarga kanker payudara dan tidak ada gen kanker payudara abnormal, memiliki risiko absolut kurang dari 2% terkena kanker payudara dari pil KB. Selain itu, risiko menurun setelah penggunaan pil KB dihentikan dan tidak ada peningkatan risiko terbukti 10 tahun setelah itu.

Risiko lebih tinggi terjadi pada beberapa wanita yang memiliki:

  • Riwayat keluarga dengan kanker payudara.
  • Biopsi payudara yang menunjukkan sel-sel abnormal.
  • Gen kanker payudara abnormal atau gen dalam anggota keluarga dekat.

12. Kanker Serviks

Wanita yang telah menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih memiliki risiko kanker serviks yang lebih tinggi daripada wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral. Semakin lama Anda menggunakan pil KB, semakin besar peningkatan risiko Anda. Tetapi risiko kanker serviks telah ditemukan menurun dari waktu ke waktu setelah penggunaan pil berhenti.

13. Stroke

Efek samping pil KB yang jarang terjadi berikutnya adalah stroke. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral memiliki risiko stroke sekitar 50-100% lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakannya. Tetapi jumlah ini sebenarnya tidak mewakili jumlah stroke yang tinggi karena sebagian besar wanita muda tidak pernah mengalami stroke sama sekali atau memiliki jenis gumpalan darah, sehingga risiko 50-100% itu masih terbilang cukup rendah.

Apa Efek Samping Menghentikan Pil KB?

Efek samping dari menghentikan pil KB berbeda untuk setiap orang, sama seperti efek samping dari menggunakannya.

Hormon dalam pil meninggalkan tubuh Anda dalam beberapa hari, itu berarti setiap efek samping yang Anda alami saat menggunakannya akan hilang dengan cepat. Namun, diperlukan beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk siklus menstruasi reguler Anda kembali normal.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin Anda alami:

  • Gejala PMS kembali
  • Perubahan mood, termasuk perubahan gairah seks
  • Perubahan keputihan
  • Siklus menstruasi berubah
  • Memiliki jerawat lebih banyak, jika sebelum minum pil KB Anda sudah memilikinya

Kemampuan Anda untuk hamil kembali segera setelah Anda berhenti minum pil KB, jadi jika Anda tidak ingin hamil segera, tetap gunakan alat kontrasepsi (atau gunakan metode berbeda seperti kondom). Konsultasi dengan dokter untuk membantu membuat rencana beralih ke metode baru.

Menstruasi Anda mungkin tidak teratur untuk sementara waktu. Jika Anda tidak mendapatkan menstruasi dalam waktu 3 bulan setelah menghentikan pil KB, hubungi dokter untuk dilakukan diagnosis.

Peringatan Sebelum Menggunakan Pil KB

Pil KB tidak boleh digunakan oleh wanita yang memiliki riwayat:

  • Kanker payudara
  • Kanker endometrium
  • Pendarahan vagina yang tidak bisa dijelaskan
  • Tumor hati atau penyakit hati
  • Peningkatan risiko pembekuan darah atau stroke
  • Sedang hamil

Hal penting lainnya adalah kombinasi kontrasepsi estrogen dan progestin tidak boleh digunakan pada wanita di atas 35 tahun yang merokok karena peningkatan risiko efek samping  yang serius (namun jarang terjadi) seperti serangan jantung, pembekuan darah, dan stroke.

Risiko kardiovaskular juga meningkat dengan bertambahnya usia, berat badan, riwayat keluarga penyakit jantung, dan jumlah rokok yang dihisap per hari.

Sedangkan wanita dari segala usia harus menghindari kombinasi kontrasepsi hormonal jika mereka memiliki riwayat:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • Sakit dada
  • Diabetes
  • Sakit kepala parah
  • Penyakit jantung atau hati
  • Stroke

Tanda Peringatan yang Bisa Dikenali

Kebanyakan orang yang menggunakan pil KB tidak akan mengalami masalah sama sekali. Tapi untuk berjaga-jaga, ada baiknya untuk mengetahui apa tanda-tanda masalah serius.

Segera temui dokter jika Anda memiliki:

  • Sakit punggung atau rahang yang tiba-tiba bersamaan dengan mual, berkeringat, atau sulit bernapas
  • Dada terasa nyeri
  • Pegal di kaki Anda
  • Sulit bernapas
  • Sakit parah di perut
  • Sakit kepala parah, lebih buruk, atau lebih sering terjadi daripada biasanya
  • Kulit atau mata menguning

Apakah Pil KB Aman Digunakan untuk Jangka Panjang?

Pada umumnya pil KB aman dikonsumsi jangka panjang. Tetapi terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan risiko Anda terkena beberapa jenis kanker.

Menurut American Cancer Society, mengonsumsi pil KB dapat meningkatkan risiko kanker payudara atau kanker serviks seiring waktu. Semakin lama Anda menggunakannya, semakin tinggi risikonya.

Namun, terdapat penelitian lain yang bertentangan dengan efek samping pil KB seperti yang diungkapkan American Cancer Society. Penelitian ini menunjukkan risiko kanker payudara meningkat, sementara kanker jenis lain tidak menunjukkan peningkatan risiko.

Sebuah studi terbaru menemukan pengurangan dalam risiko kanker ovarium, endometrium, dan kolorektal, terkait penggunaan pil KB.

Jika Anda khawatir tentang risiko jenis kanker tertentu, bicarakan dengan dokter untuk dapat membantu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko dan membantu Anda memilih opsi yang membuat Anda nyaman.

Hal-Hal Lain yang Harus Diketahui Sebelum Mengonsumsi Pil KB

Selain potensi efek samping pil KB, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakannya kontrasepsi hormonal ini, di antaranya:

  • Frekuensi

Anda harus minum pil KB setiap hari pada waktu yang bersamaan. Jika Anda melewatkan satu dosis, Anda harus menggunakan bentuk kontrasepsi cadangan selama tujuh hari ke depan untuk mencegah kehamilan. Melewatkan konsumsi pil KB bisa membuat bercak atau perdarahan ringan.

  • Keintiman

Pil KB tidak mengganggu aktivitas seksual apa pun. Berhubungan seks bisa dilakukan seperti pada umumnya.

  • Waktu

Pil KB membutuhkan waktu sekitar tujuh hari untuk mulai bekerja. Jika Anda aktif secara seksual selama waktu itu, Anda harus menggunakan bentuk kontrasepsi cadangan.

  • Perlindungan

Meskipun pil KB membantu mencegah kehamilan, kontrasepsi hormonal ini tidak memberikan perlindungan apapun terhadap infeksi menular seksual. Anda harus menggunakan bentuk KB tambahan seperti kondom, untuk menghindari infeksi menular seksual.

  • Bagaimana Saya Memulai Pil KB?

Tanyakan pada dokter kapan Anda harus memulai pil KB. Jika Anda masih mengalami menstruasi pada hari ketika Anda diberitahu untuk memulai paket pil, teruskan dan mulailah paket pil KB tersebut. Anda akan mendapatkan periode berikutnya sekitar 25 hari setelah memulai untuk mengonsumsinya.

  • Kapan Saya Memulai Paket Pil KB Baru?

Anda akan memulai setiap paket pil KB baru pada hari yang sama dengan minggu pertama kali Anda memulainya. Jika Anda menggunakan paket pil 21 hari, mulailah paket pil baru tujuh hari setelah Anda menyelesaikan paket pil lama. Jika Anda menggunakan paket pil 28 hari, mulailah paket baru setelah mengambil pil terakhir dalam paket lama.

Memulai paket baru sebaiknya juga disesuaikan apakah Anda mendapatkan menstruasi atau tidak.

  • Bagaimana Jika Lupa Meminum Pil KB?

Jika Anda lupa meminumnya, minumlah segera setelah Anda mengingatnya. Jika Anda tidak ingat sampai hari berikutnya, silahkan minum dua pil hari itu. Jika Anda lupa minum pil selama dua hari, minum dua pil pada hari yang Anda ingat dan dua pil pada hari berikutnya. Setelah itu, Anda bisa meminumnya kembali sesuai jadwal.

Setiap kali lupa minum pil, Anda harus menggunakan alat kontrasepsi lain sampai Anda menyelesaikan paket pil. Ketika Anda lupa minum pil, Anda meningkatkan kemungkinan melepaskan sel telur dari indung telur. Jika Anda melewatkan menstruasi dan lupa minum satu pil aktif atau lebih, lakukan tes kehamilan. Jika Anda melewatkan dua periode walaupun Anda telah meminum semua pil sesuai jadwal, Anda harus menjalani tes kehamilan.

  • Minum Obat Lain Sambil Meminum Pil KB, Bolehkah?

Beberapa obat seperti antibiotik dan obat antikejang dapat mengurangi efektivitas pil KB. Beri tahu dokter tentang semua obat medis dan herbal yang sedang digunakan.

Bisakah Anda Hamil Meski Sudah Meminum Pil KB?

Tidak ada cara mencegah kehamilan yang 100% efektif, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan kehamilan masih ada. Namun, jika alat atau metode kontrasepsi digunakan dengan benar, hal itu sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Sebagai contoh, pil KB lebih dari 99% efektif mencegah kehamilan bila dikonsumsi dengan benar. Sementara untuk alat kontrasepsi, penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang cara kerjanya dan cara menggunakannya dengan benar.

 

  1. Anonim. What are the benefits and risks of taking birth control pills?. https://www.drugs.com/article/birthcontrolpill-risks-benefits.html. (Diakses pada 12 Februari 2020).
  2. Anonim. Birth Control Pills. https://www.webmd.com/sex/birth-control/birth-control-pills#1. (Diakses pada 12 Februari 2020).
  3. Anonim. Birth control pill FAQ: Benefits, risks and choices. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/birth-control/in-depth/birth-control-pill/art-20045136. (Diakses pada 12 Februari 2020).
  4. Anonim. How safe is the birth control pill?. https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/birth-control-pill/how-safe-is-the-birth-control-pill. (Diakses pada 12 Februari 2020).
  5. Gotter, Ana. 2018. What Are the Side Effects of Birth Control Pills?. https://www.healthline.com/health/birth-control-side-effects#takeaway. (Diakses pada 12 Februari 2020).
  6. Smith, Lori, BSN, MSN, CRNP. 2018. 10 most common birth control pill side effects. https://www.medicalnewstoday.com/articles/290196.php#risks. (Diakses pada 12 Februari 2020).
  7. Stöppler, Melissa Conrad, MD. 15 Birth Control Options (Types and Side Effects). https://www.medicinenet.com/birth_control_methods/article.htm. (Diakses pada 12 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi